Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Friday, November 16, 2018

Tips Cara Gampang Menghafal

Scud Story ialah Portal Edukasi yang memuat artikel perihal Tips Cara Praktis Menghafal, Fokus, dan Logika Balita, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu juga Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Ketika anak sukar menghafal, sebagai orangtua tentunya Anda takut anak “tertinggal” di kelas. Bantu anak untuk mengejarnya dengan metode paling tepat, yuk. Sebenarnya, apa yang menciptakan anak menjadi sulit menghafal? Berikut klarifikasi Dra. Henny E. Wirawan, M.Hum., QIA, Psi. “Ketika anak diperhadapkan pada sesuatu yang abstrak, ia akan berusaha mengenalinya (recognition ), kemudian memasukannya ke dalam memori. Prosesnya mungkin sukar lantaran proses pengenalan yang tidak sempurna (salah konsep). Jadi, boro-boro menghafal, mengenali sesuatu saja anak tidak bisa,” urai Dekan Fakultas Psikolog Universitas Tarumanegara ini. Dengan kata lain, anak kurang bisa memahami konsep besar yang sedang dihadapinya.

Penyebab lainnya berkaitan dengan atensi sehingga Si Buyung tidak memfokuskan pikiran pada objek yang seharusnya ia bentuk. Bisa saja lantaran konsentrasinya terbatas. Padahal untuk menghafal sebuah materi, konsentrasi dan atensi saling berafiliasi erat. Kemampuan organisasi yang terbatas juga bisa memengaruhi kemampuan menghafal. “Belum terbiasa atau masih sangat muda sehingga pemikiran anak dalam menyusun ingatan secara sistematis masih sangat terbatas. Jadi, harus dilatih terus,” ujar Henny.

Menurut Henny, ketiga penyebab tadi bisa terjadi lantaran adanya keterlambatan perkembangan sehingga proses berguru terhambat. “Belum tentu keterlambatan perkembangan ini disebabkan keturunan atau genetik! Bisa jadi lantaran anak tersebut memang lambat dalam proses belajarnya. Dan, ini merupakan salah satu learning disability juga, kan? Ada anak yang susahnya di matematika, olahraga, cara bicara, atau cara menghafalnya,” ujar Henny.

Bukan Berarti Bodoh
Orangtua tidak perlu aib atau merasa disusahkan jikalau anak sulit menghafal. Menurut Henny, sulit menghafal merupakan hal yang masuk akal terjadi pada anak-anak. “Orang remaja juga enggak semuanya bisa menghafal, kok.”

Ketika orangtua mendampingi anak untuk membantu dilema ini, ingatlah bahwa tidak semua pelajaran harus dihafal. Beberapa materi bisa saja cukup diketahui garis besarnya. “Nah, yang repot kalau hal yang tidak harus dihafal juga dipaksakan untuk dihafal. Itu sama saja menjadikan beban pada anak.” Henny menyadari, ada beberapa guru yang bahagia sekali memaksakan anak didiknya untuk menghafal secara textbook. “Itu sebetulnya enggak manis lantaran justru akan membatasi anak berkreasi dengan segala sesuatu di luar buku.”

Ketika anak masih sulit menghafal padahal sudah diberikan bantuan, orangtua sekali lagi harus ingat bahwa kemampuan anak tak sama rata. Ada yang memang lemah di hafalan, namun besar lengan berkuasa di pelajaran berhitung, misalnya. Jadi, jangan pernah mengecap anak terbelakang lantaran tidak maksimal ketika menghafal. Orangtua harus sabar dan bekerjasama dengan anak menangani atau mengantisipasi hal ini dengan cara:
  • Orangtua mengajak anak untuk rajin rehearsal (mengulang) pelajarannya.
  • Jangan melaksanakan pembiaran pada proses berguru anak yang salah. Misalnya, membiarkan anak berguru di depan televisi. Jika anak bersikukuh bisa berkonsentrasi dikala berguru di depan televisi, beri kesempatan untuk mengambarkan melalui nilai-nilainya. Jika ternyata nilainya malah stagnan atau menurun, pindahkan ruang berguru ke kawasan yang tidak memecah konsentrasinya.
  • Jangan memaklumi kelemahan anak dan tidak melaksanakan apapun untuk mengatasi kelemahannya. Anda harus membantunya!
  • Jangan membandingkan anak Anda dengan anak lain.
  • Kembangkan talenta anak di bidang lain semoga ia tidak merasa rendah diri.
  • Masukkan anak ke sekolah yang tidak semata-mata mementingkan hafalan. Dan, pilahlah materi hafalan dan materi yang cukup dipahami konsep besarnya.
Alternatif Penanganan
Agar kesulitan menghafal ini tidak berkelanjutan hingga anak dewasa, ada baiknya orangtua mengantisipasinya semenjak awal. Caranya, coba perhatikan hal-hal di bawah ini.
  • Harus menciptakan sesuatu yang dihafal (bahan hafalan) bersahabat dengan kehidupan anak. Misal, penjelasannya harus konkrit (bisa dilihat, diraba) semoga anak bisa lebih cepat mengenali pola recognition-nya (objek, kata, kalimat, dan lain-lain). Hal ini lebih gampang dilakukan anak semoga anak bisa memenuhi kebutuhannya, bahkan hingga pada kebutuhan yang sangat kecil.
  • Melatih atensi dan konsentrasi anak dengan cara mendampingi anak ketika sedang berguru (terutama soal menghafal) dan memperlihatkan ruang yang aman sehingga ia lebih fokus. Usahakan semoga waktunya tidak terbagi dengan acara yang lain. Jadi, dikala anak sedang belajar, jangan menyuruhnya melaksanakan hal lain atau membiarkan ia berada di kawasan yang salah (seperti berguru di depan televisi). Ini dilakukan semata-mata untuk menghindari konflik yang mengakibatkan konsentrasi terpecah.
  • Mind mapping merupakan salah satu cara mengajarkan anak untuk menghafal yang tepat. Apalagi jikalau anak tidak terbiasa berguru dengan cara sistematis. Mind mapping paling sederhana ialah mengaitkan objek hafalan dengan pola yang sanggup diaplikasikan dalam keseharian. Anda bisa memakai pengklasifikasian benda atau kata dengan diagram, garis, atau yang lainnya. Yang penting, gunakan konsep “kategorisasi” semoga pola pikirnya jadi lebih runtut dan memudahkan ia mengaitkan sesuatu dengan yang lain.
  • Jika masalahnya developmental delay atau keterlambatan perkembangan, gunakan pola “mengulang” hingga anak betul-betul hafal.
  • Kenali gaya atau kebiasaan berguru anak. Apakah anak merupakan tipe auditory (pendengar), visual, atau taktil kinestetik dengan cara meraba atau memegang (biasanya dilakukan pada anak disleksia), atau yang lain. Apapun gayanya, itu sanggup membantu anak menghafal lebih cepat. Baca Juga Cara Merangsang Anak Untuk Belajar.

Previous
Next Post »

Post a Comment