Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Friday, April 19, 2019

Cerpen Persahabatan - Kado Terakhir Untuk Sahabat

Berikut ini ialah sebuah cerpen persahabatan untuk melengkapi kumpulan cerpen di blog ini ... silahkan disimak ...

KADO TERAKHIR UNTUK SAHABAT
Karya Nurul Alma Febriyanti
Lima hari sebelum kawanku pindah jauh disana. Selepas makan siang, saya eksklusif kembali beranjak ketempat saya bermain dengan sahabatku.
“hei, kemana saja kamu? Daritadi saya nungguin” Tanya sahabatku yang berjulukan Alvi. “tadi saya makan siang dulu” jawabku sambil menahan perut yang penuh dengan makan siang “ah ya sudah, ayo kita lanjutkan saja mainnya” sahut Alvi. Tidak usang ketika saya & Alvi sedang asyik bermain congklak, Rafid adiknya Alvi tiba menghampiri kami berdua.
“kak, saya pengen bilang” kata Rafid “bilang apa?” sahut Alvi ingin tau “kata bapak, sebentar lagi kita pindahan” jawab Rafid “hah? Pindah kemana?” tanyaku memotong pembicaraan mereka “ke Bengkulu” jawab Rafid dengan singkatnya “ya udah kak, ayo disuruh pulang sama ibu buat makan siang dulu” ajak Rafid ke Alvi “iya deh.. ehm.. Alma, saya pulang dulu ya saya mau makan siang” ujar Alvi “eh, iya deh saya juga mau pulang kalau gitu” sahutku tak mau kalah.

Sesampainya dirumah saya eksklusif masuk kedalam kamar & entah kenapa perkataan Rafid yang belum niscaya tersebut, terlintas kembali ke pikiranku. “Andai perkataan tersebut benar, tak terbayang bagaimana perasaanku nanti” ujarku pada cermin yang menatapku datar “sudahlah daripada saya memikirkan yang belum niscaya lebih baik saya mendengarkan musik saja” ujarku kembali sambil beranjak mengambil mp3. Tak usang kemudian saya mendengar sebuah pembicaraan, yang saya tau suaranya sudah tak gila lagi bagiku yaitu orang tuaku & orang renta Alvi sahabatku. Aku mencoba mendekati pintu kamar untuk mendengarkan pembicaraan itu. Tak usang tanganku keringat dingin, saya sudah mendapat inti pembicaraan ternyata benar apa yang dikatakan Rafid pada Alvi tadi siang bahwa mereka akan pindah kurang lebih sebulan lagi.

Lemas sudah tubuhku sesudah mendengar kabar itu, tiba-tiba ibu mengetuk kamarku & mengagetkanku yang sedang resah itu. *Tok3X… “Alma, kau mengunci pintu kamarmu ya” Tanya ibu sambil mencoba membuka pintu “enggak kok” jawabku dengan lemasnya “kamu kenapa.. ayoo buka kamarmu!!” teriak ibu “iya.. sebentar” sahutku sambil membuka pintu.
“ngapain kau mengunci kamar?” Tanya ibu.
“gak knapa2… tadi saya memang lg duduk didepan pintu” jawabku sambil menoleh keruang tamu yang berhadapan dengan kamar tidurku.
“ya sudah, tadi orang tuanya Alvi bilang kalau mereka ingin pindah bulan depan”
“iya, saya sudah tau” sahutku kembali ke kamar tidur.
“oh kau tidak duka kan?” Tanya ibu yang menghampiriku.
“…” tak kujawab pertanyaan ibu.
“hm.. sudahlah tak usah dibahas dulu.. sana tidur siang dulu supaya nanti malam dapat mengerjakan PR” ujar ibu sembari mengelus elus rambutku.
“iya…” jawabku singkat.

Esoknya sempurna dihari Minggu, matahari pagi menyambutku. Suara ayam berkokok dan jam beker menjadi satu. Tetapi, saya tetap saja masih ingin ditempat tidur. Sampai hingga ibuku memaksaku untyk tidak bermalas malasan.
“Alma, ayoo bangun.. wanita gak baik berdiri kesiangan” ujar ibu sambil melipat selimutku. “sebentar dulu lah.. saya masih ngantuk” sahutku sambil menarik selimut ditangan ibu. “itu Alvi ngajak kau main.. ayoo bangun!!” ujar ibu kembali sambil mengeleng gelengkan kepala. “oh baiklah oke” sahutku semangat alasannya ialah ingat bahwa Alvi akan pindah sebulan lagi. Lalu, saya eksklusif beranjak dan segera lari keluar kamar tidur untuk mandi & sarapan. Setelah itu Alvi tiba-tiba menghampiri rumahku
“Assalamualaikum, Alma!!” panggil Alvi dari depan rumah.
“walaikumsallam, iya!!” sahut ibuku yang beranjak keluar rumah.
“oh ibunya Alma, ada Alma nya gak?” Tanya Alvi.
“Alma nya lagi sarapan, sebentar ya tunggu dulu aja. Sini masuk” jawab ibuku.
“iya, terimakasih” sahut Alvi.

Ketika saya sedang asyik asyiknya sarapan, Alvi mengagetkanku.
“Alma, makan terus kau ini” ujar Alvi sambil tertawa. “yee, ngagetin saja kau ini. Aku laper tau” sahutku sambil melanjutkan sarapan. “kok gak bagi-bagi saya sih” Tanya Alvi sambil menyengir kuda. “kamu mau, nih saya ambilin ya” jawabku sambil mengambil piring. “hahaha.. tidak, saya sudah makan, kau saja sana gendut” sahut Alvi sambil tertawa terbahak bahak. “ ya sudah” jawabku kembali sambil membuang muka. Tak berapa usang kemudian, sarapanku habis kemudian Alvi mengajakku bermain games.
“sudah kan, ayoo main sekarang” ajak Alvi semangat.
“aduh, sebentar dong. Perutku penuh sekali ini” sahutku lemas alasannya ialah kebanyakan makan.
“ah ayolah, makanya jangan makan banyak-banyak. Kalau gitu kapan mau dietnya” ujar Alvi menyindirku.
“ya sudah ya sudah.. ayoo mau main apa?” ajakku masih malas.
“Vietcong yuk tempur tempuran” jawab Alvi semangat ibarat pendekar jaman dulu.
“hah, okedeh” sahutku sambil menyalakan laptop milik ayah.

Kemudian, saya dan Alvi bermain games kesukaan kami berdua. Kami bermain bergantian, besar besaran skor, dll tidak berapa usang ibunya Alvi memanggilnya untuk pulang. “Assalamualaikum, ada Alvinya gak?” Tanya ibunya Alvi sambil tersenyum denganku. “ada-ada.. Alvi! ibumu mencarimu” kataku kepada Alvi yang sedang asyik bermain. “iya.. sebentar lagi, emangnya kenapa?” Tanya Alvi. “aku tidak tau, sana kau pulang dulu. Kasian ibumu” ujarku sambil mematikan permainan. “huh… iya iya” sahut Alvi beranjak pulang kerumahnya.

Tak berapa lama, Alvi mengagetkanku ketika saya sedang asyik melanjutkan permainan yang sedang saya mainkan. “Alma!!” panggil Alvi sambil menepuk pundakku. “Apa??” jawabku kaget. “aku pengen bilang sesuatu nih, hentikan dulu mainannya” ujar Alvi. “iya!!” jawabku agak kesal. “jadi gini.. dengarkan ya… ternyata saya akan pindah 3 hari lagi” dongeng Alvi. “hah? Kok dipercepat??” sahutku memotong pembicaraan Alvi. “aku juga tidak tau, kau sudah memotong pembicaraanku saja. Sudah ya saya harus pulang ini.. bye!” ujar Alvi beranjak keluar rumah. “tunggu!! Kau serius??” tanyaku dengan penuh ketidak percayaan. “serius.. dua rius malahan” jawab Alvi sambil menggunakan sandal. “oh ok.. bye!!” sahutku kembali. Setelah Alvi pulang kerumahnya, saya eksklusif lari masuk kedalam kamar & mengunci diri. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan sedangkan sahabatku sendiri ingin pindahan. Terlintas dipikiranku untuk menawarkan Alvi sahabatku sebuah kado yang mungkin isinya dapat menciptakan Alvi mengingat persahabatan antara kita selamanya walaupun hingga janjkematian nanti kita tak akan dipertemukan lagi. Ku ambil buku diary & kutuliskan cerita-cerita persahabatanku dengan Alvi. Tak usang kemudian , terpikirkan suatu hadiah yang akan kukasih dihari ia pindahan nanti lalu, saya ambil uang simpanan yang kusimpan didompetku & ku piker-pikir uangnya cukup untuk membelikan hadiah untuk Alvi.

Besoknya sehabis pulang sekolah, saya eksklusif berlari ke toko sepatu erat rumahku. Ku lihat-lihat sepatu yang cukup menarik perhatianku, tiba-tiba ada seorang bapak-bapak yang menghampiriku.
“hai nak, kau mencari sepatu apa?” Tanya seorang bapak yang menurutku ialah pemilik took sepatu tersebut.
“i..iya pak, maaf ada sepatu futsal tidak?” tanyaku sambil celingak celinguk kesegala rak sepatu.
“oh, ada kok banyak.. untuk apa? Kok wanita nyari sepatu futsal?” Tanya pemilik sepatu itu sambil tertawa melihatku yang masih polos.
“bukan untukku pak, tapi untuk sahabatku” jawabku dengan polosnya.
“teman yang baik ya, memangnya temanmu mau ulang tahun?” Tanya pemilik toko itu. Entah kapan pemilik toko itu berhenti bertanyaku.
“iya” jawabku berbohong alasannya ialah tak mau ditanya-tanya lagi.
“ok, sebentar ya. Bapak ambilkan dulu sepatu yang elok untuk sahabatmu” ujar pemilik toko sepatu itu sambil berjalan ke sebuah rak sepatu.
“sip, pak” sahutku.

Tak lama, si pemilik toko sepatu itu kembali sambil membawa sepasang sepatu futsal.
“ini nak!!” kata pemilik toko sepatu itu.
“wah elok sekali, berapa pak harganya?” tanyaku sambil melihat lihat sepatu yang dibawa oleh si pemilik toko itu.
“bapak kasih murah nak untukmu.. ini aslinya Rp. 60.000 jadi kau bayar Rp.20.000 saja nak” jawab si pemilik toko itu sambil tersenyum.
“terima kasih banyak pak, ini uangnya” sahutku.
“iya nak, sama-sama” ujar sipemilik toko tersebut.
Setelah itu, saya kembali kerumah & mulai membungkus kado untuk Alvi. Mungkin ini hadiahya tidak seberapa, kutuliskan juga surat untuk Alvi.
Malamnya saya masih memikirkan betapa sedihnya perasaanku nanti kalau sahabatku pindah niscaya tidak dapat bermain bersama lagi seketika air mataku menetes & tiba-tiba ibu mengetuk pintuku. “Alma, ayo kerjakan dulu PRmu nanti kemalaman” ujar Ibu dari depan pintu kamar tidurku. “i..iya” sahutku sambil mengelap tetesan air mata yang membasahi buku yang sedang saya baca. Saat itu pikiranku masih campur aduk entah harus senang, duka atau apa. Aku tidak bias konsen mengerjakan PR malam itu.

Besoknya disekolah, saya sering melongo sendiri sampai-sampai guruku bertanya kenapa saya ibarat itu. Ku jawab saja dengan tanggapan yang sangat singkat alasannya ialah saya sedang memkikirkan bahwa besok lah dimana saya akan berpisah dengan sahabatku sendiri. Sepulang sekolah, saya eksklusif berlari memasuki kamar lagi, mengurung diri hingga malam. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku & kuintip lewat jendela kamar. Tak usang kemudian juga Ibu memanggilku untuk keluar kamar sebentar.
“Alma, ayoo keluar sebentar. Ada Alvi nih” ajak ibu sambil membuka pintu kamarku.
“iya…” jawabku beranjak keluar kamar.
“nah kau sudah disini, jadi begini besok kan Alvi mau pindah ayoo berpamitan dulu” ujar ibuku.
“Alma!!” peluk ibunya Alvi kepadaku. “maafin tante sama Alvi beserta keluarga ya kalau punya salah sama kamu, ini tante ada sesuatu buat kamu” kata ibunya Alvi sambil memberiku sekotak coklat.
“i..i..iya” sahutku tak dapat menahan perasaan & sejenak kuingat bahwa saya juga punya hadiah untuk Alvi.
“Alvi, ini ada hadiah buat kamu. Terima ya” ujarku mulai menangis.
“iya. Alma jangan nangis dong” jawab Alvi.
“aku..” sahutku semakin sedih.
“sudah kau tidak usah duka nanti suatu ketika kalian dapat ketemu kembali kok, ibu yakin” kata ibu sambil menghapus air mataku.
“ya udah, Alma jangan nangis ya… oh iya ini tante kasih no telp. Tante supaya nanti kalau Alma kangen sama Alvi dapat sms atau telepon ya” ujar ibunya Alvi sambil menghapus air matanya pula yang hendak menetes.
“iya..” jawabku sambil masih menangis.
Malam pun tiba, Alvi dan keluarganya pun berpamit & harus segera pulang. Aku pun kembali ke daerah tidur & mulai menangis. Ku gigit bantal yang ada didekatku tak tahan saya melihat hal tadi.

Esoknya, sempurna dipagi hari. Suara kendaraan beroda empat kijang mengagetkanku & bergegas saya keluar. Ku lihat Alvi & keluarganya sudah berkemas-kemas untuk berangkat, tubuhku mulai lemas ibu pun mengagetkanku untuk segera bersiap siap sekolah. Sebenarnya saya ingin tidak sekolah dulu hari itu tapi bagaimana juga pendidikan yang utama. Aku bergegas kesekolah tapi sebelum itu, saya berpamitan dengan Alvi lagi.
“Alvi!!” panggilku dari jauh.
“Alma!!” jawabnya sambil mendekatiku.
“jaga dirimu baik baik disana ya kawan, semoga banyak teman-teman barumu disana & jangan lupakan aku” ujarku mulai meneteskan air mata.
“iya, kau tenang. Kalau kau duka kepergianku ini tidak akan nyaman” sahutnya sambil memberiku tissue.
“iya… terima kasih” jawabku kembali sambil menghapus airmata dengan tissue yang diberikan oleh Alvi.
“oh iya Alma, thanks ya buat kadonya itu elok banget… saya juga udah baca suratnya… terima kasih banyak ya… akan kujaga terus kado mu” ujar Alvi menatapku.
“iya.. sama-sama alasannya ialah mungkin itu kado terakhirku untukmu kawan” sahutku sambil tersenyum tak memperlihatkan kesedihan lagi.
“kau memang sahabat terbaikku selamanya” kata-kata terakhir Alvi yang ia ucapkan kepadaku. Disitulah saya berpisah & disitulah saya harus menempuh hidup baru, juga makna dari sebuah persahabatan tanpa menilai kekurangan seorang sahabat.

Selesai

PROFIL PENULIS
Hi my name is Nurul Alma Febriyanti, but you can call me Alma. I was born on 13th of February 1999. this is my first short story telling that I have been published. I hope all of you like my short story... enjoy it! ;D and if you want to know more of me, you can follow my twitter >> @alma_fbrynt

Demikian dongeng pendek kali ini,.... silahkan baca juga kumpulan cerpen persahabatan yang lainnya...

artikel terkait :
cerpen persahabatan - sebuah janji
cerpen persahabatan - rinduku kenanganku
cerpen persahabatan - cinta para sahabat

Previous
Next Post »

1 comments:

michelle delete December 19, 2019 at 9:58 PM

Numpang promo ya Admin^^
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.club ^_$
add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

Post a Comment