Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Tuesday, November 29, 2016

Sapi Madura Sapi Lokal Unik Di Indonesia

Mengenal Sapi Madura


Sapi madura merupakan salah satu bangsa sapi indonesia yang telah terseleksi secara alamiah dan dipertahankan keasliannya di Pulau madura, walaupun bukan ternak murni dan bukan hasil breeding. Dilihat dari karakteristiknya sapi madura mempunyai darah Bos indicus, Bos sundaicus dan Bos taurus, walaupun prosentase proporsi darahnya belum diketahui. Sapi madura merupakan persilangan yang sudah usang antara banteng, sapi zebu dan sapi-sapi lokal yang disebut tipe shorthorn sebab warna bulunya yang merah atau coklat.Sebagian hebat menduga sapi madura merupakan keturunan Sapi Bali (Bos Javanicus) dan sapi Zebu (Bos Indicus), sebab mempunyai karakteristik yang lebih ibarat sapi bali. Kombinasi banteng dan zebu inilah yang mengakibatkan rumpun sapi madura mempunyai kemampuan untuk berkembang biak dalam lingkungan di madura.
Sapi madura tergolong bangsa sapi yang paling kecil dan mempunyai bentuk tubuh yang lebih kecil dari sapi bali. Pada waktu lahir, kulit sapi jantan dan betina berwarna coklat mirip sapi Bali betina. Pada kaki di bawah lutut berwarna putih dan sebagian putih pada pantat,. Bagian depan sapi madura jantan lebih kokoh daripada kepingan tubuh belakang, mempunyai sedikit gumba, kulit pada sapi jantan maupun betina berwarna merah bata. Tanduk melengkung setengah bulan dengan ujungnya mengarah kedepan. Bobot tubuh maksimal sanggup mencapai 350 kg dengan tinggi rata-rata mencapai 118 cm.
Sapi Madura mempunyai bentuk sedang, bertulang tapi berotot, terutama sapi jantan pacuan mempunyai kaki yang cukup berpengaruh dan terlatih menarik beban yang berat. Gumba selalu berkembang baik pada sapi jantan tetapi lebih lebar di kepingan pangkalnya, terletak lebih rendah daripada tulang tengkuknya. Sapi betina mempunyai gumba yang lebih kecil dan agak datar. Ujung tulang pada tulang punggung tidak memanjang mirip banteng. Lipatan pusar pada sapi jantan kecil dan pendek, tetapi pada sapi betina tidak ada.
Tanduk pada sapi madura betina kecil dan pendek dengan panjang berkisar 10-15 cm, sedangkan pada sapi jantan berukuran 15-20 cm. Pada sapi jantan cukup umur bobot berkisar 250-300 kg, sedangkan bobot sapi madura betina sebesar 150-200 kg. Pertumbuhan bobot tubuh jantan cukup umur dengan derma hijauan dan dedak padi mencapai 0,45 kg perhari dengan persentase karkas berkisar 48,6-51,2 %.

Sapi madura bisa berkembang biak dengan baik di banyak sekali wilayah di Indonesia, bahkan di beberapa wilayah keberadaan sapi ini sangat disenangi peternak sebab mempunyai beberapa keunggulan yaitu;
-   Mampu hidup dan berkembang biak pada kondisi suhu yang relatif panas dan keadaan pakan yang kurang baik.
-  Ketahanan tinggi terhadap beberapa penyakit spesifik yang sanggup menyerang bangsa sapi lainnya
-  Memiliki keempukan daging dan persentase karkas yang lebih baik dibandingkan sapi Ongole dan Brahman Cross Jika diberi pakan penguat mulai 50 persen.
- Memiliki respon yang sangat baik terhadap perbaikan pakan dengan peningkatan protein


Dilihat dari peruntukannya sebagian besar sapi madura dikembangkan untuk sapi potong. Sebagian lainnya untuk keperluan non daging mirip sapi balap (Karapan), sapi model (taccek). Terkait dengan perjuangan pengembangan sapi potong, di Kabupaten Pamekasan ketika ini telah berkembang Sapi Madrasin (Madura-Limousin). Sapi madrasin merupakan hasil perkawinan sapi lokal madura dengan sapi limousin. Pengembangan perjuangan sapi potong madrasin dikembangkan secara intensif di Kawasan Desa Montok-Lancar dan Desa Blumbungan  Kecamatan Larangan serta  Desa Plakpak Kecamatan Pegantenan.

Previous
Next Post »

Post a Comment