Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Saturday, May 11, 2013

Malam Midodareni; Prosesi Menjelang Janji Nikah


Menurut pernikahan etika jawa, Midodareni yaitu sebuah prosesi menjelang program panggih dan kesepakatan nikah. Midodareni sendiri berasal dari kata widodari yang dalam bahasa Jawa bermakna bidadari. Mitos yang berkembang di kalangan masyarakat jawa sendiri kenapa diadakannya program prosesi Midodareni yaitu alasannya yaitu konon pada malam itu para bidadari dari khayangan turun ke bumi dan bertandang ke rumah calon mempelai perempuan guna ikut mempercantik dan menyempurnakan calon pengantin wanita.
Urut-urutan dari program malam midodareni sendiri yaitu sebagai berikut:

Jonggolan / Nyantri
Jonggolan / Nyantri yaitu sowannya calon mempelai laki-laki ke rumah calon mempelai perempuan untuk beremu dengan orang bau tanah dari calon mempelai perempuan yang kelak akan menjadi mertuanya. Jonggolan sendiri berasal dari kata njonggol yang berarti menampakan diri. Mendapakan diri ini untuk memperlihatkan kepada calon mertuanya bahwa hingga ketika menjelang detik-detik ijab kabul calon mempelai laki-laki dalam keadaan sehat wal afiat dan telah memiliki kemantapan hati untuk menikahi putrinya.

Pada program jonggolan ini calon mempelai laki-laki tidak tiba beserta orang tuanya melainkan hanya didampingi oleh wakil dari keluarganya yang telah ditunjuk oleh keluarganya. Dalam jonggolan ini calon mempelai laki-laki tiba dengan membawa sebuah bingkisan yang berisi segala keperluan sehari-hari calon mempelai perempuan yang di sebut dengan seserahan. Yang unik dari seserahan ini yaitu segala yang diberikan kepada calon istrinya semuanya berjumlah ganjil. Dan uniknya lagi pada ketika program jonggolan ini sang calon mempelai laki-laki yang tiba ke rumah calon mempelai wanitanya hanya diperbolehkan hingga di beranda rumahnya dan diberi jamuan hanya berupa segelas air putih saja tanpa diperbolehkan sma sekali untu bertemu calon istrinya.

Tantingan
Setelah calon pengantin laki-laki tiba memperlihatkan kemantapan hatinya dan diterima niatnya oleh keluarga calon pengantin perempuan saatnya calon pengantin perempuan (sekali lagi) ditanya oleh kedua orang tuanya wacana kemantapan hatinya. Pada malam midodareni calon pengantin perempuan hanya diperbolehkan berada di dalam kamar pengantin. Dan yang sanggup melihat hanya saudara dan tamu yang perempuan saja. Para Gadis dan Ibu-ibu.Kedua orangtua mendatangi calon pengantin perempuan di dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin perempuan akan menyatakan nrimo menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua.

Pembacaan dan Penyerahan Catur Wedha
Pembacaan catur wedha yaitu pembacaan empat wejangan untuk mengarungi rumah tangga yang di bacakan oleh ayah dan ibu mempelai perempuan kepada calon mempelai pria.

Wilujengan Majemukan
Setelah program Pembacaan Catur Wedha final maka lalu program midodareni pun ditutup dengan program Wilujengan Majemukan yaitu program bertemunya kedua orang bau tanah calon pengantin yang bermakna kerelaan keduanya untuk saling berbesanan. Dan barulah lalu menjelang kepulangan calon mempelai laki-laki beserta keluarganya sang ibu dari calon mempelai perempuan ini menyerahkan angsul-angsul atau buah tangan berupa masakan untuk dibawa pulang kepada keluarga calon mempelai pria. Dan untuk mempelai prianya sendiri orang bau tanah ini memperlihatkan :

• Kancing gelung
Kancing Gelung yaitu sebutan untuk seperangkat pakaian yang harus dikenakan pada upacara panggih nanti

• Sebuah pusaka berbentuk dhuwung atau keris
Pusaka ini sendiri diserahkan kepada calon mempelai laki-laki biar kelak ketika mereka telah resmi menjadi suami istri bisa untuk melindungi keluarga dan rumah tangganya.

Begitulah proses Malam Midodareni…

Previous
Next Post »

Post a Comment