Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Friday, June 16, 2017

Kisah Debu Nawas Pintu Akhirat

Kisah Abu Nawas "Pintu Akhirat"

tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa Kisah Abu Nawas Pintu Akhirat
cerita-singkat-lucu-kisah-abu-nawas" target="_blank">Cerita Singkat Lucu

Tidak menyerupai biasa, hari itu Baginda tiba-tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Beliau ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapa pun supaya lebih leluasa bergerak.

Baginda mulai keluar istana dengan pakaian yang amat sederhana layaknya menyerupai rakyat jelata. Di sebuah perkampungan ia melihat beberapa orang berkumpul. Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang memberikan kuliah perihal alam barzah. Tiba-tiba ada seorang yang tiba dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu.

"Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata?" Ulama itu berpikir sejenak lalu ia berkata, "Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indra yang lain.

Ingatkah kau dengan orang yang sedang tidur? Dia kadangkala bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya. la juga merasa sakit dan takut saat itu bahkan memekik dan keringat bercucuran pada keningnya. la mencicipi hal semacam itu menyerupai saat tidak tidur. Sedangkan engkau yang duduk di dekatnya menyaksikan keadaannya seperti tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat serta dialaminya yakni dikeliligi ular-ular. Maka kalau duduk kasus mimpi yang remeh saja sudah tidak bisa mata lahir melihatnya, mungkinkah engkau bisa melihat apa yang terjadi di alam barzah?"

Baginda Raja terkesan dengan klarifikasi ulama itu. Baginda masih ikut mendengarkan kuliah itu. Kini ulama itu melanjutkan kuliahnya perihal alam akhirat. Dikatakan bahwa di nirwana tersedia hal-hal yang amat disukai nafsu, termasuk benda-benda. Salah satu benda-benda itu yakni mahkota yang amat luar biasa indahnya. Tak ada yang lebih indah dari barang-barang di nirwana alasannya yakni barang-barang itu tercipta dari cahaya. Saking indahnya maka satu mahkota jauh lebih manis dari dunia dan isinya. Baginda makin terkesan. Beliau pulang kembali ke istana.

Baginda sudah tidak sabar ingin menguji kemampuan Abu Nawas. Abu Nawas dipanggil: Setelah menghadap Bagiri "Aku menginginkan engkau kini juga berangkat ke nirwana lalu bawakan saya sebuah mahkota nirwana yang katanya tercipta dari cahaya itu. Apakah engkau sanggup Abu Nawas?"

"Sanggup Paduka yang mulia." kata Abu Nawas pribadi menyanggupi kiprah yang tidak mungkin dilaksanakan itu. "Tetapi Baginda harus menyanggupi pula satu sarat yang akan hamba ajukan."

"Sebutkan syarat itu." kata Baginda Raja.

"Hamba mohon Baginda menyediakan pintunya supaya hamba bisa memasukinya."

"Pintu apa?" tanya Baginda belum mengerti.

Pintu alam akhirat." jawab Abu Nawas.

"Apa itu?" tanya Baginda ingin tahu.

"Kiamat, wahai Paduka yang mulia. Masing-masing alam memiliki pintu. Pintu alam dunia yakni liang peranakan ibu. Pintu alam barzah yakni kematian. Dan pintu alam darul abadi yakni kiamat. Surga berada di alam akhirat. Bila Baginda masih tetap menghendaki hamba mengambilkan sebuah mahkota di surga, maka dunia harus selesai zaman terlebih dahulu."

Mendengar klarifikasi Abu Nawas Baginda Raja terdiam.

Di sela-sela kebingungan Baginda Raja Harun Al Rasyid, Abu Nawas bertanya lagi, "Masihkah Baginda menginginkan mahkota dari surga?"

Baginda Raja tidak menjawab. Beliau membisu seribu bahasa, Sejenak lalu Abu Nawas mohon diri alasannya yakni Abu Nawas sudah tahu jawabnya.
Kisah Abu Nawas Lainnya => cerita-singkat-lucu-kisah-abu-nawas" target="_blank">Manusia Bertelur

Previous
Next Post »

Post a Comment