Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Thursday, August 11, 2016

Cara Gampang Beternak Belut Di Pekarangan Rumah Dengan Hasil Melimpah

Cara Ternak Belut Di Rumah : Belut ialah jenis ikan yang rasanya nikmat, dengan rasa khasnya dan banyaknya gizi yang di kandungnya. Belut merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat digemari banyak orang ketika ini, dahulu di tahun 60-an masyarakat hanya mengenal belut sawah atau belut liar, sehingga sangat sulit untuk sanggup mengkonsumsi belut setiap hari. Saat ini sudah sangat banyak orang yang membudidayakan belut ini sehingga belut dengan gampang sanggup dijumpai di pasar. Budidaya belut ternyata tidak sulit, dan tidak membutuhkan lahan yang luas, dengan media tong saja belut sudah sanggup dibudidayakan dalam jumlah yang besar.
 Belut ialah jenis ikan yang rasanya nikmat Cara Praktis Beternak Belut Di Pekarangan Rumah dengan Hasil Melimpah
Cara Ternak Belut Di Rumah
Budidaya belut lebih gampang daripada memelihara ikan, apakah itu sebagai ikan ternak ataupun hanya sekedar ikan peliharaan. Saat ini hanya problem bibit saja yang menjadi hambatan utama dalam budidaya belut, sulitnya mendapat bibit ini juga membatasi jumlah peternak belut ketika ini. Bibit belut ini sanggup diambil pribadi di alam atau sanggup juga dibeli di pembibitan belut. Namun pembibitan belut secara komersil ketika ini sanagt sulit ditemukan, bahkan mungkin belum ada di kawasan anda.

Lokasi ideal budidaya belut Belut sanggup dipelihara di semua jenis daerah, baik dataran tinggi maupun rendah, baik kawasan dengan curah hujan tinggii maupun curah hujan rendah. Hal ini masuk akal saja alasannya padi sanggup tumbuh di semua daerah, setiap ada sawah yang sanggup ditumbuhi oleh padi maka kawasan itu kemungkina besar sanggup dijadikan sebagai lokasi budidaya belut. Begitu juga dengan kondisi air, syarat budidaya belut hanyalah terdapat air higienis dalam artian higienis dari pencemaran limbah pabrik, pestisida dan detergen. Suhu 25-31°C ialah suhu terbaik untuk membudidayakan belut. Kondisi air yang higienis ini terutama untku anak belut atau sering disebut dengan bibit, ukuran bibit yang baik antara 1 – 2 cm. ketika belut sudah tumbuh cukup umur maka kondisi air tidak lagi menjadi problem alasannya umumnya belut cukup umur sanggup hidup di air yang keruh (akibat lumpur).
 Belut ialah jenis ikan yang rasanya nikmat Cara Praktis Beternak Belut Di Pekarangan Rumah dengan Hasil Melimpahbudidaya+belut.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Cara Praktis Beternak Belut Di Pekarangan Rumah dengan Hasil Melimpah" />
Cara Ternak Belut Di Rumah
CARA TERNAK BELUT DI RUMAH
1. Perlengkapan
Hal yang paling utama dan pertama sekali yang harus dipersiapkan dalam budidaya belut didalam tong ialah peralatan-peralatan sebagai berikut:
  • Tong atau Drum, disarankan yang terbuat dari materi plastik semoga tidak berkarat.
  • Paralon
  • Kawat Kasa
  • Tandon sebagai penampung air
  • Ember, cangkul, bejana dan juga jerigen. 
2. Persiapan dan Teknik Budidaya Belut
Persiapan dan teknik budidaya belut perlu diketahui semoga kelak mendapat hasil yang maksimal. Disini hal yang perlu diperhatikan ialah media pemeliharaan sebagai tempat berkembang biak atau media tempat membesarkan belut. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan ialah sebagai berikut:

A. Drum atau Tong
Drum yang dipakai untuk budidaya belut harus yang tidak bocor dan juga tidak berkarat. Bila drum yang dipakai terbuat dari besi atau kaleng, maka sebaliknya drum tersebut sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu dari karat dan lakukan pengecetan ulang dan diamkan hingga kering hingga tidak berbau cat lagi.

Cara mempersiapkan drum atau tong sebagai media budidaya belut dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut ini:
  • Letakkanlah tong pada posisi tanah yang datar. Hal ini dilakukan semoga media menjadi lebih luas.
  • Buka penggalan tengan drum dan sisakan 5 cm pada penggalan sisi kiri dan kanan.
  • Pasang alat sebagai penganjal semoga drum tidak menggelinding dan bergerak.
  • Buat jalan masuk pembuangan dibawah tong. Letak jalan masuk pembuangan ini sanggup diubahsuaikan dengan penampungan limbah pembuangan.
  • Buah peneduh tong, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan mengenai pribadi ke permukaan drum. Bahan ini sanggup dibentuk dengan net atau waring dan sanggup juga dibentuk dengan bahan-bahan yang lebih sederhana lainnya.


B. Media Tanah
Media tanah yang dipakai ialah tanah yang tidak berpasir dan juga tanah yang tidak terlalu liat dan mempunyai kandungan hara yang cukup. Dalam hal ini disarankan untuk memakai media tanah yang diambil dari sawah. Pematangan media tanah sanggup dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
  • Masukkan tanah kedalam tong hingga ketinggian 30-40 cm
  • Masukkan air hingga tanah becek namun tidak menggenang.
  • Masukkan EM 4 sebanyak 4 botol kedalam tong.
  • Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah menjadi lembut dan gembur. Perlu diketahui bahwa perlakuan diatas tidak berlaku untuk materi baku tanah yang diambil dari sawah.
C. Media Instan Bokashi
Media ini dibentuk diluar tong yang merupakan adonan dari materi utama dan materi campuran. Penggunaan 100 kilo materi akan menghasilkan 90 kilo media instan bokashi. Untuk setiap tong ukuran 200 liter membutuhkan 40 kilo bokashi. Dalam pembuatan bokashi dibutuhkan bahan-bahan utama sebagai berikut:
  • Jerami padi (40 persen)
  • Pupuk Kandang (30 persen)
  • Bekatul (20 persen)
  • Potongan batang pisang (10 persen) 
Bahan dan campurannya terdiri atas
  • EM4
  • Air Sumur
  • Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan molases. 
Cara pembuatan media instan bokashi dilakukan sebagai berikut:
  • Cacah jerami dan potongan batang pisang dan kemudian dikeringkan terlebih dahulu. Tanda materi yang sudah kering ialah hancur ketika digenggam.
  • Campurkan materi cacahan diatas dengan materi pokok lainnya dan aduk hingga merata.
  • Campurkanlah materi ini bertahap tetapi jangan terlalu basah.
  • Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4-7 hari. Bolak balik adonan semoga tidak membusuk. D. Mencampur Media Tanah dan Media Bokashi
Untuk mencapur media tanah dan media bokashi sanggup dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
  • Masukkan media Bokashi kedalam tong dan aduk hingga merata.
  • Masukkan air kedalam tong hingga ketinggian 5 cm dan diamkanlah hingga terdapat plankton atau cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung tong tidak perlu ditutup.
  • Keluarkan air dari tong dan ganti dengan air gres dengan ketinggian yang sama.
  • Masukkkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak 3/4 penggalan dan ikan-ikan kecil.
  • Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan selama 2 hari. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan ialah ketinggian seluruh media, kecuali media tumbuhan air tidak lebih dari 50 cm.
E. Masukkan bibit belut
Setelah seluruh media budidaya diatas dipersiapkan, maka tahapan selanjutnya ialah menebarkan bibit belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg atau dengan jumlah bibit sebanyak 160-200 ekor.

3. Perawatan
Perawatan belut yang dibudidayakan didalam tong relatif lebih gampang alasannya pemantauan budidaya juga relatif kecil. Tetapi demikian perawatan harus tetapi diperhatikan, diantaranya adalah:
  • a. Pemberian Pakan. Sebenarnya tidak ada hukum baku wacana volume derma pakan. Tetapi sebaiknya pakan diberikan 5 persen dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang diberikan sebaiknya terdiri dari cacing, kecebong, ikan-ikan kecil, dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan diberikan pada hari ke-3 sesudah bibit ditebar didalam tong. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada sore hari menyerupai kebiasaan belut makan dialam bebas, yaitu sore dan malah hari.
  • b. Pengaturan Air. Pengaturan air sangat diharapkan untuk membuang sisa makanan semoga tidak menumpuk dan menjadikan penyakit bagi belut. Pengaturan air ini sanggup dilakukan dengan cara mengalirkan air higienis kedalam tong. Sebaiknya air yang masuk berupa percikan air, dan hal ini sangat cocok dilakukan dengan memakai pipa paralon sebagai media aliran. Sementara untuk jalan masuk pembuangan sanggup dilakukan dengan menciptakan lobang pada tong di ketinggian 8 cm dari genangan air pada media. Selain itu untuk mengatur pembuangan sisa kotoran percikan air juga sangat bermanfaat untuk menambah oksigen.
  • c. Perawatan Tanaman Air. Tanaman air ini juga dipakai sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga menjaga belut dari kepanasan.
  • d. Pemberian EM4. EM4 berfungsi untuk menetralisir sisa-sisa pakan. Selain itu juga berfungsi untuk mengurangi bau. EM4 diberikan 2-3 kali sehari dengan takaran 1/2 sendok makan yang terlebih dilarutkan dalam 1 liter air.
  • e. Perawatan Disekitar Lokasi. Perawatan di sekitar lokasi ini dilakukan untuk menjaga tong dari tumbuhan liar, lumut, dan hama maupun predator pemangsa menyerupai ayam.
4. Pemanenan
Pemanenan belut sudah sanggup dilakukan sesudah 3–4 bulan masa budidaya dilakukan atau sesuai dengan harapan kita dan harapan (permintaan) pasar. Pemanenan untuk media drum / tong tentunya lebih gampang , dan belut hasil budidaya siap dipasarkan.

Previous
Next Post »

Post a Comment