Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Tuesday, July 9, 2013

Megibung; Tradisi Unik Di Kampung Islam Kepaon Era Ramadhan

Kampung Islam Kepaon, Bali punya tradisi unik kala bulan berkat yaitu tradisi megibung. Megibung sendiri secara harafiah berasal dari bahasa Bali yang berarti makan bahu-membahu dalam satu wadah atau tempat. Dan memang tradisi megibung yakni semacam syukuran dari penduduk Kampung Islam Kepaon di bulan Ramadhan alasannya yakni penduduk setempat berhasil menuntaskan atau menamatkan pembacaan Al-Qur’an 30 juzz. 

Sebenarnya sama dengan kampung-kampung lain yang penduduknya dominan beragama Islam setiap Ramadhan datang maka di masjid dan surau selalu diadakan program tadarus Al-Qur’an yang dilaksanakan sehabis sholat tarawih. Dan memang begitu pula yang terjadi di desa Kepaon ini. Yang membedakan Kampung Kepaon dengan desa-desa lain yakni adanya syukuran yang berjulukan megibung setiap kali mereka menuntaskan 30 juzz Al-Qur’an. Dan alasannya yakni program tadarus ini melibatkan banyak orang maka hanya dalam waktu 7 - 10 hari mereka sanggup menamatkan Al-Qur’an. Oleh alasannya yakni itu selama Ramadhan paling tidak antara 3 hingga 4 kali pula mereka melakukan program megibung.

Tradisi megibung sendiri biasanya dilaksanakan sehabis buka puasa. Tradisi ini diawali dengan buka bersama di masjid atau surau daerah tradisi megibung dilaksanakan yang kemudian dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah. Nah, sehabis simpulan sholat magrib inilah kemudian para jemaah dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengelilingi sebuah baki atau nampan yang berisi nasi tumpeng beserta lauk pauknya ibarat ayam panggang yang telah dicincang halus, telur dadar yang dipotong kecil-kecil, sayur, dll.

Baru kemudian sehabis salah seorang pemuka agama kampung Kepaon simpulan membaca doa, para hadirin yang tadi diatur dalam beberapa kelompok dan melingkar mengelilingi baki tadi dipersilahkan untuk menyantap makanan yang ada di baki tersebut.

Di sinilah kemudian uniknya tradisi megibung ini yaitu mereka yang mengikuti program megibung menyantap makanan secara bahu-membahu dalam satu baki layaknya tradisi makan di Timur Tengah.

Dan yang lebih unik lagi, alasannya yakni makanan untuk megibung ini di sanggup dari hasil sukarela warga dan bertujuan untuk syukuran maka siapa pun dipersilahkan untuk ikut serta makan di sana meskipun itu bukan warga Kepaon dan bahkan berbeda agama sekalipun.

Previous
Next Post »

Post a Comment