Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Thursday, August 22, 2013

Tradisi Liwetan Orang Hamil Ketika Gerhana Bulan

Hampir di seluruh wilayah pulau Jawa, para ibu hamil dikala terjadi gerhana bulan akan melaksanakan sebuah ritual tradisi dengan kepercayaan bahwa jika si ibu hamil tidak melaksanakan tradisi ini dikala terjadi gerhana bulan maka bayi yang lahir akan cacat. Dan salah satu tradisi menyangkut gerhana bulan yang cukup unik terdapat di wilayah Mojokerto dan sekitarnya.

Tradisi unik ini oleh warga di Kabupaten mojokerto di sebut sebagai tradisi liwetan yakni sebuah tradisi yang dalam bahasa Indonesia sanggup diartikan sebagai tradisi menanak nasi, dan memang ibarat namanya, pada malam menjelang gerhana bulan si ibu hamil dengan di bantu tetangganya akan menyiapkan perlengkapan menanak nasi di halaman ibarat kompor, periuk, dan sebagainya. Disamping perlengkapan liwetan (menanak nasi) disiapkan juga perlengkapan lainnya ibarat ranjang ukuran kecil sebagai salah satu perlengkapan yang akan digunakan dalam prosesi nanti.

Ketika perlahan-lahan bulan mulai meredup yang diyakini oleh penduduk setempat alasannya bulan tersebut dimakan oleh makhluk jahat, maka prosesi ini pun dimulai dan di awali dengan menanak nasi yang dilakukan oleh ibu atau kerabat si wanita hamil. Kemudian begitu terjadi gerhana total maka si ibu hamil pun dengan diarahkan oleh tetua kampung disuruh menggigit kereweng (pecahan genteng), sambil tangannya terus mengelus perutnya. 

Kemudian prosesi pun dilanjutkan dengan menyelundup kolong daerah tidur yang telah di siapkan sebanyak tiga kali sambil dengan tetap mulutnya menggigit kereweng tadi. Bersamaan dengan itu, para bawah umur yang hadir oleh tetua kampung diminta untuk bergelantungan di pohon yang ada di halaman daerah diadakannya tradisi liwetan dengan makna filosofis bahwa dengan adanya anak yang bergelantungan di pohon itu dibutuhkan bayi yang dikandung nantinya akan lahir dengan tepat dan tanpa cacat.

Dan sebagai program epilog yaitu menyantap semua masakan yang di masak oleh ibu-ibu sepanjang prosesi upacara tadi berlangsung, sekaligus juga sebagai penanda bahwa prosesi liwetan ini berakhir..

Previous
Next Post »

Post a Comment