Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Tuesday, November 15, 2016

Cara Budidaya Tanaman Sorgum Yang Baik Dan Benar

Teknik Budidaya Tanaman Sorgum - Jika dilihat sekilas tumbuhan sorgum ibarat dengan tumbuhan jagung. Di Indonesia sorgum masih jarang dimanfaatkan atau diolah manjadi makanan. Padahal, sorgum mengandung karbohidrat yang sama baiknya dengan beras. Di Indonesia produksi tumbuhan sorgum masih rendah dibandingkan produksi di beberapa negara di Asia tenggara. Tanaman sorgum ini sanggup tumbuh walaupun dalam kondisi kekeringan dan sanggup terus tumbuh walaupun telah dipangkas batangnya. tumbuhan sorgum harus lebih dikembangkan di Indonesia.


Teknik Budidaya Tanaman Sorgum

Sorgum (Sorghum bicolor L) bukan tumbuhan orisinil Indonesia, tapi berasal dari wilayah sekitar sungai Niger di Afrika. Domestika sorgum dari Etiopia ke Mesir dilaporkan telah terjadi sekitar 3000 tahun sebelum masehi.Di Indonesia sorgum telah usang dikenal oleh petani khususnya di Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa dengan nama Cantel dan sering ditanam sebagai tumbuhan sela atau tumpangsari. Budidaya tumbuhan sorgum di Indonesia masih sangat terbatas bahkan belum begitu terkenal di masyarakat. padahal sorgum mempunyai potensi besar untuk dibudidayakan dan dikembangkan secara komersial alasannya ialah mempunyai daya pembiasaan yang luas, produktivitas tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit tumbuhan serta lebih tahan terhadap kondisi marjinal (kekeringan, salinitas dan lahan masam).

Pengembangan jenis tumbuhan pangan ini akan sanggup berhasil apabila disertai dengan penerapan paket teknologi yang mencakup unit acara pembudidayaan dan pengolahan yang sederhana di tingkat petani. Pakar teknologi tersebut ialah sebagai berikut :

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah untuk sorgum usang dengan jagung, yaitu dibajak satu atau dua kali, digaru kemudian diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus higienis dari gulma eksekusi alam fase pertumbuhan sorgum agak lambat kira-kira 3 - 4 ahad sehingga pada awal pertumbuhan tersebut kurang bisa bersaing terhadap gulma. Kalau perlu buatlah saluran-saluran drainase.

Penanaman

  1. Populasi Tanaman
    Pada umumnya tumbuhan sorgum ditanam sebagai tumbuhan seta pada tumbuhan pokok padi gogo, kedelai atau tumbuhan palawija lainnya. Bila ditanam secara monokultur populasi tumbuhan per/hektar sekitar 100.000 - 150.000 tanaman. Jarak tanam yang dianjurkan ialah 75 X 25 Cm atau 75 X 20 Cm dengan masing-masing 2 tumbuhan perlubang. Menurut hasil penelitian, peningkatan populasi di atas 150.000 tanaman/hektar, masih cenderung meningkat hash walaupun tidak begitu besar.


  2. Cara penanaman
    Pada waktu menanam, benih ditanam 2 - 3 biji perlubang. Penjarangan menjadi 2 tumbuhan perlubang, dilakukan pada umur 2 ahad sesudah tanam. Penyulaman sanggup dilakukan dengan biji atau dengan pemindahan tanaman yang usang umurnya (trans planting) dengan cara putaran.

Pemeliharaan Tanaman

  1. Pemupukan

    Dosis
    Pupuk yang utama dibutuhkan tumbuhan sorgum ialah pupuk nitrogen dengan takaran mencapai 90 kg Nitrogen atau sama dengan 2 kwintal urea per hektar. Penambahan Pupuk PROS sebanyak 45 kg atau 1 kwintal TSP per hektar akan memperlihatkan hash yang lebih baik. Pemupukan dengan kalium dilakukan dengan takaran 30 kg K20 per/hektar.

    Waktu
    Pupuk N diberikan dua kali yaitu 1/3 cuilan pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk. P dan K, dan 2/3 cuilan sisanya diberikan pada umur 1 bulan sesudah tanam.

    Cara
    Seluruh Pupuk diberikan dengan cara menyebarnya dalam larikan sedalam ± 1 Cm. Untuk pemupukan pertama jaraknya 7 Cm di kiri kanan barisan tanaman, sedangkan pemupukan kedua jaraknya ± 15 Cm.


  2. Penyiangan dan Pembumbunan

    Pada awal pertumbuhan Sorgum kurang sanggup bersaing dengan gulma, eksekusi alam itu harus diusahakan semoga areal tumbuhan pada dikala tumbuhan masih muda harus higienis dari gulma. Penyiangan pertama sanggup dilakukan pada dikala tumbuhan sorgum berumur 10 - 15 hari sesudah tanam. Penyiangan kedua dilakukan bantu-membantu pembumbunan sesudah pemupukan kedua. Pembubunan dimaksud untuk memperkokoh batang.

budidaya-tanaman-sorgum">
Hama Penyakit Utama dan Cara Pengendaliannya

  1. Penyakit Utama

    a. Colletortichum gramini colum (Ces.) G.W. Wild (Penyakit Bercak Daun). Penyakit ini mengakibatkan bercak pada daun dengan warm kemerah-merahan atau keungu-unguan dan mengakibatkan kedaluwarsa merah pada batang dimana jaringan cuilan dalam buku lembap dan berubah warnanya. Penyakit ini menyebar secara leas. Bercak daun menjadikan daun mengering, eksekusi alam itu butir menjadi hampa, sementara kedaluwarsa merah mengakibatkan batang lembap dan patah. Kekebalan terhadap kedua penyakit dikendalikan oleh suatu gene tunggal yang dominan. dengan gene lainnya bagi setup penyakit.
    b. Helmithosporium turcicum Pass (Penyakit Blight). Penyakit ini menyerang sorgum secara luas, terutama pada kondisi yang lembab. Serangan penyakit ini menimbulkan bintik-bintik ungu kemerah-merahan atau kecoklatan yang alhasil menyatu. Penyakit blight daun sanggup menyerang pembibitan maupun tumbuhan dewasa. Kultivar yang resisten belum diketahui.

    c. Puccinia purpurea Cooke, Penyakit karat seranganrya terjadi secara luas pada sorgum. tetapi jarang mengakibatkan kehilangan yang serius.karma pertumbuhan penyakit tidak berlangsung lagi apabila tumbuhan sorgum telah mencapai dewasa.

  2. Hama Utama

    a. Atherigona varia Soccata (Rond.) (Lalat Bibit Sorgum). Hama ini merupakan hama yang utama di kawasan tropis. Telurnya diletakkan pada daun muda bibit dan lainnya menggerek ke dalam meristem tumbuhan much yang alhasil mati. Prinsip pengendaliannya ialah dengan penanaman pada waktunya (tanam serempak) dan menanam kultivar yang mempunyai kemampuan memulihkan luka sesudah diserang.

    b. Prodenia Litura F. (Ulat daun).;Pengendaliannya dengan memakai insektisida dengan jenis dan takaran yang dianjurkan.



Panen dan Pasca Panen

  1. Panen

    -Cara panen
    Panen dilakukan dengan cara memangkas tangkai mulai 7,5 - 15 cm di bawah cuilan biji dengan memakai sabit. Hasil pemangkasan kemudian diikat dengan ukuran sekitar ?0 Kg - 40 Kg setiap ikatnya.

    -Waktu panen
    Sorgum dipanen apabila biji dianggap telah masak optimal, biasanya ±45 hari sesudah bakal biji terbentuk.
  2. Pasca Panen

    -Pengeringan
    Biasanya pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran selama ± 60 jam hingga kadar air biji mencapai 10 - 12 %. Kriteria untuk mengetahui tingkat kekeringan biji biasanya dengan cara menggigit bijinya. Bila bersuara berarti biji tersebut telah kering. Apabila hari hujan atau kelembaban udara tinggi, pengeringan sanggup dilakukan dengan cara menggantungkan batang-batang sorgum diatas api dalam suatu ruangan atau di atas api dapur.

    -Perontokan
    Perontokan secara tradisionil dilakukan dengan pemukul kayu dan dikerjakan di atas lantai atau karung goni. Pemukulan dilakukan terus menerus hingga biji lepas. Setelah itu dilakukan penampian untuk memisahkan kotoran yang terdiri dari daun, ranting, bubuk atau kotoran lainnya. Sejumlah biji dijatuhkan dari atas dengan maksud semoga kotorannya sanggup terpisah dari biji dengan batuan hembusan
    angin. Agar dicapai hash yang terbaik dan efisien dianjurkan semoga memakai wadah supaya biji tetap bersih, usahakan semoga biji segera dirontok sesudah panen untuk mencegah serangan tikus dan burung, dan kadar air dihentikan lebih dari 10 - 12 % untuk mencegah pertumbuhan jamur.

    -Penyimpanan
    Penyimpanan sederhana di tingkat petani ialah dengan cara menggantungkan mulai sorgum di ruangan di atas perapian dapur. Cara ini berfungsi ganda yaitu untuk melanjutkan proses pengeringan dan asap api berfungsi pula sebagai pengendalian hama selama penyimpanan. Namun jumlah biji yang sanggup disimpan dengan cara ini sangat terbatas. Bila biji disimpan dalam ruangan khusus penyimpanan (gudang) maka tinggi gudang harus sama dengan lebarnya supaya kondensasi uap air dalam gudang tidak gampang timbul. Dinding gudang sebaiknya ' terbuat dari materi yang padat sehingga perubahan suhu yang terjadi pada biji sanggup dikurangi. Tidak dianjurkan ruang penyimpanan dari materi besi, eksekusi alam sangat peka terhadap perubahan suhu. Sebelum disimpan biji harus kering, higienis dan utuh (tidak pecah).

    -Pengolahan
    1. Bergs Sorgum (bergs sorgum giling).
    Bergs Sorgum yang dimaksud ialah biji Sorgum lepas kulit sebagai hash penyosohan sehingga diperoleh bergs sorgum giling. Untuk menyosoh biji sorgum digunakan mesin yang terdiri dari silinder gurinda batu, sehingga bergs yang dihasilkan putih bersih. Dengan sifat ini ternyata sorgum jenis non waxy sanggup digunakan sebagai nasi, bubur dan bentuk olahan lain. Sedangkan jenis sorgum ketan (waxy Sorgum) yang rasanya pulen sanggup dimanfaatkan sebagai materi pembuat minyak (snack) ibarat tape, Temper, rengginang dan wajik.

    2. Tepung Sorgum.
    Tepung sorgum sanggup diperoleh dengan menggiling bergs sorgum dalam mesin yang dilengkapi dengan silinder besi yang tajam dan licin. Campuran 60% tepung kedelai dengan 30% tepung sorgum sanggup menghasilkan roti dan kuliner ringan anggun yang cukup baik dan murah harganya.

    3. Uji ( thin poridge )
    Jenis kuliner ini terbuat dari tepung sorgum dan banyak digunakan di negara kenya, Tanzania, Uganda, Sudan dan India dengan nama yang berbeda-beda. Uji dibentuk dari 1 cuilan tepung sorgum. 3 - 4 cuilan air, satu cuilan susu cair dan gula secukupnya.

    Cara membuat:
    Mula-mula tepung dicampur cuilan air yang tersedia, tutup wadahnya dan biarkan selama 24 pangs. Air yang tersisa didihkan dan ditambahkan pada tepung yang terfermentasi tadi, kemudian dimasak selama 10-15 menit sehingga halos dan kental kemudian tambahkan gula selanjutnya dihidangkan untuk sampan pagi atau makan siang.
    4. I Ugali ( Stift Oorrid)
    Jenis kuliner ini berasal dari Uganda dan Kenya dengan nama Tuwo dan di India disebut sangat.
    Cara menciptakan ugali sama dengan menciptakan uji. hanya disini tepung yang digunakan jumlahnya lebih banyak dan berasal dari biji yang disangrai. kecambah atau biji yang dikuliti. Selama ditanak. ugali tidak menyebar atau tidak meleleh jika dimasukkan ke dalam air dingin. tetapi agak membentuk.
    Sebagai bahannya ialah 2 - 3 cuilan tepung ditambahkan dengan 4 - > cuilan air. Air didihkan kemudian ditambahkan tepung sambil diaduk-aduk hingga menjadi bubur. Pemasakan diteruskan hingga mengental.




Previous
Next Post »

Post a Comment