Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Saturday, May 18, 2013

Kebudayaan Suku Anak Dalam


Indonesia yaitu salah satu Negara yang mempunyai ribuan suku bangsa yang beraneka ragam. Masing-masing kawasan saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebu dayaan kawasan lain atau kebudayaan yang berasal dari luar. Salah satu kebudayaan tersebut yaitu Suku Anak Dalam. Suku Anak Dalam terdapat di kawasan Jambi dan Sumatera Selatan. Suku Anak Dalam belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia lantaran Suku Anak Dalam sudah sangat langka dan mereka tinggal di tempat-tempat terpencil yang jauh dari jangkauan orang-orang.

Suku Anak Dalam disebut juga Suku Kubu tau Orang Rimba. Menurut tradisi verbal suku Anak Dalam merupakan orang Malau sesat yang lari ke hutan rimba disekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duapuluh. Mereka kemudian dinbmakan Moyang Segayo. Sistem kemasyarakatan mereka , hidup mereka secara nomaden atau tidak menetap dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu, walaupun diantara mereka sudah banyak yang telah mempunyai lahan karet ataupun pertanian lanilla.

Sistem kepercayaan mereka yaitu Polytheisme yaitu mereka mempercayai banyak dewa. Dan mereka mengenal tuhan mereka dengan sebutan Dewo dan Dewa. Ada tuhan yang baik adapula tuhan yang jahat. Selain kepercayaan terhadap tuhan mereka juga percaya adanya roh nenek moyang yang selalu ada disekitar mereka.

Suku Anak Dalam juga Sangay antusias terhadap pendidikan. Mereka sangat bersemangat mengikuti berguru di sekolah. Tak hanya bawah umur saja yang bersekolah akan tetapi juga orang pandai balig cukup akal pun mengikutinya. Mereka berpikir bahwa dengan bersekolah mereka akan pandai dan tak gampang untuk dibodohi oleh orang luar.

Hal-hal yang telah diuraikan diatas berdasarkan aku sangat menarik sehingga aku akan mengangkat makalah dengan judul “Kebudayaan Suku Anak Dalam”Suku Anak Dalam merupakan salah satu Komunitas Adat Terpencil ( KAT ) yang ada di Propinsi Jambi yang mempunyai permasalahan spesifik. Jika kita melihat tumpuan kehidupan dan penghidupan mereka, hal ini disebabkan oleh keterikatan akhlak istiadat yang begitu kuat. Hidup berkelompok dengan pakaian hanya sebagian menutupi tubuh dengan kata lain mereka sangat tergantung dengan hasil hutan / alam dan hewan buruan.

A.Penyebutan Orang Rimba / Orang Kubu
Penyebutan terhadap Orang Rimba perlu untuk diketahui terlebih dahulu, lantaran ada tiga sebutan terhadap dirinya yang mengandung makna yang berbeda, yaitu : Pertama KUBU, merupakan sebutan yang paling terkenal dipakai oleh terutama orang Melayu dan masyarakat Internasional. Kubu dalam bahasa Melayu mempunyai makna peyorasi menyerupai primitif, bodoh, kafir, kotor dan menjijikan. Sebutan Kubu telah terlanjur terkenal terutama oleh banyak sekali goresan pena pegawai kolonial dan etnografer pada awal masa ini. Kedua SUKU ANAK DALAM, sebutan ini dipakai oleh pemerintah melalui Departemen Sosial. Anak Dalam mempunyai makna orang kolot yang tinggal di pedalaman. Karena itulah dalam perspektif pemerintah mereka harus dimodernisasikan dengan mengeluarkan mereka dari hutan dan dimukimkan melalui jadwal Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing (PKMT). Ketiga ORANG RIMBA, yaitu sebutan yang dipakai oleh etnik ini untuk menyebut dirinya. Makna sebutan ini yaitu menawarkan jati diri mereka sebagai etnis yang berbagi kebudayaannya yang tidak sanggup lepas dari hutan. Sebutan ini yaitu yang paling proposional dan obyektif lantaran didasarkan kepada konsep Orang Rimba itu sendiri dalam menyebut dirinya.

Suku Anak Dalam masih berpaham animisme. Mereka percaya bahwa alam semesta mempunyai banyak jenis roh yang melindungi manusia. Jika ingin selamat, insan harus menghormati roh dan tidak merusak unsur-unsur alam, menyerupai hutan, sungai, dan bumi. Kekayaan alam sanggup dijadikan sumber mata pencarian untuk sekadar menyambung hidup dan tidak berlebihan.Hingga sekarang suku Anak Dalam masih mempertahankan beberapa akhlak khusus.

Previous
Next Post »

Post a Comment