Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Thursday, November 15, 2018

Dongeng Fabel Seekor Penyu Dan Burung Dara

Scud Story yaitu Portal Edukasi yang memuat artikel perihal Cerita Dongeng  Dongeng Fabel Seekor Penyu dan Burung Dara
Scud Story adalah Portal Edukasi yang memuat artikel perihal Cerita Dongeng Fabel Seekor Penyu dan dan Burung Dara, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Dahulu kala, Di sebuah pantai nan landai dan berpasir putih hiduplah seekor penyu dan kawanan burung dara. Siang itu udara berembus sepoi-sepoi, menciptakan dahan dan daun-daun nyiur melambai menari. Di atas ranting yang terjatuh oleh angin, seekor burung Dara tampak hinggap sempurna di depan seekor Penyu muda yang sedang santai sambil berjemur.

“Hei, Penyu kawanku! Apakah tidak bosan kau sepanjang hari berjemur disitu?, kemana-mana jalan pun lambat nian lah dikau heheheheh!! Lihatlah aku, sanggup terbang tinggi dan sanggup melihat indahnya pantai dari langit. Aku juga sanggup melintasi langit diatas samudera luas, hutan, dan tempat-tempat yang tak mungkin kau sanggup lihat. Kasihan sekali nasibmu kawan! Hehehehehe,” ledek sang burung Dara sambil mengibaskan sepasang sayapnya yang berbulu putih dan indah.

“Lihat ini hai penyu!” Sang Dara terbang membubung tinggi, bermaksud mengatakan kehebatannya pada Penyu. Sang Penyu hanya melihatnya dari bawah pohon kelapa sambil tersenyum. Walaupun sering diejek dan direndahkan oleh burung Dara, beliau tak pernah menganggap burung Dara sebagai rivalnya. Dia menganggap semua hewan di dunia ini sebagai sahabat. Dia yakin, bahwa setiap hewan diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Akan tetapi, tak semua hewan menyadari itu.

“Penyu... Aku mau pergi ke pulau lain. Kalau mau ikut ya silakan, tapi kau berangkat sendiri saja. Aku tidak mau menunggu kau yang lamban,” ejek burung Dara. Dalam sekejap, burung Dara sudah hilang dari pandangan mata Penyu. Dia sudah terbang menuju pulau lain di daerah pantai tersebut.

Sudah usang Penyu mendambakan sanggup pergi ke pulau yang lain untuk menambah pengetahuannya. Kadang terasa bosan terus-terusan berada di satu pulau. Kepergian burung dara menciptakan Penyu semakin ingin pergi menyususl kesana. Akhirnya beliau tetapkan untuk menyusul burung Dara. Dia ingin melihat tempat gres dan mitra baru. Barangkali saya sanggup menemukan sahabat yang sanggup diajak bermain bersama disana, kata Penyu dalam hati.

Akhirnya dengan tekat yang bulat, Penyu memberanikan diri untuk berenang menuju pulau yang ada di seberang. Dalam perjalanannya, beliau bertemu sesama penyu, juga binatang-binatang lain di maritim itu. Sifat Penyu yang ramah membuatnya disenangi oleh banyak hewan lain.

Penyu terus mengayuh kaki-kakinya yang pendek untuk berenang, tiba-tiba di tengah lautan luas, Penyu melihat sebuah titik terombang-ambing di tengah laut. Karena penasaran, penyu segera berenang mendekati benda itu. Betapa terkejutnya Penyu mendapati, benda itu ternyata yaitu burung dara sahabatnya, rupanya beliau pingsan. Sayapnya terluka. Dengan sekuat tenaga Penyu membawa badan kawannya ke daratan. Dengan cekatan, ia membersihkan dan merawat sayap Burung dara yang terluka.

Setelah usang pingsan, balasannya Burung Dara mulai siuman. Dalam keadaan belum sepenuhnya siuman, tubuhnya menggigil ketakutan. Bayangan perihal tubuhnya yang terjatuh ke maritim dan dihantam ombak besar berkelebat di benaknya. Burung dara menjerit dan menangis tersedu-sedu membayangkannya, lebih-lebih rasa sakit pada sayapnya yang terluka parah. “Kawan, tenang, kau sudah selamat. Ada saya di sini untukmu.” Penyu berkata pelan kepada burung Dara. “Penyu, apakah kau yang telah menyelamatkanku dan membawaku ke daratan?” tanya burung Dara seolah tak percaya. “Benar, Kawanku. Apa gerangan yang telah terjadi denganmu?” tanya Penyu. “Aku… saya diserang seekor Gagak Hitam. Aku tidak sanggup melawan, dan terjatuh ke lautan. masih sakit sekali rasanya sayap-sayapku…Penyu” “Mungkin saya tidak akan sanggup terbang lagi. Padahal selama ini, saya selalu menyombongkan diri dengan kelebihan yang saya miliki, sepasang sayap yang sanggup membuatku terbang tinggi melintasi udara diatas samudera.” Burung Dara mengucapkannya dengan terbata-bata dan seolah meratapi perbuatan sombongnya.

“Tenanglah, Kawanku... sehabis lukamu pulih, kau niscaya sanggup terbang lagi. Aku sangat yakin itu. Istirahatlah dulu, semoga kukamu cepat pulih,” kata Penyu dengan bunyi pelan. Mendengar ucapan Penyu, tangisan burung Dara mulai mereda. “Penyu sahabatku yang baik, terima kasih, ya, kau telah menolongku. Dan saya ingin mohon maaf alasannya yaitu selama ini, saya sudah sering menghina dan menyakitimu, tapi kau begitu sabar mendapatkan perlakuanku yang jahat padamu.”

Penyu hanya membisu sambil tersenyum, seraya menggelengkan kepala. “Tak ada yang perlu dimaafkan kawan, tersakiti, Kamu tetap temanku. dan saya yaitu temanmu. Selamanya akan selalu begitu, sebagai kawan, kita dihentikan bermusuhan.

Begitulah, semenjak kejadian itu Burung Dara dan Penyu dekat dengan sangat baik. Kemana-mana mereka selalu bersama. Bahkan dikala Penyu sedang sakit dan tidak sanggup mencari makan, Burung Dara selalu membantunya mencarikan masakan dan mengirimi masakan untuk penyu. Sebuah persahabatan yang indah.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Seekor Penyu dan Burung Dara yaitu : Janganlah kita bersifat sombong, jangan menyombongkan kelebihan yang ada pada diri kita. jangan suka mengejek orang lain yang memiliki kekurangan. Yakinlah, bahwa setiap insan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, jadi tidak sepantasnya kita menyombongkan diri pada orang lain.

Scud Story memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan dongeng dan dongeng, mencakup unsur Intrinsik yaitu mencakup Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Previous
Next Post »

Post a Comment