Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Thursday, November 20, 2014

Tradisi Bekarang Iwak Di Palembang

Pada Agustus kemudian warga Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus, Palembang melakukan sebuah sedekah sopan santun yang disebut Bekarang Iwak yaitu sebuah tradisi sopan santun yang rutin dilaksanakan tiap tahun di sungai Lacak. Bekarang Iwak sendiri gotong royong hampir tak berbeda dengan sedekah-sedekah sopan santun lain yang biasa dilaksanakan oleh warga yang ada di kota Palembang. Yang membedakan di sini hanyalah bahwa sesudah diadakan beberapa ritual upacara sopan santun dan makan bersama, kemudian disusul dengan program menangkap ikan secara bersama-sama di sungai Lacak yang melibatkan warga kelurahan Pulokerto menyerupai nama tradisi tersebut yaitu Bekarang = menangkap, dan Iwak = ikan. 

Hasil dari tangkapan ikan itu kemudian dikumpulkan dan dipilah antara yang besar dan kecil. Untuk ikan-ikan kecil diperbolehkan oleh pemangku sopan santun untuk di bawa pulang warga yang ikut serta menangkap ikan, sementara untuk yang besar-besar diambil oleh pemangku sopan santun untuk kemudian di jual. Uang dari penjualan ikan tersebut dipakai untuk keperluan umum warga menyerupai membangun masjid, jembatan dan sebagainya. 

Hasil tangkapan ikan dari tradisi Bekarang Iwak ini memang sanggup mencapai beberapa ton sampai dari tradisi ini saja sarana-sarana umum menyerupai jembatan atau bendungan sanggup terbantu pelaksanannya. Hal ini sanggup terjadi sebab berbeda dengan sungai-sungai di pulau jawa yang kebanyakan terkontaminasi dan terjadi pendangkalan tiap tahunnya, dan diperparah lagi dengan terjadinya perburuan-perburuan ikan yang tak jarang menggunakan bahan-bahan kimia sampai hanya menyisakan ikan sapu-sapu sebagai penghuninya, maka di sungai Lacak ini kelestarian sungai sangat diperhatikan sebab mereka sadar bahwa penghidupan mereka sangat tergantung oleh sungai ini. Oleh sebab itu warga kelurahan Pulokerto ini jangankan menangkap ikan menggunakan bahan-bahan kimia, bahkan untuk menangkap ikan menggunakan setrum ikan pun tidak diperbolehkan dan akan menerima eksekusi dari pemangku sopan santun setempat.

Maka tak heran saat tradisi sopan santun Bekarang Iwak dilaksanakan pun ikan-ikan yang di sanggup relative besar-besar dan memang dari jenis ikan yang layak jual menyerupai ikan gabus, lele, mujair dan sebagainya. 

Menurut iktikad setempat kenapa ritual Bekarang Iwak ini selalu dilaksanakan rutin tiap tahunnya ialah sebab jikalau tradisi ini tak dilaksanakan maka desa Pulokerto yang memang warganya selalu bekerjasama dengan sungai lacak dalam keseharian mereka akan menerima eksekusi berupa penampakan-penampakan buaya di sungai Lacak baik saat mereka sedang menggelar tradisi-tradisi sopan santun lainnya maupun dalam keseharian mereka.

Oleh sebab itu dengan diadakannya tradisi sopan santun Bekarang Iwak ini diperlukan setiap warga yang mengikuti program Bekarang Iwak ini selalu dijauhkan dari malapetaka dan diberikan rezeki yang melimpah saat mereka menggunakan sungai Lacak sebagai mata pencaharian mereka yaitu menangkap ikan.

Previous
Next Post »

Post a Comment