Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Tuesday, December 10, 2013

Upacara Cukur Rambut Gimbal Di Dataran Tinggi Dieng

Di Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) ada tradisi rutin tiap tahunnya yang sangat menarik yaitu upacara ruwatan cukur rambut gimbal pada anak-anak. Acara tahunan yang cukup populer di mancanegara ini berisikan sebuah upacara ruwatan sebelum bawah umur yang berambut gimbal itu dicukur. Menurut kepercayaan setempat diadakannya program ruwatan ini berkaitan dengan legenda Kyai Kolodete yang merupakan cikal bakal pendiri Kabupaten Wonosobo yang konon selalu mengadakan upacara ruwatan terlebih dahulu sebelum mencukur bawah umur yang berambut gimbal alasannya ialah konon bawah umur yang berambut gimbal dianggap sanggup membawa peristiwa alam di kemudian hari, tapi kalau diruwat bawah umur itu dipercaya sanggup mendatangkan rezeki. Disamping itu, kalau anak yang dicukur tidak melaksanakan ruwatan terlebih dahulu maka rambut yang akan tumbuh sesudah dicukur akan tetap gimbal dan lagi anak tersebut sanggup sakit-sakitan. 

Waktu upacara itu sendiri dilakukan menurut weton (hari kelahiran sang anak) sedangkan pelaksanaan upacara dihitung berasarkan neptu (nilai kelahiran anak yang akan diruwat) dengan persiapan khusus menyerupai kawasan upacara dan benda-benda sesaji. Sesaji yang biasanya disiapkan untuk upacara ini sendiri antara lain tumpeng, ingkung ayam (ayam besar utuh), gunting, mangkuk dan air berisi bunga setaman, beras, 2 buah uang, payung, tumpeng putih dengan dihiasi buah-buahan yang ditancapkan, jajanan pasar serta 15 jenis minuman, menyerupai kopi anggun dan pahit, teh anggun dan pahit, selasih, susu, jawawut dan seruan anak yang diruwat. Tempat upacaranya sendiri ialah di Goa Semar yang terletak diarea obyek wisata Telaga Warna. 

Acara ruwatan ini mula-mula dibuka dengan sambutan oleh salah satu pelaksana upacara. Kemudian sesudah sambutan-sambutan selesai maka prosesi upacara pun dimulai. Dengan diiringi bebunyian gamelan sang dukun mulai memandikan anak yang akan dicukur rambutnya. Air yang digunakan oleh sang dukun untuk memandikan anak yang akan dicukur ini sendiri diambil dari mata air yang dianggap bertuah di Dataran Tinggi Dieng. Kemudian sesudah dimandikan maka disiapkanlah sesaji-sesaji yang akan digunakan dalam prosesi upacara ruwatannya yakni tumpeng putih dengan dihiasi buah-buah yang ditancapkan, hal ini menggambarkan rambut gimbal. Tumpeng dianggap kepala sedangkan untaian buah-buahan sebagai rambut gimbalnya. Lalu ada ayam kampung yang telah digoreng (bakakak), jajanan pasar serta 15 jenis minuman, menyerupai kopi anggun dan pahit, teh anggun dan pahit, selasih, susu, jawawut, dan sebagainya.

Setelah segala sesaji untuk upacara telah lengkap semua maka sang dukun pun memanjatkan doa untuk kemudian mengasapi kepala sang anak yang akan dicukur dengan asap kemenyan yang telah didoakan tadi. Selanjutnya barulah sang dukun memotong rambut gimbal anak tersebut dengan sebelumnya memasukkan cincin yang dianggap magis ke tiap helai rambut gimbal kemudian mencukurnya satu-satu.

Rambut-rambut yang telah dipotong tadi kemudian dibungkus dengan kain putih dan kemudian dilarung ke Telaga Warna atau sungai yang ada di Dieng. 

Seiring dengan dilarungnya rambut gimbal ke sungai atau ke Telaga Warna dengan ini maka berakhirlah program prosesi upacara ruwatan cukur rambut gimbal ini.

Previous
Next Post »

Post a Comment