Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Wednesday, August 17, 2016

Panduan Lengkap Cara Gampang Menanam Bayam Yang Baik

Cara menanam bayam yang baik ibarat aneka macam yang mencarinya, lantaran sayuran bayam ini sudah sangat erat dengan sekali dengan masyarakat di indonesia. Bayam yaitu salah satu sayuran yang kaya akan protein nabati, sering sekali dijadikan sayur, sebagai perhiasan sajian masakan khas masyarakat indonesia. Adapun cara menanam bayam sangatlah mudah, bahkan sanggup anda lakukan sendiri meskipun anda bukan seorang petani. anda sanggup menanam sayuran jenis ini di dipekarangan atau sekitar rumah anda untuk konsumsi sendiri atau budidaya bayam untuk menambah penghasilan anda tentunya.


Untuk sanggup mengetahui budidaya dan cara menanam bayam yang baik ada beberapa tahapan berikut ini

Menanam Bayam yang Baik

Syarat PertumbuhanTanaman bayam paling cocok kalau ditanam di kawasan dataran dengan curah hujan yang juga cukup tinggi hingga mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun. Selain itu, tumbuhan bayam juga membutuhkan sinar matahari penuh, sehingga kalau tempat tumbuhnya ternaungi, maka pertumbuhannya tidak akan sanggup maksimal. Namun demikian, untuk tumbuhan bayam yang pertumbuhannya sudah cukup tinggi, tornado sanggup menjadi musuh utamanya lantaran sanggup merobohkan tanaman. Suhu yang ideal untuk tumbuh kembangnya tumbuhan ini berkisar antara 16o – 20o Celcius, dengan kelembaban udara antara 40 – 60%.
Tanaman bayam akan tumbuh dengan baik kalau ditanam di tanah yang gembur dan subur, dan kandungan haranya terpenuhi. Bayam tergolong peka terhadap pH tanah. Jika pH tanah di atas 7 (alkalis), daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning – kuningan (klorosis) dalam pertumbuhannya. Sebaliknya, kalau pH di bawah 6 (asam), bayam tidak akan tumbuh tepat akhir kekurangan beberapa unsur. Karena itu pH tanah yang ideal bagi tumbuhan bayam antara 6 – 7.
Bayam juga sangat membutuhkan air yang cukup dalam pertumbuhannya. Jika hingga kekurangan air, maka pertumbuhannya akan terganggu. Untuk itu, tanamlah bayam pada selesai animo kemarau atau di awal animo hujan.

Pembibitan/PembenihanBenih tumbuhan bayam harus berasal dari induk yang sehat, mempunyai kemurnian benih dengan daya berkecambah mencapai 80%, dengan tujuan biar dalam pertumbuhannya nanti mempunyai ketahanan terhadap hama dan penyakit. Untuk lahan seluas 1 hektar, benih yang dibutuhkan berkisar antara 5 – 10 kg, atau 0,5 – 1,0 gram per m2 luas lahan.
Untuk proses pembibitan dilakukan beberapa proses, ibarat :
a. Pilihlah tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya untuk lahan pembibitan, biar terbebas dari hama dan penyakit tanaman. Lahan pembibitan harus diberi atap, sanggup dibentuk dari plastik atau atap jerami padi. Benih bayam selanjutnya disebar secara merata atau disebar berbaris – baris pada lahan persemaian sebelum ditutup dengan selapis tanah tipis.
b. Lakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati selama pemeliharaan benih / bibit. Jika diperlukan, gunakan pupuk kandang untuk menjaga kesuburan tanah. Jika dalam pertumbuhannya ada bibit yang terjangkit hama/penyakit, semprotlah dengan pestisida takaran rendah.
c. Ketika bibit berumur 7 – 14 hari, pindahkan bibit-bibit tersebut ke dalam pot-pot yang terbuat dari kantong plastik atau daun pisang yang sebelumnya diisi dengan media tanam berupa adonan tanah dan pupuk organik halus (1:1). Siram dengan teratur bibit dalam pot sesudah berumur 7 – 14 hari, hingga siap untuk dipindahkan ke lahan tanam.
Pengolahan Media Tanam
Pembuatan media tanam dilakukan dengan mencangkul/membajak tanah sedalam 30 – 40 cm. Seluruh sisa tumbuhan serta gulma disingkirkan, dan tanah diratakan. Biarkan lahan tersebut selama beberapa hari biar tanah benar-benar matang.
Proses selanjutnya dari Pengolahan Media tanam yaitu :
a. Membuat bedengan dengan lebar antara 120 – 160 cm, tergantung populasi tumbuhan yang nantinya akan ditanam. Buat juga parit antar bedengan selebar 20 – 30 cm, dengan kedalaman 30 cm untuk drainase. Di atas bedengan itulah lubang – lubang tanam dibentuk dengan jarak antar barisan 60-80 cm, dan jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50 cm.
b. Jika pH tanah terlalu rendah, lakukanlah pengapuran dengan menggunakan kapur pertanian ibarat Calcit maupun Dolomit. Untuk tipe tanah pasir dan pasir berlempung, diharapkan ± 988 kg kapur pertanian / ha.Sedang kebutuhan kapur pertanian untuk tanah lempung berpasir dan liat berlempung sekitar 1.730 – 4.493 kg / hektar.
Sebaliknya, kalau ingin menurunkan pH tanah, gunakan tepung Belerang (S) atau Gipsum sebanyak 6 ton / hektar. Pemberian tepung sulfur dilakukan dengan cara menyebarkannya secara merata dan dicampur tanah sekitar sebulan sebelum tanam.
c. Sekitar 1 – 2 ahad sebelum tanam, berikan pupuk kandang yang telah masak dengan cara menyebarkannya secara merata di atas bedengan, kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Pemupukan diberikan per lubanng tanam dengan cara memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Untuk setiap lubang tanam dibutuhkan sekitar 1-2 kg pupuk kandang, sehingga untuk setiap hektar diharapkan pupuk kandang sekitar 10 ton.
Agar hasil produksi mempunyai kualitas yang baik maka, ketika penanaman sebaiknya diberi mulsa atau dipasang palstik perak-hitam. Penggunaan plastik ini bertujuan untuk mengurangi serangan hama dan penyakit, termasuk juga gangguan gulma.

Teknik PenanamanTanaman bayam sanggup pribadi di tanam di lahan tanpa melalui proses penyemaian. Namun hasil yang diperoleh akan lebih baik kalau melalui proses penyemaian lantaran benih yang ditanam terlebih dahulu diseleksi kualitasnya. Untuk penanaman yang tanpa penyemaian, biji bayam yang disebarkan pribadi di atas bedengan, terlebih dahulu dicampur abu. Penyebarannya dilakukan berdasarkan barisan dengan arah membujur. Benih yang telah disebar selanjutnya ditutup tanah halus dan disiram hingga basah. Waktu terbaik untuk melaksanakan penanaman yaitu awal animo hujan.
Jarak tanam berkisar antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm, atau diubahsuaikan dengan tingkat kesuburan tanah serta varietas bayam. Untuk setiap 1 hektar lahan, populasi tumbuhan berkisar antara 30.000 – 60.000 tanaman.
Pemeliharaan TanamanUntuk budidaya bayam yang penanamannya dilakukan dengan pribadi menyebar benih, pertumbuhannya seringkali tidak merata, diantaranya ada yang tumbuh mengelompok sehingga menghambat pertumbuhan. Karena itu, harus dilakukan penjarangan yang juga sekaligus panen pertama. Untuk tumbuhan bayam yang dihasilkan dari persemaian, adakalanya beberapa diantara tumbuhan yang ada mati atau terjangkit penyakit, sehingga harus dilakukan penyulaman dengan mengganti tumbuhan tersebut dengan tumbuhan yang baru.
a. Lakukan penyiangan kalau muncul gulma tumbuhan utamanya Gelang (Portulaca oleracea), lantaran gulma gelang sanggup menurunkan produksi bayam hingga dengan 30 – 65%. Ketika melaksanakan penyiangan, lakukan pula penggemburan tanah secara bersamaan, dengan menggunakan cangkul kecil atau sabit.
b. Karena bayam mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap air, maka penyiraman harus menerima perhatian. Pada awal pertumbuhan lakukanlah penyiraman secara intensif sebanyak 1 -2 kali sehari, utamanya di animo kemarau. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, dengan menggunakan alat bantu gembor biar air yang disiramankan sanggup merata.
c. Jika tumbuhan terjangkit hama, ibarat ulat grayak, tungau dan kutu daun, semprotkan pestisida yang mengandung margosin dan glikosdida flafonoid. Sedang untuk mengendalikan penyakit, sanggup dipakai obat-obatan yang mengandung unsur bunga Camomil (Chamaemelum spp). Cara penggunaannya, campurkan pestisida dan obat-obatan sebanyak 60 cc untuk setiap 1 liter air, kemudian semprotkan ke tumbuhan yang terjangkit hama pada daun dan batangnya dengan rasio 1 ahad 1 kali.
Panen dan Pasca PanenTanaman bayam siap untuk dipanen pada umur 25 – 35 hari sesudah tanam. Ketika itu, tinggi tumbuhan antara 15 – 20 cm dan masih belum berbunga. Saat panen yang paling baik yaitu pada pagi atau sore hari, yakni di ketika suhu udara tidak terlalu tinggi. Setelah panen pertama, dilanjutkan dengan panen berikutnya setiap 3-5 hari sekali. Jika umur tumbuhan sudah hingga 35 hari, maka seluruh tumbuhan bayam harus dipanen secara keseluruhan, lantaran kalau melampaui umur tersebut, kualitas bayam akan menurun lantaran daun-daunnya menjadi kasar. Untuk setiap hektar lahan, hasil panen bayam sanggup mencapai 22.630 kg.
Bayam yang telah dipanen, harus diletakkan di tempat yang teduh atau tidak terkena sinar matahari langsung, biar daunnya tidak layu. Setelah itu dilakukan penyortiran untuk memisahkan bayam yang amis atau rusak dengan bayam yang baik dan segar. Penggolongan terhadap bayam juga dilakukan berdasarkan besar kecilnya daun. Selesai penyortiran atau bersamaan dengan penyortiran, bayam diikat sesuai dengan kebutuhan pemasaran.
Bayam yang tidak pribadi dipasarkan sanggup disimpan selama 12 jam pada tempat terbuka, dan proses penyimpanan sanggup diperpanjang hingga 12 – 14 hari pada suhu cuek mendekati 0o Celcius.

Demikianlah ulasan perihal cara menanam bayam , dari keterangan di atas mohon koreksi sesudah mempraktekannya, dan mohon saran biar sempurnanya,,,

Terimakasih... 

Previous
Next Post »

Post a Comment