Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Sunday, October 14, 2018

Inilah 7 Isi Prasasti Yupa Pengungkap Sejarah Kerajaan Kutai

Isi prasasti Yupa yaitu sumber utama yang mengungkapkan sejarah Kerajaan Kutai. Keberadaan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia itu diketahui sebab adanya peninggalan prasasti Yupa yang semuanya berjumlah 7. Yupa sendiri yaitu sebuah tiang kerikil yang dipakai untuk mengikat korban berupa binatang atau insan yang akan dipersembahkan kepada dewa-dewa. Dalam tiang kerikil tersebut terdapat rangkaian goresan pena yang dipahatkan di permukaannya. Tulisan yang terdapat dalam prasasti yupa tersebut semuanya memakai bahasa Sansekerta dan huruf / huruf Pallawa.

 yaitu sumber utama yang mengungkapkan sejarah  Inilah 7 Isi Prasasti Yupa Pengungkap Sejarah Kerajaan Kutai

Isi Prasasti Yupa

Tulisan-tulisan yang terdapat dalam ketujuh prasasti Yupa tidak ada satu pun yang berisi / disertai dengan angka tahun pembuatannya, sehingga prasasti Yupa tidak diketahui terperinci kapan ia mulai dibuat. Kendati begitu, dengan membandingkan bentuk hurufnya, para jago memperkirakan Yupa-yupa tersebut berasal dari era ke 4 Masehi.

Isi Prasasti Yupa perihal Aspek Kehidupan Politik

Isi Prasasti Yupa yang pertama menyebutkan bahwa raja pertama  kerajaan Kutai yaitu Kudungga. Kudungga yang merupakan nama orisinil orang Indonesia ketika itu memperlihatkan bahwa ia bukanlah pendiri keluarga kerajaan. Selain itu, Yupa menyebutkan juga bahwa pada masa pemerintahan Asmawarman di Kerajaan Kutai diadakan upacara Aswamedha. Upacara ini merupakan upacara pelepasan kuda untuk memilih batas-batas wilayah kerajaan Kutai.

“Sang Raja insan tersohor, Kudungga yang agung memiliki seorang Putra populer Aswawarman (namanya) yang sebagaimana halnya Amuman, merupakan sang pendiri dinasti yang mulia. Dia memiliki tiga putra populer mirip dengan tiga api suci. Diantara ketiga putranya yang paling terkemuka dan populer kerena ketegasanya, kekuatan dan kesabaran yaitu Mulawarman. Mahar Raja telah mempersembahkan kurban Bahu Suwarnakam. Untuk upacara kurban itulah kerikil peringatan ini didirikan oleh ketua dikalangan orang-orang yang mengalami kelahiran kedua.”

Isi prasasti yupa menyebut Raja Kudungga digantikan oleh putranya yaitu Raja Aswawarman, lalu digantikan oleh cucunya Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan Raja Mulawarmanlah, kerajaan Kutai mengalami masa kejayaan. Setelah masa pemerintahan Mulawarman, tidak diketahui lagi siapakah raja-raja yang memerintah selanjutnya sebab keterbatasan sumber sejarah.

Isi Prasasti Yupa perihal Aspek Kehidupan Sosial

Berdasarkan isi prasasti Yupa selanjutnya, diketahui bahwa pada era ke 4 Masehi di kerajaan Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesia yang telah banyak mendapatkan imbas Hindu sehingga sanggup mendirikan suatu kerajaan yang teratur rapi mernurut referensi pemerintahan kerajaan-kerajaan di India. Hal ini penting sebab sanggup membuktikan aspek kehidupan sosial masyarakat pada masa itu yang telah berkembang mengikuti referensi perkembangan zaman. Masyarakat Indonesia mendapatkan unsur-unsur yang tiba dari India dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.

Ketika Raja yang tersohor dan populer Mulawarman memperlihatkan hadiah seribu ekor lembu dan sebatang pohon kepada sang Brahmana yang mirip api pengorbanan ditempat yang paling diberkati (bernama) Vaprakeswara atas akal baiknya itulah tiang upacara peringatan ini dibentuk olah para pendeta yang berkumpul disini.

Isi Prasasti Yupa perihal Aspek Kehidupan Berbudaya

Kehidupan dan perkembangan kebudayaan dari masyarakat Kutai bersahabat kaitannya terhadap kepercayaan atau agama yang mereka anut. Prasasti Yupa merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Kutai. Prasasti itu berupa sebuah tiang kerikil untuk mengikat korban yang akan dipersembahkan. Namun bahwasanya tugu kerikil itu merupakan warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia dari zaman meghalitikum yaitu kebudayaan menhir. Salah satu prasasti Yupa menyebutkan suatu daerah suci dengan kata Vaprakecvara. Vaprakecvara yaitu sebuah lapangan luas daerah pemujaan yang kuasa Siwa. Ini membuktikan bahwa agama Hindu yang dianut yaitu Hindu Siwa. Dugaan tersebut didukung pula oleh besarnya imbas kerajaan Pallawa yang beragama Siwa dan peranan brahmana  di kerajaan Kutai yang cukup besar mirip halnya peranan brahmana dalam agama Siwa.

“Mudah-mudahan pendeta yang paling terkemuka dan orang-orang suci lainya mendengar perbuatan terpuji dari Mulawarman Raja yang tersohor dan gilang gemilang. Praktis mudahan mereka mendengar hadiah besarnya, hadiah lembunya, hadiah sebatang pohon ajaibnya, hadiah tanahnya, atas limpahan amal salehnya maka tiang upacara peringatan kurban ini didirikan oleh para pendeta.”

Demikianlah pemaparan mengenai isi prasasti Yupa yang mengungkapkan sejarah kerajaan hindu yang terletak di Muara Kaman, di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Semoga bermanfaat untuk referensi Anda.

Previous
Next Post »

Post a Comment