Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Friday, August 19, 2016

Panduan Cara Gampang Menanam Jambu Biji Dalam Pot Biar Berbuah Lebat Sepanjang Tahun

Budidaya Jambu biji – jambu biji yaitu salah satu tanaman buah yang banyak digemari. Tidak hanya untuk buah tetapi sanggup dimanfaatkan untuk obat demam berdarah. Harganya dipasaran juga tidak mengecewakan tinggi. Buah ini biasanya dijual dalam bentuk buah segar maupun dalam bentuk olahan minuman sehat.

tabulampot%2Bjambu%2Bbiji.jpg" width="640" />

BUDIDAYA JAMBU BIJIDALAM POT

a.      Memilih bibit

Bibit jambu biji. Pilih yang kondisinya prima. Bibit jambu biji yang baik berasal dari hasil okulasi (penempelan) yang telah berumur minimal 4 bulan. Sebiaknya, panjang satu cabang tunas telah mencapai 30 cm dan mempunyai 6 pasang daun. Yang paling penting, bibit terbebas dari hama dan penyakit utama.

b.      Cara gampang menanam jambu dalam pot

Maraknya tabulampot menciptakan jambu biji juga kerap ditanam di pekarangan dalam wadah pot. Untuk menghasilkan tabulampot jambu biji sarat buah, tahap penanaman sebaiknya dilakukan dengan benar, sebagai berikut:
·         Pilih pot yang berukuran besar (diameter sekitar 1 m) yang terbuat dari plastik, semen atau drum bekas sebab tinggi maksimal tumbuhan jambu biji bisa mencapai 10 m.
·         Masukkan media tanam yang porous dan gembur ke dalam pot, bisa berupa adonan tanah merah dan pupuk kandang ayam (50%:50%).
·         Pindahkan bibit dengan mencungkil atau membuka plastik yang menempel pada media penanaman secara hati-hati semoga akar tidak rusak ke dalam pot yang sudah berisi media tanam. Agar akar tumbuh lebih banyak, potong akar tunggangnya sedikit. Untuk menjaga terjadinya penguapan yang berlebihan, potong lebar daun separuh.
·         Padatkan media tanam di sekitar bibit, kemudian siram tumbuhan hingga air mulai merembes dari dasar pot.

TEKNIS BUDIDAYA


Pembibitan

Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan dan okulasi, walaupun sanggup juga dilakukan dengan cara menanam biji dengan secara langsung.
1.      Persyaratan Benih
Benih yang diambil biasanya dipilih dari benih-benih yang disukai oleh masyarakat konsumen yang merupakan bibit unggulan ibarat jambu bangkok. Bibit yang baik antara lain yang berasal dari:
·         Buah yang sudah cukup tua.
·         Buahnya tidak jatuh hingga pecah.
·         Pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.

2.      Penyiapan Benih
Setelah buah dikupas dan diambil bijinya, kemudian disemaikan dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) setelah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam). Biji tersebut direndam dengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air dan larutan asam yang terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% Asam Sulfat (H2S04) BJ : 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yang higienis sebanyak 3 kali berulang/dengan air yang mengalir selama 10 menit, kemudian dianginkan selama 24 jam. Untuk menghidari jamur, biji sanggup dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. Setelah batang pokok telah mencapai ketinggia 5-6 meter bibit yang disemaikan gres sanggup dilakukan okulasi /cangkok yang kira-kira telah bergaris tengah 1cm dan tumbuh lurus, kemudian dengan memakai pisau okulasi dilakukan pekerjaan okulasi dan setelah selesai pencangkokan ditaruh dalam media tanah baik dalam bedengan maupun didalam pot/kantong plastik,setelah tumbuhan sudah cukup berpengaruh gres dipindah kelokasi yang telah disiapkan.

3.      Teknik Penyemaian Benih
Pilih lahan yang gembur dan sudah mendapat pengairan serta gampang dikeringkan disamping itu gampang diawasi untuk penyemaian. Cara penyemaian yaitu sebagai berikut: tanah dicangkul sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan sisa pepohonan dan benda keras lainnya, kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur dan dibuat bedengan yang berukuran lebar 3-4 m dan tinggi sekitar 30 cm, panjang diadaptasi dengan lahan yang idel sekitar 6-7 m, dengan keadaan bedengan membujur dari utara ke selatan, supaya mendapat banyak sinar matahari, dengan jarak antara bedeng 1 m, dan untuk menambah kesuburan sanggup diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang sebanyak 40 kg dengan keadaan sudah matang dan benih siap disemaikan. Selain melalui proses pengecambahan biji juga sanggup pribadi ditunggalkan pada bedeng-bedang yang sudah disiapkan, untuk menyiapkan pohon pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yang berjarak 20-30 cm setelah berkecambah sekitar umur 1-2 bulan, sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit sanggup dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman. Setelah mencapai keinggian 5-6 m, kurang lebih telah berumur 6-9 bulan pencangkokan atau okulasi sanggup dimulai dengan mengerat cabang sepanjang 10-15 cm kemudian diberi media tanah yang telah diberi pupuk kandang, kemudian dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yang telah diberi lubang-lubang sirkulasi, kemudian diikat dengan tali plastik supaya menjaga petumbuhan akar tidak mengalami hambatan. Akar akan tumbuh dengan cepat, sekitar 2-3 bulan. Mulai dlakukan okulasi dengan mata tangkai yang telah berumur 1 th, melalui cara Forkert yng disempurnakan, dengan lebar 0,8 cm setinggi 10 cm dari permukaan tanah, setelah dikupas kulitya sebesar 2/3 pada cuilan bibir kulit dan setelah berumur 2-3 ahad tali dilepas bila kelihatan mata tetap konndisi hijau, okulasi dianggap berhasil dan pohon pangkal diatas okulasi setinggi 5 cm direndahakan supaya memberi kesempatan mata terebut untuk berkembang dan setelah itu pohon pangkal dipotong, bibit hasil okulasi sanggup dipindah pada pot-pot atau kantong plastik, kemudian dilakukan pemotongan pada akar tunggang sedikit supaya akar akan lebih cepat berkebang. Setelah itu gres dilakukan penanaman dalam lobang-lobang bedengan yang telah dipersiapkan.

4.      Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemberian pupuk kandang sebelum disemaikan akan lebih mendorong pertumbuhan benih secara cepat dan merata, setelah bibit mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman dengan memakai larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D 0,2%, untuk merangsang secara pribadi pada daun dan akar, sehingga memperlihatkan kekuatan vital untuk aktivitas pertumbuhan sel. Setelah itu dilakukan penyiraman pagi-sore secara rutin, hingga kecambah dipindah ke bedeng pembibitan, penyiraman dilakukan cukup 1 kali tiap pagi hari hingga menjelang mata hari terbit, alat yang dipakai "gembor" supaya penyiraman sanggup merata dan tidak merusak bedengan, diusahakan supaya air sanggup menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan. Selanjutnya dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur, dilakukan setiap 2-3 ahad sekali, rumput yang tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama dan penyakit, hingga umur kurang lebih 1 tahun, gres setelah itu sanggup dilakukan pengokulasian dengan sistem Fokert yang sudah disempurnakan, sebelum dilakukan okulasi daun-daun pohon induk yang telah dipilih mata kulitnya dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit dilakukan, dinantikan hingga mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang diatas tunas gres pada pohon induk di pangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari dan mendangir serta membersihkan rumput-rumput yang ada disekitarnya. dukungan pupuk daun dengan Gundosil atau Atonik diberikan setiap 2 ahad sekali selama 4 bulan dengan cara disemprotkan melalui daun, tiap tumbuhan disemprot 50 cc larutan.

5.      Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit yang telah berkecambah atau telah di cangkok maupun diokulasi sanggup dengan mencungkil atau membuka plastik yang menempel pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan hingga akar menjadi rusak, dan pencungkilan dilakukan dengan kedalaman 5 cm, semoga tumbuh akar lebih banyak maka dalam penanaman kembali akar tunggangnya dipotong sedikit untuk menjaga terjadinya penguapan yang berlebihan, kemudian lebar daun dipotong separuh. Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m dan ditutupi dengan atap yang dipasang miring lebih tinggi di timur, dengan cita-cita sanggup lebih banyak kena sinar mata hari pagi. Dan dilakukan penyiraman secara rutin tiap hari 2 kali, kecuali ditanam pada isu terkini penghujan.

 Pengolahan Media Tanam

1.      Persiapan
Sebagai salah satu syarat dalam mempersiapkan lahan kebun buah-buahan khususnya Jambu biji dipilih tanah yang subur, banyak mengandung unsur nitrogen, meskipun pada kawasan perbukitan tetapi tanahnya subur, dilakukan dengan cara menciptakan sengkedan (teras) pada cuilan yang curam, kemudian untuk menggemburkan tanah perlu di bajak atau cukup dicangkul dengan  kedalaman sekitar 30 cm secara merata. Selanjutnya diberi pupuk kandang dengan takaran 40 kg/m persegi, kemudian dibuatkan bedengan dengan ukuran 1,20 m yang panjangnya diadaptasi dengan ukuran yang diperlukan.

2.      Pembukaan Lahan
Tanah yang akan dipergunakan untuk kebun jambu biji dikerjakan semua secara bersama, tumbuhan pengganggu ibarat semak-semak dan rerumputan dibuang, dan benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul dalam, dengan mempertimbangkan bibit yang mau ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam (30 cm), tetapi bila hasil okulasi perlu pengolahan yang cukup dalam (50 cm). Kemudian dibuatkan susukan air selebar 1 m dan ke dalam diadaptasi dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang kurus dan kurang humus/ tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yang dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting dan dedaunan dengan kondisi ibarat ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya. Kemudian dilakukan pemupukan sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg) per meter persegi. Dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.

3.      Pembentukan Bedengan
Tanah yang telah gembur, dibuatkan bedang-bedang yang berukuran 3 m lebar, panjang sesuai dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm. Bagian atas tanah diratakan guna menopang bibit yang akan ditanam. Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar 4 m, dipersiapakan jarak didalam baris bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan membujur dari utara ke selatan, supaya mendapat banyak sinar matahari pagi, setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara bedeng 1 m, untuk sarana lalu-lintas para pekerja dan sanggup dipakai sebagai susukan air pembuangan, untuk menambah kesuburan sanggup diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang sudah matang. Terkecuali apabila penanaman jenis jambu Bangkok memakai jarak tumbuhan antara 3 x 2 m.

4.      Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila dataran yang berasal dari tambak dan juga dataran yang gres terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur. Caranya dengan menggali lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m, dasar lobang ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang, guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari penaburan kapur diberi pupuk kandang.

5.      Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 bulan dari dukungan kapur pada lubang-lubang yang ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang dengan urutan pada bulan pertama  diberi NPK dengan takaran 12:24:81 ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan pertama, pada bulan ketiga diberi NPK dengan takaran 15:15:15 ons/pohon dan bulan ke 4 hingga tumbuhan berbuah, supaya jambu tetap bebuah gunakan pupuk kandang yang sudah matang dan ditanamkan sejauh 30 cm dari batang tanaman. Pemupukan merupakan cuilan terpenting yang peggunaannya tidak sanggup sembarangan, terlebih-lebih kalau memakai pupuk buatan ibarat NPK, kalau dilakukan berlebihan akan berakibat adanya perubahan sifat dari pupuk menjadi racun yang akan membahayakan tumbuhan itu sendiri.

Teknik Penanaman

1.      Penentuan Pola Tanaman
Setelah terjadi proses perkecambahan biji yang telah berilmu balig cukup akal ditempatan pada bedeng-bedeng yang telah siap. Juga penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 20 x 30 cm setelah berkecambah dan berumur 1-2 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka bibit/zaeling sanggup dipindahkan pada bedeng ke dua yang telah dibuat selebar 3-4 m dengan jarak tanam 7-10 m dengan kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak antara bedeng selebar 1 m, didahului perataan tanah ditengah bedengan guna pembuatan lubang-lubang penanaman. Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara pribadi dibuat atap yang berbentuk miring lebih tinggi ke timur dengan maksud supaya mendapat sinar matahari pagi hari secara penuh.

2.      Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yang telah siap untuk tempat penanaman bibit jambu biji yang sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,8 m yang sebaiknya telah dipersiapkan 1 bulan sebelumnya dan pada waktu penggalian tanah yang diatas dan yang dibawah dipisahkan, nantinya akan dipergunakan untuk epilog kembali lubang yang telah diberi tanaman, pemisahan tanah galian tersebut dibiarkan selama 1 ahad dimaksudkan semoga jasad renik yang akan mengganggu tumbuhan musnah; sedangkan jarak antar lubang sekitar 7-10 m.

3.      Cara Penanaman
Setelah berlangsung selama 1 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah ibarat semula dan tanah di cuilan atas dikembalikan setelah dicampur dengan 1 blek (1 blek ± 20 liter) pupuk kandang yang sudah matang, dan kira-kira 2 pekan tanah yang berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun gres bibit jambu biji ditanam, penanaman tidak perlu terlalu dalam, secukupnya, maksudnya batas antara akar dan batang jambu biji diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada disekelilingnya. Kemudian dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi dan sore), kecuali pada isu terkini hujan tidak perlu dilakukan penyiraman.

4.      Lain-lain
Pada awal penanaman di kebun perlu diberi proteksi yang rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah timur, semoga tumbuhan mendapat lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, dan untuk atapnya sanggup dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal isu terkini penghujan, semoga kebutuhan air sanggup dipenuhi secara alamiah.

Pemeliharaan Tanaman

Meskipun penanaman jambu biji bisa tumbuh dan menghasilkan tanpa perlu diperhatikan keadaan tanah dan cuaca yang mempengaruhinya tetapi akan lebih baik apabila keberadaannya diperhatikan, sebab tumbuhan yang diperhatikan dengan baik akan memperlihatkan imbalan hasil yang memuaskan.
1.      Penjarangan dan Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur dan gampang tumbuhan lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), ibarat rumput-rumputan dan harus disiangi hingga radius 1,5-2 m sekeliling tumbuhan rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. Dan apabila tumbuh tumbuhan terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan penyulaman dan sebaliknya apabila tumbuhnya sangat berdekatan penjarangan.

2.      Penyiangan
Selama 2 ahad setelah bibit yang berasal dari cangkokan/ okulasi ditanam di lahan perlu penyiangan dilakukan hanya pada batang dahan renta (warna coklat) dengan dahan muda (warna hijau) dan apabila buah terlalu banyak, tunas yang ada dalam satu ranting bisa dikurangi, dengan dikuranginya tunas yang tidak diharapkan akan berakibat buah menjadi besar dan menjadi bagus rasanya. Khusus jambu non biji dengan membatasi percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50 cm dilakukan pangkasan, dan setelah tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke arah mendatar, guna untuk merangsang tunas bunga dan buah yang akan tumbuh.

3.      Pembubunan
Supaya tanah tetap gembur dan subur pada lokasi penanaman bibit jambu biji perlu dilakukan pembalikan dan penggemburan tanah supaya tetap dalam keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekali hingga tumbuhan bisa dianggap telah berpengaruh betul.

4.      Perempalan
Agar supaya tumbuhan jambu biji mendapat tajuk yang rimbun, setelah tumbuhan berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berkhasiat memberi bentuk tanaman, juga memperbanyak dan mengatur produksi semoga tumbuhan tetap terpelihara dan pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir, dengan cita-cita semoga muncul tajuk-tajuk gres sebagai tempat munculnya bunga gres pada isu terkini berikutnya dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya.

5.      Pemupukan
Untuk menjaga semoga kesuburan lahan tumbuhan jambu biji tetap stabil perlu diberikan pupuk secara terjadwal dengan aturan:
·         Pada tahun 0-1 umur penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan adonan 40 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 gram ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon atau dengan jalan menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm dan lebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan adonan tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya. Tanaman bisa berbuah 2 kali setahun.
·         Pemupukan tumbuhan umur 1-3 tahun, setelah tumbuhan berbuah 2 kali. Pemupukan dilakukan dengan NPK 250 gram/pohon, dan TSP 250 gram/pohon, dan seterusnya cara ibarat ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP dan NPK dengan takaran sama.
·         Pemupukan tumbuhan umur 3 tahun keatas, Kalau pertumbuhan tumbuhan kurang sempurna, terutama terlihat pada pertumbuhan tuas hasil pemangkasan raning, berarti selain TSP dan NPK dengan ukuran yang sama tumbuhan memerlukan pupuk kandang sebanyak 2 kaleng minyak per pohon. Cara pemupukan dilakukan dengan menciptakan torakan yang mengelilingi tumbuhan persis di bawah ujung tajuk dengan kedalaman sekitar 30-40 cm dan pupuk segera di tanam dalam torakan tersebut dan ditutup kembali dengan bekas galian terdahulu.

6.      Pengairan dan Penyiraman
Selama dua ahad pertama setelah bibit yang berasal dari cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman sanggup dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tumbuhan jambu biji telah tumbuh benar-benar berpengaruh frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang sanggup dilakukan saat-saat diperlukansaja. Dan bila turun hujan terlalu lebat diusahakan semoga sekeliling tumbuhan tidak tegenang air dengan cara menciptakan lubang susukan untuk mengalirkan air. Sebaliknya pada isu terkini kemarau tanah kelihatan merekah maka diharapkan penyiraman dengan memakai pompa air 3 PK untuk lahan seluas kurang lebih 3000 m2 dan dilakukan sehari sekali tiap sore hari.

7.      Waktu Penyemprotan Pestisida
Guna menjaga kemungkinan tumbuhnya penyakit atau hama yang ditimbulkan baik sebab kondisi cuaca dan juga dari hewan-hewan perusak, maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida pada umumnya dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum panen dan juga perlu disemprot dengan sevin atau furadan terutama untuk menghindarkan adanya ulat jambu, tikus atau jenis semut-semutan, disamping itu penyemprotan dilakukan dengan fungisida jenis Delsene 200 MX guna memberantas cendawan yang akan mengundang hadirnya semut-semut. Disamping itu juga dipakai insektisida guna memberantas lalat buah dan kutu daun disemprot 2 x seminggu dan setelah sebulan sebelum panen penyemprotan dihentikan.

8.      Pemeliharaan Lain
Untuk memacu munculnya bunga Jambu biji diharapkan larutan KNO3 (Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO3 dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) jambu biji pada setiap stadium (tahap perkembangan) dan juga mempercepat pertumbuhan buah jambu biji, cara dukungan KNO3 dengan jalan menyemprotkan pada pucuk-pucuk cabang dengan takaran antara 2-3 liter larutan KNO3 untuk setiap 10 pucuk tumbuhan dengan ukuran larutan KNO3 yaitu 10 gram yang dilarutkan dengan 1 liter pengencer teknis.

Previous
Next Post »

Post a Comment