Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Thursday, June 15, 2017

Kisah Debu Nawas Insan Bertelur

Kisah Abu Nawas "Manusia Bertelur"

tahun Baginda Raja Harun Al Rasyid ingin mengalahkan Abu Nawas Kisah Abu Nawas Manusia Bertelur
cerita-singkat-lucu-kisah-abu-nawas" target="_blank">Cerita Singkat Lucu

Sudah bertahun-tahun Baginda Raja Harun Al Rasyid ingin mengalahkan Abu Nawas. Namun perangkap-perangkap yang selama ini dibentuk semua bisa diatasi dengan cara-cara yang cemerlang oleh Abu Nawas. Baginda Raja tidak putus asa. Masih ada puluhan jaring tipu daya untuk menjerat Abu Nawas.

Baginda Raja beserta para menteri sering mengunjungi daerah pemandian air hangat yang hanya dikunjungi para pangeran, aristokrat dan orang-orang terkenal. Suatu sore yang cerah dikala Baginda Raja beserta para menterinya berendam di kolam, dia berkata kepada para menteri, "Aku punya budi untuk menjebak Abu Nawas."

"Apakah itu wahai Paduka yang mulia ?" tanya salah seorang menteri.

"Kalian tak usah tahu dulu. Aku hanya menghendaki kalian tiba lebih dini besok sore. Jangan lupa datanglah besok sebelum Abu Nawas tiba alasannya yaitu saya akan mengundangnya untuk mandi tolong-menolong kita." kata Baginda Raja memberi pengarahan. Baginda Raja memang sengaja tidak menyebutkan tipuan
apa yang akan digelar besok.

Abu Nawas diundang untuk mandi bersama Baginda Raja dan para menteri di pemandian air hangat yang populer itu. Seperti yang telah direncanakan, Baginda Raja dan para menteri sudah tiba lebih dahulu. Baginda membawa sembilan belas butir telur ayam. Delapan belas butir dibagikan kepada para menterinya. Satu butir untuk dirinya sendiri. Kemudian Baginda memberi pengarahan singkat ihwal apa yang telah direncanakan untuk menjebak Abu Nawas.

Ketika Abu Nawas datang, Baginda Raja beserta para menteri sudah berendam di kolam. Abu Nawas melepas pakaian dan eksklusif ikut berendam. Abu Nawas harap-harap cemas. Kira-kira permainan apa lagi yang akan dihadapi. Mungkin permainan kali ini lebih berat alasannya yaitu Baginda Raja tidak memberi tenggang
waktu untuk berpikir.

Tiba-tiba Baginda Raja membuyarkan lamunan Abu Nawas. Beliau berkata, "Hai Abu Nawas, saya mengundangmu mandi bersama alasannya yaitu ingin mengajak engkau ikut dalam permainan kami"

"Permainan apakah itu Paduka yang mulia ?" tanya Abu Nawas belum mengerti.

"Kita sekali-kali melaksanakan sesuatu yang secara alami hanya bisa dilakukan oleh binatang. Sebagai insan kita mesti bisa dengan cara kita masing-masing." kata Baginda sambil tersenyum.

"Hamba belum mengerti Baginda yang mulia." kata Abu Nawas agak ketakutan.

"Masing-masing dari kita harus bisa bertelur menyerupai ayam dan barang siapa yang tidak bisa bertelur maka ia harus dihukum!" kata Baginda.

Abu Nawas tidak berkata apa-apa. Wajahnya nampak murung. la semakin yakin dirinya tak akan bisa lolos dari lubang jebakan Baginda dengan mudah. Melihat wajah Abu Nawas murung, wajah Baginda Raja semakin berseri-seri.

"Nan kini apalagi yang kita tunggu. Kita menyelam kemudian naik ke atas sambil menunjukkan telur kita masing-masing." perintah Baginda Raja.

Baginda Raja dan para menteri mulai menyelam, kemudian naik ke atas satu persatu dengan menanting sebutir telur ayam. Abu Nawas masih di dalam kolam. ia tentu saja tidak sempat mempersiapkan telur alasannya yaitu ia memang tidak tahu jika ia diharuskan bertelur menyerupai ayam. Kini Abu Nawas tahu jika Baginda Raja dan para menteri telah mempersiapkan telur masing-masing satu butir. Karena belum ada seorang insan pun yang bisa bertelur dan tidak akan pernah ada yang bisa.

Karena dadanya mulai terasa sesak. Abu Nawas cepat-cepat muncul ke permukaan kemudian naik ke atas. Baginda Raja eksklusif mendekati Abu Nawas.

Abu Nawas nampak tenang, bahkan ia berlakau aneh, tiba-tiba saja ia mengeluarkan bunyi menyerupai ayam jantan berkokok, keras sekali sehingga Baginda dan para menterinya merasa heran.

"Ampun Tuanku yang mulia. Hamba tidak bisa bertelur menyerupai Baginda dan para menteri." kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat.

"Kalau begitu engkau harus dihukum." kata Baginda bangga.

"Tunggu dulu wahai Tuanku yang mulia." kata Abu Nawas memohon.

"Apalagi hai Abu Nawas." kata Baginda tidak sabar.

"Paduka yang mulia, sebelumnya ijinkan hamba membela diri. Sebenarnya jika hamba mau bertelur, hamba tentu mampu. Tetapi hamba merasa menjadi ayam jantan maka hamba tidak bertelur. Hanya ayam betina saja yang bisa bertelur. Kuk kuru yuuuuuk...!" kata Abu Nawas dengan membusungkan dada.

Baginda Raja tidak bisa berkata apa-apa. Wajah Baginda dan para menteri yang semula cerah penuh kemenangan kini mendadak menjelma merah padam alasannya yaitu malu. Sebab mereka dianggap ayam betina.

Abu Nawas memang licin, malah kini lebih licin dari pada belut. Karena merasa malu, Baginda Raja Harun Al Rasyid dan para menteri segera berpakaian dan kembali ke istana tanpa mengucapkan sapatah kata pun.

Memang Abu Nawas yang sepertinya blo'on itu bekerjsama diakui oleh para ilmuwan sebagai jago mantiq atau ilmu logika. Gampang saja baginya untuk membolak-balikkan dan mempermainkan kata-kata guna menjatuhkan mental lawan-lawannya.
Kisah Abu Nawas Lainnya => cerita-singkat-lucu-kisah-abu-nawas" target="_blank">Menjebak Pencuri

Previous
Next Post »

Post a Comment