Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Saturday, January 25, 2014

Macam-Macam Tradisi Dan Budaya Di Lombok

Hingga ketika ini di Lombok terdapat aneka macam macam budaya kawasan yang sudah berkembang dalam masyarakat sehingga jikalau dikelola secara profesional akan sanggup menarik minat wisatawan untuk berkunjung di Lombok yang pada jadinya sanggup meningkatkan pendapatan masyarakat. Berbagai atraksi budaya kawasan ini antara lain:

Gendang Beleq
Disebut Gendang Beleq sebab salah satu alatnya yaitu gendang beleq (gendang besar). Orkestra ini terdiri atas dua buah gendang beleq yang disebut gendang mama (laki-laki) dan gendang nina(perempuan), berfungsi sebagai pembawa dinamika. Sebuah gendang kodeq (gendang kecil), dua buah reog sebagai pembawa melodi masing-masing reog mama, terdiri atas dua nada dan sebuah reog nina, sebuah perembak beleq yang berfungsi sebagai alat ritmis, delapan buah perembak kodeq. Perembak ini paling sedikit enam buah dan paling banyak sepuluh. Berfungsi sebagai alat ritmis, sebuah petuk sebagai alat ritmis, sebuah gong besar sebagai alat ritmis, sebuah gong penyentak, sebagai alat ritmis, sebuah gong oncer, sebagai alat ritmis, dan dua buah bendera maerah tau kuning yang disebut lelontek. Menurut cerita, gendang beleq ini dulu dimainkan kalau ada pesta-pesta kerajaan, sedang kalau ada perang berfungsi sebagai komandan perang, sedang copek sebagai prajuritnya. Kalau perlu datu (raja) ikut berperang, disini payung agung akan digunakan. Sekarang fungsi payung ini ditiru dalam upacara perakawinan. Gendang beleq sanggup dimainkan sambil berjalan atau duduk. Komposisi waktu berjalan memiliki hukum tertentu, berbeda dengan duduk yang tidak memiliki aturan. pada waktu dimainkan pembawa gendang beleq akan memainkannya sambil menari, demikian juga pembawa petuk, copek dan lelontok.

Bau Nyale
Bau Nyale yaitu sebuah insiden dan tradisi yang sangat melegenda dan memiliki nilai sakral tinggi bagi suku Sasak. Tradisi ini diawali oleh kisah seorang Putri Raja Tonjang Baru yang sangat anggun yang dipanggil dengan Putri Mandalika. Karena kecantikannya itu para Putra Raja, memperebutkan untuk meminangnya. Jika salah satu Putra raja ditolak pinangannya maka akan menyebabkan peperangan. Sang Putri mengambil keputusan pada tanggal 20 bulan kesepuluh untuk menceburkan diri ke maritim lepas. Dipercaya oleh masyarakat hingga kini bahwa Nyale yaitu jelmaan dari Putri Mandalika. Nyale yaitu homogen hewan maritim berkembang biak dengan bertelur, perkelaminan antara jantan dan betina. Upacara ini diadakan setahun sekali. Bagi masyarakat Sasak, Nyale dipergunakan untuk majemuk keperluan menyerupai santapan (Emping Nyale), ditaburkan ke sawah untuk kesuburan padi, lauk pauk, obat berpengaruh dan lainnya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Upacara Rebo Bontong
Upacara Rebo bontong dimaksudkan untuk menolak bala (bencana/penyakit), dilaksanakan setiap tahun sekali sempurna pada hari Rabu minggu terakhir bulan Safar. Menurut kepercayaan masyarakat Sasak bahwa pada hari Rebo Bontong yaitu merupakan puncak terjadi Bala (bencana/penyakit), sehingga hingga kini masih dipercaya untuk memulai suatu pekerjaan tidak diawali pada hari Rebo Bontong. Rebo Bontong ini mengandung arti Rebo dan Bontong yang berarti putus sehingga bila diberi awalan pe menjadi pemutus. Upacara Rebo Bontong ini hingga kini masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Pringgabaya.

Slober
Kesenian Slober yaitu salah satu jenis musik tradisional Lombok yang tergolong cukup tua, alat-alat musiknya sangat unik dan sederhana yng terbuat dari pelepah enau dengan panjang 1 jengkal dan lebar 3 cm. Kesenian slober didukung juga dengan peralatan yang lainnya yaitu gendang, petuq, rincik, gambus, seruling. Nama kesenian slober diambil dari salah seorang warga desa Pengadangan kecamatan Pringgasela yang berjulukan Amaq Asih alias Amaq Slober. Kesenian ini salah satu kesenian yang masih eksis hingga ketika ini yang biasanya dimainkan pada setiap bulan purnama.

Lomba Memaos
Lomba Memaos atau membaca lontar yaitu lomba menceritakan hikayat kerajaan masa lampau, satu kelompok pepaos terdiri dari 3-4 orang, satu orang sebagai pembaca, satu orang sebagai pejangga dan satu orang sebagai pendukung vokal. Tujuan pembacaan dongeng ini untuk mengetahui kebudayaan masa lampau, dan menanamkan nilai-nilai budaya pada generasi penerus. Kesenian memaos ini diangkat kembali sebagai asset budaya kawasan dan sanggup dijadikan sebagai daya tarik wisata khususnya wisata budaya.

Periseian
Kesenian Bela diri ini sudah ada semenjak jaman kerajaan-kerajaan di Lombok, awalnya yaitu semacam latihan pedang dan perisai sebelum berangkat ke medan pertempuran. Pada perkembangannya hingga kini senjata yang digunakan berupa sebilah rotan dengan lapisan aspal dan kepingan beling yang dihaluskan, sedangkan perisai (Ende) terbuat dari kulit lembu atau kerbau. Setiap pemainnya/pepadu dilengkapi dengan ikat kepala dan kain panjang. Kesenian ini tak lepas dari upacara ritual dan musik yang membangkitkan semangat untuk berperang. Pertandingan akan tidak boleh jikalau salah satu pepadu mengeluarkan darah atau tidak boleh oleh juri. Walaupun perkelahian cukup seru bahkan tak jarang terjadi cidera hingga mengucurkan darah didalam arena., tetapi diluar arena sebagai pepadu yang menjunjung tinggi sportifitas tidak ada dendam diantara mereka. Inilah pepadu Sasak. Festival Periseian diadakan setiap tahun di Kabupaten Lombok Timur dan diikuti oleh pepadu sepulau Lombok.


Begasingan
Begasingan merupakan salah satu permainan yang mem-punyai unsur seni dan olah raga, merupakan permainan yang ter-golong cukup renta di masyarakat Sasak. Begasingan ini berasal dari dua suku kata yaitu Gang dan Sing yang artinya gang yaitu lokasi lahadalah suara. Seni tradisional ini mencerminkan nuansa kemasyarakatan yang tetap berpegangan kepada petunjuk dan hukum yang berlaku ditempat permainan itu, nilai-nilai yang berkembang didalamnya selalu mengedepankan rasa saling menghormati dan rasa kebersamaan yang cukup berpengaruh serta utuh dalam melakukan suatu tujuan dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang menjadi pujian jati diri. Permainan ini biasanya dilakukan semua kelompok umur dan jumlah pemain tergantung janji kedua belah pihak di lapangan.

Bebubus Batu
Bebubus kerikil merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang masih dilaksanakan didusun Batu Pandang kecamatan Swela. Bebubus kerikil berasal dari kata bubus yaitu homogen ramuan obatan yang terbuat dari beras dan dicampur dengan aneka macam jenis tumbuh-tumbuhan sedangkan kerikil yaitu sebuah kerikil tempat untuk melakukan upacara yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Prosesi program ini dipimpin oleh Pemangku yang diiringi oleh kiyai, penghulu dan seluruh warga dengan memakai pakaian watak dan membawa Sesajen (dulang) serta ayam yang akan digunakan untuk melakukan upacara. Upacara Bebubus kerikil ini dilaksanakan setiap tahunnya yang dimaksudkan yaitu untuk meminta berkah kepada Sang Pencipta.

Tandang Mendet
Tari tandang Mendet /tarian Perang merupakan salah satu tarian yang ada semenjak jaman kejayaan kerajaan Selaparang yang menggambarkan oleh keprajuritan atau peperangan. Tarian ini dimainkan oleh belasan orang yang berpakaian lengkap dengan membawa tombak, tameng, kelewang (pedang) dan diiringi dengan gendang beleq serta sair-sair yang menceritakan wacana keperkasaan dan perjuangan, tarian ini sanggup ditemui di Sembalun.

Sabuk Belo
Sabuk Belo yaitu sabuk yang panjangnya 25 meter dan merupakan warisan turun temurun masyarakat Lombok khususnya yang berada di Lenek Daya. Sabuk Belo biasanya dikeluarkan pada ketika peringatan Maulid Bleq bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal tahun Hijriah. Upacara pengeluaran Sabuk Bleq ini diawali dengan mengusung keliling kampung secara tolong-menolong yang diiringi dengan tetabuhan Gendang Beleq yang dilanjutkan dengan praja mulud dan diakhiri dengan memberi makan kepada aneka macam jenis makhluk. Menurut kepercayaan masyarakat setempat upacara ini dilakukan sebagai simbol ikatan persaudaraan, persahabatan, persatuan dan gotong royong serta rasa kasih sayang diantara makhluk yang merupakan ciptaan Allah.

__________________
Artikel diatas bukanlah merupakan karya saya. Saya hanya copy paste dari satu blog yang sayangnya sebab usang ngendon di flashdisk dalam format .doc, saya melupakan alamatnya.
Kaprikornus jikalau ada yang tahu pemilik orisinil dari artikel di atas dimohon memberi tahu saya lewat kolom komentar. Terima kasih

Previous
Next Post »

Post a Comment