Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Thursday, November 15, 2018

Sahabat Pak Kancil

Scud Story yakni Portal Edukasi yang memuat artikel perihal Cerita Dongeng  Sahabat Pak Kancil
Scud Story yakni Portal Edukasi yang memuat artikel perihal Cerita Dongeng Fabel Sahabat Pak Kancil, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah keluarga Pak kancil. Dia tinggal di sebuah lembah dengan Istri dan anak-anaknya yang berjumlah tiga ekor. Rumput yang hijau menghiasi sekitar kawasan tinggalnya. Tidak ada seekor hewan pun yang menganggap Pak Kancil sombong, bahkan aneka macam hewan yang memanggil Pak Kancil sebagai teman terbaik mereka. Pak Kancil sangat senang karenanya.

Pada suatu hari yang cerah, beliau ingin mencari makanan untuk istri dan ketiga anaknya. Dia bangun pagi sekali dan berjalan dengan riang di hutan, tapi tiba-tiba sebuah ranting besar jatuh menimpanya dan melukai sebelah kaki belakangnya. Lukanya tidak parah, tapi ada satu alasan yang membuatnya khawatir. Besok bila para penduduk desa tiba ke hutan untuk berburu dengan membawa anjing pemburu, untuk sanggup melepaskan diri dari mereka ia harus waspada dan harus sanggup berlari. Dia berjalan tertatih-tatih beberapa langkah dan kemudian terduduk, ia menggaruk kepalanya, Sesuatu niscaya ada yang salah, pikirnya. "Kenapa?" tanyanya sambil menggoyangkan telinganya, "Kenapa saya harus lari setiap kali bertemu anjing pemburu? Benar-benar menggelikan!" Dia menunjuk dirinya sendiri dan berkata lagi, "Dan saya akan melaksanakan sesuatu untuk itu!"

Dia bangun dan berusaha berjalan, dengan terpincang-pincang alhasil hingga juga ke sebuah lapangan rumput kawasan sahabatnya Pak Kuda berada. "Selamat pagi, Pak Kuda kawanku!" katanya. "Aku sedang dalam kesulitan. Besok, kau pun tahu, yakni hari berburu. Dengan kakiku yang terluka ini, saya kesulitan melarikan diri dari kejaran anjing pemburu. Bolehkah saya naik ke punggungmu esok hari?" "Kamu tentu tahu saya akan mengijinkannya," kata Pak Kuda. "Tetapi besok saya harus kerja seharian dengan majikanku. Tapi tentunya hal itu tidak menciptakan orang baik sepertimu khawatir. Kamu niscaya akan sanggup banyak pertolongan. Aku yakin sekali!"

Pak Kancil berterimakasih padanya kemudian pergi ke kawasan lainnya. Kakinya sakit sekali, dan beliau lega dikala alhasil bertemu dengan Pak Kerbau. Tanpa beristirahat dulu, dengan segera ia menceritakan kisahnya. "Dengan tandukmu yang tajam itu, kau niscaya sanggup menghadang sekumpulan anjing pemburu, bahkan menakuti para pemburunya sekalian," katanya. "Ya, tentu saja saya sanggup melakukannya dengan mudah!" jawab Pak Kerbau. "Sayangnya, saya telah berjanji pada kawanku, saya akan mengunjungi keluarganya besok." "Aku mengerti," jawab Pak Kancil cepat. "Sudahlah, jangan dipikirkan." "Aku lihat kawanmu si Kambing gunung beberapa hari yang lalu," saran Pak Kerbau. "Dia mungkin dengan senang mau menolongmu."

Akhirnya pak Kancil berusaha mencari pak Kambing. Butuh waktu yang usang untuk menemukan Pak Kambing, tapi alhasil Pak Kelinci berhasil menemukannya kemudian mengulang lagi kisahnya. "Kamu tentu tahu bagaimana perasaanku terhadapmu," kata Pak Kambing. "Semua akan saya lakukan untuk orang baik sepertimu. Tetapi sejujurnya, saya sedang merasa tidak lezat tubuh sehingga tidak sanggup berbuat apa-apa. Aku sendiri tidak tahu kenapa." Dia berkata sambil mengelengkan kepalanya yang besar berbulu. "Mungkin alasannya yakni sesuatu yang kumakan tadi pagi."

Sampai sore hari menjelang senja, Pak Kancil sudah mengunjungi Pak Keledai, mitra lamanya Pak Lembu, dan bahkan beliau bertemu Pak Beruang yang dahulu nyawanya pernah diselamatkannya. Semuanya berkata ingin menolongnya, tetapi sepertinya mereka sedang sangat sibuk lebih dari biasanya. Pak Kancil berjalan tertatih-tatih ke rumahnya. Ketika malam tiba beliau duduk di ruang tengah rumahnya, istri dan anak-anaknya yang berkumpul disekelilingnya hanya membisu memandang Pak Kancil. Hari itu Pak Kancil menerima pelajaran berharga dan sekaligus pengalaman pahit, dan ia ingin memberikan pada seluruh keluarganya. "Jika kalian ingin tahu sobat macam apa yang kalian punya," Pak Kancil berkata pada istri dan anak-anaknya. "Cobalah meminta sumbangan dari mereka. Maka kalian akan tahu jawabannya."

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Sahabat Pak Kancil adalah : Carilah mitra yang sejati, mitra yang sanggup dipercaya dan peduli apapun keadaan kita. Kadang ada mitra yang sangat erat dengan kita dikala kita dalam keadaan serba ada, namun dikala kita dalam keadaan susah mereka pelan-pelan meninggalkan kita. Teman sejati akan selalu ada dan siap membantu kesusahan sahabatnya, dalam suka maupun duka.

Scud Story memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan dongeng dan dongeng, mencakup unsur Intrinsik yaitu mencakup Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Previous
Next Post »

Post a Comment