Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Wednesday, June 12, 2013

Budaya Tato Suku Dayak

Tato atau rajah tubuh yang dulu asosiasinya selalu dikaitkan dengan dunia preman kini mulai digemari oleh banyak sekali kalangan baik itu laki-laki maupun perempuan. Tengok saja contohnya artis Tora Sudiro yang menato hampir sekujur badannya. Maka asosiasi tato yang semula begitu kental dengan dunia premanisme pun kini bermetamorfosis sebuah karya seni tubuh yang indah.

Tetapi tahukah anda bahwa di kalangan suku Dayak, tato mempunyai makna tersendiri yang sangat jauh dari kesan jok jagoan, atau sekedar gaya-gayaan apalagi sekedar untuk hiasan tubuh? Tato yang dibentuk secara tradisional memakai duri dari pohon jeruk (seiring perkembangan zaman, kini memakai beberapa buah jarum sekaligus yang dikaitkan pada sebilah kayu) dengan tinta berupa jelaga yang di campur garam ini bagi masyarakat suku Dayak merupakan bab dari tradisi, religi, bahkan untuk mencirikan tinggi rendahnya status sosial seseorang dan bisa pula sebagai bentuk penghormatan suku terhadap kemampuan seseorang.

Meskipun setiap sub suku Dayak mempunyai hukum dan motif yang berbeda-beda satu sama lain tapi tujuan pembuatan tato sendiri sebetulnya mempunyai kesamaan secara religi yaitu berfungsi sebagai obor atau penerangan dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, sesudah kematian. Jadi, semakin banyak tato yang terdapat di tubuh seseorang maka semakin teranglah jalan menuju alam keabadian itu.

Walaupun begitu, bukan berarti setiap orang bisa menciptakan tato semaunya di tubuh mereka alasannya bagi masyarakat Dayak tato tidak di bisa buat sembarangan. Ada aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi sebelum seseorang menciptakan tato di tubuhnya, mirip pilihan motif tatonya, dan juga penempatan tato dibagian tubuh. Orang yang akan di tato tidak bisa asal menentukan motif yang diinginkannya maupun bab tubuh yang mana yang ingin ia tato alasannya sebelumnya harus terlebih dahulu tunduk pada aturan-aturan adat. Setiap sub suku di Dayak mempunyai aturan-aturan tersendiri mengenai tato. Bahkan ada pula sub suku Dayak yang tak mempunyai tradisi tato sama sekali.

Di bawah ini saya uraikan secara singkat beberapa motif yang biasa di pakai oleh sub suku Dayak untuk tato mereka berikut hal apa saja yang harus dilakukan orang yang bersangkutan sebelum menerima motif tato tersebut.

Dayak Kenyah dan Dayak Kayan (Kalimantan Timur)
Bagi kedua sub suku ini banyaknya tato yang ada di tubuh mereka yaitu berbanding lurus dengan seberapa jauh dan seringnya mereka mengembara. Dan alasannya setiap kampung mempunyai motif tato yang bermacam-macam maka bila banyaknya motif ragam tato yang melekat di tubuh mereka itu artinya yang bersangkutan telah mengembara cukup jauh. Pengembaraan yang dilakukan oleh suku ini biasanya dilakukan dengan berjalan kaki dan dalam waktu yang bisa berbulan-bulan alasannya mengingat jauhnya jarak antar kampung yang ada di wilayah Kalimantan. Sedangkan Di kalangan masyarakat dayak Kenyah, motif yang lazim untuk kalangan darah biru (paren ) yaitu burung enggang yakni burung endemik Kalimantan yang dikeramatkan.

Pada suku Kayan tidak hanya laki-laki yang bisa mempunyai tato tapi perempuan pun lazim memilikinya di tubuh mereka. Tapi berbeda dengan laki-laki yang biasanya harus mengembara terlebih dahulu dan tato yaitu sebagai bentuk penghargaan atas apa yang telah dilakukannya, maka pada tubuh perempuan (Biasanya di kaki, paha, atau tangan) suku Dayak Kayan tato ini lebih bermotif religius, ada tiga macam tato yang biasanya disandang perempuan suku Kayan, antara lain tedak kassa, yakni mencakup seluruh kaki dan digunakan sesudah dewasa. Tedak usuu, tato yang dibentuk pada seluruh tangan dan tedak hapii pada seluruh paha.



Sementara di suku Dayak Kenyah, pembuatan tato pada perempuan dimulai pada umur 16 tahun atau sesudah haid pertama. Untuk pembuatan tato bagi perempuan, dilakukan dengan upacara watak disebuah rumah khusus. Selama pembuatan tato, semua laki-laki dihentikan keluar rumah. Selain itu seluruh keluarga juga diwajibkan menjalani banyak sekali pantangan untuk menghindari tragedi bagi perempuan yang sedang di tato maupun keluarganya.

Bagi perempuan Dayak mempunyai tato dibagian paha status sosialnya sangat tinggi dan biasanya dilengkapi gelang di bab bawah betis. Tato sangat jarang ditemukan di bab lutut. Meski demikian ada juga tato di bagia lutut pada lelaki dan perempuan yang biasanya dibentuk pada bab selesai pembuatan tato dibadan. Tato yang dibentuk diatas lutut dan melingkar sampai ke betis ibarat ular, sebetulnya anjing jadi jadian atau disebut tuang buvong asu.

Dayak Iban
Adapun bagi Dayak Iban, kepala suku beserta keturunanya ditato dengan motif sesuatu yang hidup di angkasa. Selain motifnya terpilih, cara pengerjaan tato untuk kaum darah biru biasanya lebih halus dan sangat detail dibandingkan tato untuk golongan menengah ( panyen ).



Disamping ketiga sub suku Dayak di atas sebetulnya masih ada motif tato lainnya yang antara lain motif tato yang berkaitan dengan kebiasaan mengayau (Memenggal kepala) dalam satu peperangan. Tapi alasannya kebiasaan mengayau ini sudah tidak lagi dilakukan maka motif-motif mirip ini hampir tak pernah lagi di pakai. Dan atau tradisi tato bagi suku Dayak yang bermukim di perbatasan Kalimantan - Serawak, mereka menato jari-jari tangan mereka sebagai ciri bahwa suku tersebut jago dalam hal pengobatan. Maka kalau anda melihat banyak tato di sekitar tangan mereka maka itu bisa dipastikan bahwa yang bersangkutan sangat jago dalam hal pengobatan.

Previous
Next Post »

Post a Comment