Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Monday, August 15, 2016

Cacing Tanah Sebagai Indikator Polusi Tanah Dan Sekaligus Obat Alami

Keberadaan cacing tanah mungkin dianggap menjijikkan bagi sebagian orang. Namun jangan keliru, kehadiran binatang yang biasa ditemukan di tanah ini menunjukkan mengambarkan awal adanya sistem kehidupan yang ideal.

Berkat cacing tanah kita bisa menikmati aneka kuliner yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Cacing tanah berperan meningkatkan kesediaan unsur hara untuk membentuk lapisan tanah yang bernutrisi. Mereka melakukannya dengan memakan sisa-sisa tanaman, menyerupai akar yang mati, daun yang rontok, rumput, dan kompos. Hal ini memungkinkan tanah yang banyak dihuni cacing tanah mempunyai struktur lebih subur dan kualitas lebih produktif.

 Keberadaan cacing tanah mungkin dianggap menjijikkan bagi sebagian orang Cacing Tanah Sebagai Indikator Polusi Tanah dan Sekaligus Obat Alami
 Cacing Tanah Sebagai Indikator Polusi dan Sekaligus Obat Alami
Fungsi cacing tanah lainnya yang signifikan bagi kelestarian lingkungan yakni melalui kemampuannya dalam meningkatkan drainase tanah. Tanah yang ditempati cacing tanah mempunyai daya serap air sampai 10 kali lipat lebih tinggi. Lorong-lorong yang dibentuk oleh cacing jenis ini juga bermanfaat sebagai ruang pedoman materi-materi alami yang sanggup menyuburkan tanah dengan dibantu oleh air hujan.

Selain keuntungannya yang secara tidak eksklusif berkaitan dengan kehidupan kita, di bawah ini masih ada manfaat cacing tanah lainnya yang eksklusif berafiliasi dengan kesehatan badan manusia.

Cacing tanah sebagai sumber nutrisi

Pernahkah di dalam pikiran Anda membayangkan cacing tanah dijadikan sebagai sumber nutrisi tubuh? Bayangan tersebut bisa tidak masuk logika atau bahkan terkesan jorok. Namun kenyataannya, berdasarkan sebuah ulasan ilmiah,  binatang ini mengandung konsentrasi vitamin dan mineral yang tinggi, menyerupai zat besi dan kalsium.

Dari ulasan yang sama, diketahui bahwa cacing tanah mempunyai kandungan protein sampai 60-70 persen di dalam tubuhnya, sedikit lemak, dan vitamin esensial yang banyak. Bahkan, kandungan asam amino dalam cacing tanah mencapai 78-79 gram pada tiap liternya. Dengan kandungan nutrisi yang berlimpah tersebut, mempertimbangkannya menjadi salah satu materi kuliner bukan hal yang tidak beralasan. Terbukti, masyarakat kuno Tiongkok dan India telah melakukannya.

Menjadi salah satu materi pengobatan alami peradangan

Ulasan ilmiah tersebut juga menerangkan salah satu manfaat lain dari cacing tanah yang mungkin masih jarang diketahui masyarakat, yaitu sebagai materi obat. Sebenarnya bangsa-bangsa kuno, menyerupai Tiongkok, India, Arab, Mediterania, dan Kedokteran Islam telah menggunakannya sebagai dasar pengobatan herbalis. Berbagai studi ilmiah pun telah mengamati pengaruh cacing tanah terhadap peradangan, oksidatif, hematologi, dan indikator serum biokimia.

Binatang pengurai ini juga mengandung senyawa organik berjulukan lumbrokinase yang kemungkinan mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, menyerupai yang dilaporkan dari sebuah ulasan ilmiah. Penjabaran ulasan tersebut menyatakan tujuan utama dari pemakaian senyawa ini bagi insan yakni mengurangi peradangan yang diakibatkan oleh hiperkoagulasi. Selain itu, dinyatakan pula bahwa senyawa tersebut sekarang sering dipakai sebagai materi komplemen makanan.

Berpotensi sebagai obat alami mengatasi gangguan sistem saraf

Sebuah penelitian menemukan bahwa cacing tanah dari jenis Pheretima aspergilum mempunyai tugas pada regenerasi sel saraf. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa cacing tanah berpotensi bisa memperbaiki jalur sinyal pada sel dalam badan yang dinamakan sel Schwann. Sel tersebut merupakan bab yang signifikan dalam penyembuhan saraf yang rusak.

Pada penelitian lain, para ilmuwan mengamati manfaat biokimia dari ekstrak cacing tanah terhadap perbaikan sistem saraf. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dukungan ekstrak cacing tanah jenis Lumbicrus sanggup memicu peningkatan regenerasi sel saraf yang mengalami kerusakan pada tikus sebagai binatang percobaan. Sebagai catatan, Lumbicrus yakni jenis cacing tanah yang sering dipakai dalam sistem pengobatan tradisional bangsa Tiongkok.

Baik sebagai biro pengawas polusi tanah

Cacing tanah merupakan organisme yang mempu menumpuk bahan-bahan tertentu dalam tubuhnya. Dalam hal ini, kemampuannya dalam menumpuk zat-zat yang bersifat mencemari tanah. Dengan demikian, cacing tanah bisa menjadi biro hidup yang sangat baik dalam mengawasi perkembangan polusi tanah di mana beliau hidup. Kemampuan ini juga penting dalam aktivitas pelestarian alam alasannya yakni dengan menganalisis kandungan polutan dalam badan mereka, maka akan mempermudah tindakan yang perlu dilakukan dalam memperbaiki tanah yang tercemar.

Banyaknya manfaat yang berada di bahu cacing tanah menciptakan kita harus berpikir ulang terhadap binatang yang sebelumnya dianggap menjijikkan ini. Setidaknya sekarang kita tahu bahwa mereka bukan binatang yang merugikan, sebaliknya justru sanggup menguntungkan lingkungan biotik.

Sumber : http://www.alodokter.com/

Previous
Next Post »

Post a Comment