Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Wednesday, November 14, 2018

Akibat Kucing Yang Serakah

 ialah Portal Edukasi yang memuat artikel perihal kisah Dongeng Fabel Akibat Kucing Yang Akibat Kucing Yang Serakah
Scud Story ialah Portal Edukasi yang memuat artikel perihal kisah Dongeng Fabel Akibat Kucing Yang Serakah, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Hari itu masih sangat pagi, matahari pun belum menampakkan diri. Hewan-hewan masih banyak yang tidur dengan pulasnya. Namun di kejauhan nampak seekor kucing berjalan tergopoh-gopoh. Ia berjalan sambil membawa seember susu yang diletakkan di punggungnya. Sesekali ia menoleh ke kiri dan ke kanan. Sepertinya ia takut ada sahabat yang mengikutinya. "Syukurlah tidak ada yang melihatku," kata si kucing dalam hati.

Ketika si kucing merasa tubuhnya capek ia berniat untuk istirahat. Ia mencari kawasan yang kondusif dari pengamatan teman-temannya. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti manakala ia berjumpa dengan seekor Kancil yang sedang memeluk sebatang pohon bambu. Si kancil berkali-kali mencoba menggigit pohon bambu, seperti hendak memecahkan batang bambu, namun dilepaskan lagi. Setelah usahanya gagal, si kancil nampak bersedih dan menangis. "Hu hu hu hu....gagal lagi usahaku," demikian rintih si kancil di hadapan si kucing.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Si kucing merasa iba dan ikut bersedih melihat si Kancil menangis tersedu-sedu. Lalu ia berusaha menyapanya.

"Hei, kenapa kau bersedih dan menangis, Kancil?" tanya si Kucing.

Si Kancil tidak menjawab, bahkan tangisannya semakin menjadi-jadi. "Huuuhuuuuhuuuhuuuuu." Sebenarnya tangisan si kancil di hadapan si kucing hanya akal-akalan saja. Dia berniat memberi pelajaran si kucing yang populer serakah dan suka mencuri susu milik teman-temannya. Si kancil jengkel setiap kali mendengar laporan akan kecurangan si kucing kepada teman-temannya.

"Wah, si kancil benar-benar bersedih, nih," pikir si kucing. Kemudian si kucing meletakkan bejana yang berisi susu di bawah pohon. Dan si kancil masih memegang erat-erat batang pohon bambunya.

"Hei, Kancil...kenapa kau bersedih ? Bolehkan saya tahu permasalahanmu?"

"Heeemmm....wah bahagia sekali apabila kau sanggup membantuku, Kucing," jawab si kancil.

"Iya...tapi apa masalahnya?"

"Begini, kawan," kata si Kancil mulai menyusun siasat. "Malam tadi saya menerima batang bambu absurd yang jatuh dari langit. Meskipun bambu ini tidak mempunyai akar namun lihatlah daun-daunnya nampak hijau segar. Pasti di dalamnya ada air absurd di 6 ruasnya yang menciptakan daun-daun bambu ini nampak masih hijau segar. Pasti air absurd itu sanggup menciptakan kita abadi muda dan sakti. Oleh lantaran itu, saya berusaha memecahkannya. Namun usahaku gagal. Aku sedih, kawan."

"Wah, ada air absurd yang sanggup menciptakan abadi muda? Aku harus sanggup merebutnya dari tangan si Kancil," pikir si Kucing. "Dasar si Kancil bodoh. Seharusnya membuka batang bambu dengan benda runcing ibarat cakarku ini. Mana sanggup memecah batang bambu dengan giginya."

" Begini saja, Cil," kata si kucing. "Bagaimana kalau batang bambumu ini saya tukar dengan setengah bejana susuku?"

"Hahhh! Ditukar dengan Setengah bejana susu? Ogah yaaaa....enak aja satu batang bambu absurd ditukar setengah bejana susu. Kamu tidak adil. Kamu mau enaknya sendiri. Kamu serakah," kata si Kancil sambil terus memeluk batang bambunya.

"Tapi susu ini masih segar dan yummy lho....kamu tinggal minum saja...enakkk, Cil. Daripada kau kesulitan memecahkan batang bambu itu? Serahkan saja padaku. Kamu sanggup menimati setengah bejana susu ini"

"Ogaaaahhhh.....gak mauuuu....tidak sudiiii....Sekali tidak mau ya tetap tidak mau," kata si Kancil akal-akalan bertahan dan menganggap bahwa batang bambunya benar-benar sakti.

"Kalau begitu...bagaimana kalau saya minta hanya setengah saja batang bambumu dan kita tukar dengan setengah bejana susuku. Nah...adil kan?"

"Ogaaahhh...enak saja bambu ini dipotong separo...kesaktiannya sanggup hilang, Cing!"

Si Kucing makin ingin tau dengan perilaku si Kancil. Dirinya harus sanggup mempunyai batang bambu itu bagaimanapun caranya semoga dirinya sanggup tetap abadi muda dan sakti. Kalau dirinya sakti tentu ia bebas berbuat apa saja kepada teman-temannya. Ia bebas mempunyai susu milik siapapun tanpa takut terhadap teman-temannya. Dan alhasil ia nekat ingin menukar seember susunya dengan batang bambu yang dimiliki si Kancil.

"Begini saja, Cil. Bagaimana kalau batang bambumu itu saya tukar dengan seember susuku ini?"

Si kancil akal-akalan keberatan dengan permintaan si kucing. Padahal dalam hati ia merasa bahwa kali ini si kucing akan menemui batunya. Kali ini si Kucing akan mendapatkan ganjaran akan keserakahan dan kelicikannya.

"Kalau itu maumu, saya sih setuju-setuju saja, Cing. Tapi kau nrimo nggak menukar susumu dengan batang bambu ini?" tanya si Kancil.

"Ikhlas, Cil. Ayo mana batang bambumu!" kata si kucing tidak sabar ingin mempunyai batang bambu milik si kancil. Dan ia akan segera memecahkannya semoga sanggup segera meminum air absurd yang ada di tiap ruasnya. "Aku akan menjadi Kucing Sakti dan senantiasa abadi muda. Asyiiikkkk," kata si kucing senang.

Kemudian si kancil melepaskan batang bambunya. Setelah Ia meraih seember susu milik si Kucing, kemudian ia pergi meninggalkan si kucing sendirian.

"Horeeee....aku akan menjadi kucing sakti.iiiii!" teriak si kucing. Kemudian ia mengeluarkan cakar-cakarnya. Batang bambu yang ada dihadapannya dicakar-cakar berkali-kali semoga sanggup pecah. Ia terus berusaha memecahkannya. Akhirnya, sehabis dengan usaha yang keras ia berhasil memecahkan batang bambu di hadapannya. Namun ternyata air sakti yang diharap-harapkannya ternyata tidak ada. Ia hanya mendapati ruas-ruas bambunya kosong tidak ada apa-apanya. Sedangkan daun bambu yang masih hijau disebabkan pohon bambu masih gres dipotong.

"Haahhhh! Sialan...mana air sakti itu!!???" teriak si kucing.

"Dasar si Kancil pembohong...aku telah ditipunya. Aku telah ditipunya....," kata si Kucing sambil bergegas lari mengejar si kancil yang telah membawa seember susunya.
Scud Story memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan kisah dan dongeng, mencakup unsur Intrinsik yaitu mencakup Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk berguru memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari kisah diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Previous
Next Post »

Post a Comment