Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Thursday, November 15, 2018

Dongeng Fabel Jerapah Dan Kelinci

Scud Story yaitu Portal Edukasi yang memuat artikel perihal Cerita Dongeng  Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci
Scud Story yaitu Portal Edukasi yang memuat artikel perihal Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Zaman dahulu, di sebuah hutan yang dipenuhi pohon besar nan subur menghijau tinggallah para binatang dengan aneka macam jenis, mulai dari kupu-kupu, lebah, penyu, burung gagak, kura-kura, gajah, kancil, jerapah, singa, harimau, elang, bangau, kelinci hingga semut. Suatu hari, Singa sedang sakit tetapi tak satu pun binatang yang sanggup memberikannya obat, dan hanya buah apel pelangi yang sanggup menyembuhkannya. Tetapi dengan ketinggian bukit yang sangat curam, Si Srigala yang merupakan Tabib di hutan itu tidak sanggup mengambilnya. Karena semua binatang yang dimintai tolong semuanya tidak ada yang berani mengambil, karenanya Sang Singa itu mengadakan sayembara. Sayembaranya yaitu “Bagi binatang yang sanggup mengambil buah apel pelangi yang sanggup menyembuhkan dirinya yang sedang sakit, dan sanggup mengambilnya dengan sempurna waktu di atas bukit di hutan tersebut. Singa akan memperlihatkan mahkota pangeran sebagai pendamping Raja Hutan dan dua peti emas”.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mendengar sayembara dengan hadiah yang cukup besar itu, para penghuni hutan yang tadinya takut dan tidak berani mengambil buah di lereng curam itu karenanya menjadi sangat tertarik dan ingin mengikuti sayembara yang diberikan Singa. Tetapi dengan ketinggian bukit itu yang sangat curam, jarang ada binatang yang sanggup melewatinya. Sayembara itu menciptakan hutan menjadi ramai dengan para binatang yang membicarakannya. “Hai teman-teman, Apakah kalian juga akan mengikuti sayembara dari raja hutan baginda Singa itu?”, tanya seekor Jerapah. “Iya, saya niscaya akan mengikuti sayembara itu, alasannya yaitu saya ingin menjadi pangeran hutan dan kaya raya.”, jawab seekor Badak. “Bukan hanya kamu, saya pun ingin menjadi pangeran di hutan ini.” Kata seekor Keledai. “Kalau saya juga ingin mendapat sekarung emas.” Kata kancil juga. “Kalau hadiahnya sebesar itu, saya juga akan mengikuti sayembara itu, kau sendiri bagaimana Jerapah?” tanya Kelinci pada Jerapah. “Itu sudah pasti, saya kan binatang yang paling berpengaruh dan punya jangkauan paling tinggi di hutan ini, niscaya dengan gampang buah itu akan saya dapatkan dan saya sudah niscaya yang akan menjadi pangeran hutan ini.” Jerapah menjawab dengan sombongnya. “Hei, kau jangan merasa paling sanggup dulu Jerapah, kita kan belum bertanding.” Kata Gajah. “Belum bertanding saja saya sudah tau niscaya kalian tidak akan berpengaruh mendaki bukit itu.” Ketus Jerapah sambil mengibaskan kepalanya. “Jerapah, kau dihentikan sombong dengan kekuatanmu, dan untuk teman-teman yang lain. bertandinglah untuk menyelamatkan sang raja, bukan hanya untuk mendapat hadiah.”, terang kelinci dengan sopan. “Iya kelinci, intinya saya ingin menyelamatkan raja.” Kata kura-kura. “Ah Sudahlah! Aku malas berbicara dengan kalian. Aku ingin pulang saja, dan saya ingin beristirahat agar besok saya akan memenangkan sayembara itu.” kata Jerapah kesal. Mendengarkan pernyataan ketus Jerapah, hewan-hewan lainnya pun menjadi kesal akan perilaku Jerapah yang sangat arogan dan sombong itu. Dan mereka pun beranjak pulang untuk menyiapkan diri mengikuti sayembara besok.

Keesokkan harinya, Raja Hutan Baginda Singa menyatakan untuk memulai sayembara bagi warga hutan. “Bagi para penduduk hutan yang ingin mengikuti sayembara, segera maju ke depan. Karena sayembara akan segera dimulai.” Suara raja hutan Singa dari atas podium di depan Istana. Mendengar pernyataan itu, para binatang yang akan mengikuti sayembara segera berlari mendekati Singa yang tampak lemah alasannya yaitu sakitnya. Dengan berbekal semangat dan kekuatan, para binatang dengan percaya dirinya mengikuti sayembara. Para binatang pun sudah berkumpul di depan istana, raja Singa pun memperlihatkan pengarahan kepada para binatang. “Peraturannya yaitu bahwa para binatang harus memetik apel pelangi yang berada di atas bukit dan segera membawanya turun ke dalam istana, kemudian memberikannya padaku.” Jelas raja Singa. “Pasti saya yang akan memenangkan sayembara ini, saya lebih berpengaruh dan tangguh daripada kalian semua. Hai, kura-kura! Sebaiknya kau tidak usah mengikuti sayembara ini, kau terlalu lemah sudah niscaya kau kalah.” kata Jerapah mengejek kura-kura yang berada di sampingnya ketika itu. “Kamu sombong sekali Jerapah, semua binatang berhak mengikuti sayembara ini.” kata kura-kura. “Iya itu benar, semua binatang berhak mengikuti ini, dan yang terpenting kami sudah melaksanakan pemanasan.” Kata Kelinci. “Terserah kalian sajalah! Kamu juga kelinci, kau niscaya akan saya kalahkan, meski saya tidak melaksanakan pemanasan ibarat kalian, tapi saya sudah niscaya menang.” Kata Jerapah dengan sombongnya. Mereka saling bicara hingga menciptakan gaduh. Tiba-tiba sang Raja Singa menyampaikan bahwa sayembara akan segera dimulai. “Perhatian untuk semaunya, harap tenang.... Saya berpesan berhati-hatilah dalam mendaki bukit, dan Apakah kalian sudah siap?” . tanya Raja Singa. “Kami sudah siap Baginda!!” teriak para binatang yang mengikuti sayembara serentak.

“Guungggggggg…!!!!".  Raja baginda Singa memukul Bende/Gong sebagai tanda sayembara telah dimulai. Semua binatang yang mengikuti sayembara pun berlarian berdasarkan rutenya masing-masing, mereka berlari sekencang mungkin saling berlomba untuk lebih dahulu mencapai puncak bukit. Dan ketika setengah perjalanan menuju atas bukit banyak binatang yang kelelahan dan karenanya mengalah dan terkulai lemas dengan nafas yang tersengal-sengal. Si Keledai malah hingga nyungsep alasannya yaitu saking capeknya. Sementara Gajah terduduk di bawah pohon sambil menjulur-julurkan belalainya dan mengibaskan telinganya untuk kipasan. Bahkan si Kambing dan Serigala sudah balik arah sebelum hingga mendekati bukit. Kini penerima yang masih bertahan tinggal menyisakan dua ekor binatang yaitu, Jerapah dan Kelinci. Awalnya Jerapah memimpin di depan, tetapi ketika hampir hingga di atas bukit, tiba-tiba saja kaki Jerapah mengalami kejang-dan keram, ia pun tidak sanggup melanjutkan perjalanannya mengambil buah apel pelangi, karenanya ia berhenti di bawah pohon yang teduh sambil meringis kesakitan memegangi kakinya. Kelinci yang awalnya berada di belakang Jerapah, kini ia sudah hingga di atas bukit dan segera memetik beberapa buah apel tersebut untuk diberikan pada raja hutan Baginda Singa.

Ketika ia hendak turun untuk kembali ke istana, ia melihat Jerapah yang sedang merintih kesakitan sambil berguling-guling ibarat anak kecil yang minta mainan. “Jerapah, Kakimu kenapa, mengapa kau terlentang begitu?” Tanya kelinci sambil melihat kaki jerapah yang kaku mengacung ke atas. “Kakiku sakit sekali...!!! kakiku kejang, mungkin alasannya yaitu saya belum melaksanakan pemanasan ibarat kau sebelum bertanding tadi, saya sangat sulit untuk berjalan sendiri, tolong saya kelinci!!!.” Pinta Jerapah. “Baiklah Jerapah, saya akan membantumu menuruni bukit ini, dan kita harus segera memperlihatkan buah apel ini kepada Paduka raja Singa.” Kata Kelinci sambil membantu jerapah untuk berdiri. “Maafkan saya ya kelinci, selama ini saya sudah bersikap jelek kepada kau dan teman-teman yang lain.” Kata Jerapah sambil menampakkan raut meratapi perbuatannya yang lalu. “Kita harus selalu bersikap baik dengan semua orang sekalipun ia sudah berbuat jahat kepada kita. Mari... kita harus segera turun ke istana.” Ucap kelinci. “Kamu bergitu mulia hatinya. saya sangat menyesal dengan telah berbuat yang tidak baik padamu”. Kata Jerapah sambil beranjak menuruni bukit.

Tidak beberapa usang kemudian Jerapah dan kelinci hingga di depan istana, kelinci yang membawa buah apel pelangi eksklusif memberikannya kepada Singa di dalam istana. Dengan disaksikan oleh banyak binatang lain, Baginda Singa pun segera memakan buah itu dan seketika ia pun sembuh dari sakitnya. Para binatang pun bersorak besar hati dan mengucapkan selamat untuk Kelinci alasannya yaitu ia sudah berhasil menyembuhkan sang Raja. Raja Singa memenuhi janjinya, ia memperlihatkan mahkota pangeran dan dua peti emas kepada Kelinci. “Kelinci, Aku sangat berterima kasih kepadamu, kau sudah berhasil menyembuhkanku dengan buah yang kau bawa. Sekali lagi, Terima Kasih Banyak.” Kata Raja Singa. “Iya Raja, saya sangat senang sanggup membantu paduka. Dan terima kasih banyak atas hadiah yang paduka berikan ini.” Kata Kelinci dengan sopan.

Tiba-tiba Jerapah menghampiri Kelinci. “Kelinci, Sekali lagi terima Kasih ya, alasannya yaitu tadi kau sudah menolongku, dan selamat kau sudah menjadi Pangeran di Hutan ini. Selamat ya teman, kau masih tetap mau menjadi temanku kan?” Kata Jerapah sambil tersenyum dan berharap. Semua pun kaget dengan perilaku Jerapah yang lembut , alasannya yaitu selama ini ia bersikap jelek kepada semua hewan. “Iya Jerapah, saya senang sanggup membantumu dan sanggup membuatmu berubah perilaku menjadi baik. Iya, kau tetap akan menjadi temanku untuk selamanya.” Kata Kelinci sambil tersenyum. Hewan-hewan yang lain pun ikut terharu dan senang dengan bencana yang gres saja dialaminya. Jerapah pun menjadi binatang yang baik hati, suka membantu binatang lain yang kesusahan dan tidak sombong lagi. Sementara Kelinci menjadi pangeran hutan yang selalu baik dan membantu warga hutan dan teman-temannya. Mereka pun hidup rukun tenang sentausa dalam kebersamaan di Hutan itu.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci adalah : Janganlah kita merasa paling berakal dan sombong kepada orang lain. Orang yang sombong dan merasa paling pandai dan serba sanggup suatu ketika niscaya membutuhkan pertolongan orang lain, bahkan bukan mustahil pertolongan itu tiba dari orang yang kita musuhi dan dianggap kurang berakal dan lemah.
Scud Story memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan kisah dan dongeng, mencakup unsur Intrinsik yaitu mencakup Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Previous
Next Post »

Post a Comment