Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Thursday, November 15, 2018

Pengertian Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik

Scud Story memuat dengan lengkap unsur Pengertian Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik
Scud Story memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan dongeng dan dongeng, mencakup unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu mencakup Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng. Kami mencoba mengulas sedikit perihal Pengertian Lengkap Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Dongeng atau Karya Sastra.

Pengertian Sastra
Kesusastraan berarti segala goresan pena atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.

Fungsi Sastra
Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :
  1. Fungsi moralitas, yaitu sastra bisa memperlihatkan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, lantaran sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.
  2. Fungsi rekreatif, yaitu sastra sanggup memperlihatkan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
  3. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung pedoman agama yang sanggup diteladani para penikmat/pembaca sastra.
  4. Fungsi didaktif, yaitu sastra bisa mengarahkan atau mendidik pembacanya lantaran nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
  5. Fungsi estetis, yaitu sastra bisa memperlihatkan keindahan bagi penikmat/pembacanya lantaran sifat keindahannya.
Ragam/Macam-macam Sastra
Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu :
  • Prosa, bentuk sastra yang diuraikan memakai bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan ibarat dalam puisi.
  • Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan memakai habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau hukum tertentu, yaitu :
  1. Jumlah baris tiap-tiap baitnya,
  2. Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya,
  3. Irama, dan
  4. Persamaan suara kata.
  • Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan memakai bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan memakai obrolan atau monolog.
  • Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan ibarat bentuk puisi namun memakai bahasa yang bebas terurai ibarat pada prosa.
Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
  • Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu :
  1. Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang. 
  2. Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian(baik atau buruk) denan pelukisan yang berlebih-lebihan.
  3. Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif.
  4. Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca perihal kasus moral, tatakrama, kasus agama, dll.
  • Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 bagian, yaitu :
  1. Kesusastraan Lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat usang dalam sejarah bangsa Indonesia. Kesusastraan Lama Indonesia dibagi menjadi : Kesusastraan zaman purba, Kesusastraan zaman Hindu Budha, Kesusastraan zaman Islam, dan Kesusastraan zaman Arab – Melayu.
  2. Kesusastraan Peralihan
  3. Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat gres Indonesia.
  • Kesusastraan Baru mencangkup kesusastraan pada Zaman :
  1. Balai Pustaka / Angkatan ‘20
  2. Pujangga Baru / Angkatan ‘30
  3. Jepang
  4. Angkatan ‘45
  5. Angkatan ‘66
  6. Mutakhir / Kesusastraan sesudah tahun 1966 hingga sekarang
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, ibarat : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan sentra pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.

Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik yaitu unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
  • Tema dan Amanat
Tema ialah kasus yang menduduki kawasan utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol. Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi kasus di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
  • Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh yaitu tokoh datar (flash character) dan tokoh lingkaran (round character). Tokoh datar ialah tokoh yang hanya memperlihatkan satu segi, misalny6a baik saja atau jelek saja. Sejak awal hingga simpulan dongeng tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat yaitu tokoh yang memperlihatkan banyak sekali segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Kaprikornus ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra lantaran sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra lantaran sifat-sifatnya. Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. 

Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara eksklusif melalui uraian pengarang. Kaprikornus pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara eksklusif tetapi melalui citra ucapan, perbuatan, dan komentar atau evaluasi pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap insiden lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap insiden yang akan terjadi.
  • Alur dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian insiden yang mempunyai hubungan alasannya akhir sehingga menjadi satu kesatuan yang padu lingkaran dan utuh.

Alur terdiri atas beberapa bab :
  • Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
  • Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
  • Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
  • Puncak, yaitu ketika puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
  • Leraian, yaitu ketika insiden konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
  • Akhir, yaitu seluruh insiden atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal hingga simpulan cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal hingga simpulan cerita. Alur tidak lurus bisa memakai gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.
  • Latar/Setting dan Pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu kawasan atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, tabiat dan pandangan hidup. Sedangkan Pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar. Pusat pengisahan ialah dari mana suatu dongeng dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini yaitu pribadi yang diciptakan pengarang untuk memberikan cerita. Paling tidak ada dua sentra pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam dongeng tersebut, biasanya sebagai saya dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam dongeng tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.
  • Sudut Pandang
Sudut Pandang yaitu posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang dibedakan atas : Sudut pandang orang kesatu yaitu pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat eksklusif dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya (aku, saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita). Sudut pandang orang ketiga yaitu pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)

Unsur Ekstrinsik
Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu niscaya berafiliasi secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan ibarat tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembacan sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, sanggup dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melaksanakan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diharapkan derma ilmu-ilmu kerabat ibarat sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.

Kesimpulan
Unsur-unsur intrinsik Karya Sastra/Dongeng yaitu terdiri dari : Tema, Pesan Moral/Amanat, Alur/Plot, Penokohan/Perwatakan, Latar/Setting, dan Sudut Pandang.

Penjelasan unsur Intrinsik Karya Sastra

A. TEMA
Tema yaitu sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya 

B. AMANAT
Amanat yaitu pesan/kesan yang sanggup memperlihatkan pelengkap pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memperlihatkan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup 

C. PLOT/ALUR
Plot/Alur yaitu jalan cerita/rangkaian insiden dari awal hingga akhir. Alur/Plot mempunyai tahapan sebagai berikut :
  • Tahap perkenalan/Eksposisi yaitu tahap permulaan suatu dongeng yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan (perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran tempat)
  • Tahap kontradiksi /Konflik yaitu tahap dimana mulai terjadi kontradiksi antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju kontradiksi selanjutnya)
Konflik ada dua macam
  1. Konflik internal yaitu konflik yang terjadi dalam diri tokoh.
  2. Konflik eksternal yaitu konflik yang terjadi di luar tokoh(konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan, konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)
Tahapan Konflik
  • Tahap penanjakan konflik/Komplikasi yaitu tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin sulit diduga, serba samar-samar)
  • Tahap klimaks yaitu tahap dimana ketegangan mulai memuncak (perubahan nasip pelaku sudah mulai sanggup diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada simpulan cerita) 
  • Tahap penyelesaian yaitu tahap simpulan cerita, pada bab ini berisi klarifikasi perihal nasib-nasib yang dialami tokohnya sesudah mengalami insiden puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca, jadi simpulan ceritanya menggantung, tanpa ada penyelesaian.
MACAM-MACAM ALUR
  • Alur Maju yaitu insiden –peristiwa diutarakan mulai awal hingga akhir/masa kini menuju masa datang.
  • Alur Mundur/Sorot Balik yaitu peristiwa-peristiwa yang menjadi bab epilog diutarakan terlebih dahulu/masa kini, gres menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa kemudian salah satu tokoh.
  • Alur Gabungan/Campuran yaitu peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang insiden pokok ( dialami oleh tokoh utama) lagi.
D. PERWATAKAN/PENOKOHAN
Perwatakan yaitu bagaimana pengarang melukiskan tabiat tokoh

ADA TIGA CARA UNTUK MELUKISKAN WATAK TOKOH
  • Analitik yaitu pengarang eksklusif menceritakan tabiat tokoh.
Contoh : Siapa yang tidak kenal Pak Yono yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru melengkapi sosoknya sebagai guru yang diidolakan siswa. Dia Lucu dan penyanyang.
  • Dramatik yaitu pengarang melukiskan tabiat tokoh dengan tidak langsung. Bisa melalui kawasan tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh.
Contoh : Begitu memasuki kamarnya, Yuni pelajar kelas 1 Sekolah Menengan Atas itu eksklusif melempar tasnya ke kawasan tidur dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. (tingkah laris tokoh)
  • Campuran yaitu adonan analitik dan dramatik. Pelaku dalam dongeng sanggup berupa insan , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan
E. PELAKU/TOKOH DALAM CERITA
  • Pelaku utama yaitu pelaku yang memegang peranan utama dalam dongeng dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan kejadian.
  • Pelaku pembantu yaitu pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita.Bisa bertindak sebagai pendekar mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.
  • Pelaku protagonis yaitu pelaku yang memegang tabiat tertentu yang membawa pandangan gres kebenaran.(jujur,setia,baik hati dll)
  • Pelaku antagonis yaitu pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu, pembohong dll)
  • Pelaku tritagonis yaitu pelaku yang dalam dongeng sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah.
F. LATAR/SETTING
Latar/ setting yaitu sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.

Macam-macam latar
  • Latar kawasan adalah latar dimana pelaku berada atau dongeng terjadi (di sekolah, di kota, di ruangan dll)
  • Latar waktu yaitu kapan dongeng itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)
  • Latar suasana yaitu dalam keadaan dimana dongeng terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll)
G. SUDUT PANDANG PENGARANG
Sudut pandang yaitu posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.

Sudut pandang dibedakan atas :
  • Sudut pandang orang kesatu yaitu pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat eksklusif dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita)
  • Sudut pandang orang ketiga yaitu pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)
UNSUR EKSTRINSIK 
Unsur Ekstrinsik yaitu unsur yang membangun karya sastra dari luar

UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK
  • Latar Belakang Penciptaan yaitu kapan karya sastra tersebut diciptakan
  • Kondisi masyarakat pada ketika karya sastra diciptakan yaitu keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada ketika karya sastra diciptakan

Previous
Next Post »

Post a Comment