Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Sunday, November 27, 2016

Cara Menanam Indigofera, Rumput Odot Dan Lamtoro Secara Kombinasi Sebagai Solusi Ketersediaan Hijauan Untuk Pakan Ternak

Penanaman Secara Kombinasi Antara Rumput Gajah Odot, Indigofera dan Lamtoro sebagai Alternatif Ketersediaan Hijauan Sepanjang Tahun. 

Ketersediaan hijauan menjadi dilema klasik peternak sapi lokal baik skala industri maupun skala rumah tangga/perorangan. Untuk skala industri, umumnya hijauan yang dipakai mengandalkan tebon jagung. Tebon jagung membutuhkan lahan khusus yang luas untuk bisa berproduksi secara optimal dan kontinu. Ketersediaan tebon jagung juga harus bersaing dengan penyediaan jagung pipil untuk pakan ayam dan produk jagung lainnya. Saat harga jagung pipil kering mahal maka petani jagung akan lebih cenderung memanjangkan umur panen jagungnya supaya bisa dijual sebagai jagung kering pipil daripada menjualnya sebagai tebon jagung untuk pakan sapi. Saat menyerupai itu harga tebon jagung akan terus bergerak naik bersaing dengan harga jagung pipil sehingga pada titik tertentu harga tebon sudah tidak akan hemat lagi sebagai pakan sapi alasannya harganya yang terlalu mahal.

Mengandalkan hijauan pada produk tumbuhan yang banyak dibutuhkan kompetitor lain (pakan ayam) menyerupai halnya tebon jagung menimbulkan persaingan harga yang tidak sehat antara pengusaha yang satu dengan yang lain sehingga perlu dicarikan solusi hijauan yang memang hanya dibutuhkan oleh ternak tanpa terganggu yang lain. Solusi terbaik yakni melaksanakan penanaman hijauan yang bervariasi dengan pertimbangan antara hijauan yang satu dengan yang lain bisa saling melengkapi maupun menggantikan jikalau terjadi gagal panen. Kombinasi terbaik yakni menciptakan tumpang sari antara tumbuhan jenis legume dengan jenis rumput.

Tumpang sari antara legume dan rumput menghasilkan dua laba sekaligus. Pertama ketersediaan hijauan yang kontinu sepanjang tahun alasannya kedua tumbuhan ini tidak kenal musim. Kedua kita mendapat sumber gizi pakan yang berbeda dan sama-sama dibutuhkan oleh ternak ruminansia. Legume secara umum yakni sumber protein yang baik/tinggi sedangkan rumput yakni sumber serat untuk terjaminnya proses pencernaan pada ternak ruminansia.

Contoh alternatif tumpang sari yang bisa diterapkan yakni antara 2 macam legume dan 1 macam rumput. Legume tersebut yakni Indigofera Sp dan Lamtoro, sedangkan untuk rumput lebih baik dipilih rumput Odot. Sedangkan teladan tanamnya bisa mengikuti teladan dibawah ini.

Jarak tanam antara Indigofera Sp dan Lamtoro sekitar 2 x 3 meter, sedangkan rumput odot ditanam pada lajur diantara 2 tumbuhan legume tersebut. Anda juga bisa menciptakan teladan sendiri yang lebih sederhana yang penting antara legume indigofera dan Lamtoro ditanam berselang seling. Salah satu laba tumbuhan indigofera dan lamtoro diselang-seling yakni sebagai antisipasi terjangkitnya penyakit tumbuhan alasannya lamtoro punya musuh alami yaitu kutu loncat yang bisa menghancurkan tumbuhan lamtoro dalam waktu singkat.

Dipilihnya pohon lamtoro bukan tanpa alasan alasannya kandungan Nitrogen pada bintil akar Lamtoro bisa menyuburkan tanah sekitarnya sehingga diperlukan pertumbuhan rumput odot juga akan terbantu. Lamtoro yakni tumbuhan berbentuk perdu. Meskipun diameter batang dan ketinggian tajuk lamtoro gung, bisa mendekati ukuran pohon. Kelebihan lamtoro yakni pertumbuhannya yang sangat pesat. Sama dengan albisia, dan kaliandra, lamtoro bisa menghijaukan daerah yang gersang, hanya dalam jangka waktu sekitar lima tahun. Daun lamtoro yakni pakan ternak ruminansia, yang sangat tinggi nilai gizinya, terutama proteinnya. Buah lamtoro, bisa dipetik polong mudanya  untuk lalap atau disayur. Manfaat bagi manusia, polong yang sudah tua, dipanen untuk diambil bijinya. Biji lamtoro ini lazim dimasak botok atau untuk lalap, sebagai pengganti petai. Biji yang sudah tua, biasa dijadikan tempe lamtoro. Rasa tempe lamtoro sangat khas, proteinnya tinggi, dan mengandung banyak serat yang baik untuk pencernaan.

Lamtoro sanggup tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan iklan sedang. Pohonnya sanggup tumbuh hingga 10 meter dengan akar berbintil-bintil sehingga sanggup dipakai sebagai penahan erosi. Daun Lamtoro merupakan hijauan yang mempunyai kandungan protein tinggi berkisar 25-32 % dari materi kering. Meski kaya akan protein Lamtoro ternyata mengandung zat anti nutrisi yaitu mimosin, asam sianida, dan tannin. Asam amino non protein yang disebut mimosin (dapat menimbulkan keracunan), asam sianida (HCN) sanggup menimbulkan pembengkakan kelenjar tiroid pada ternak. Sedangkan tanin yang sanggup menurunkan palatabilitas pakan dan penurunan kecernaan protein (Siregar, 1994). Makara sangat dianjurkan untuk pemakaian daun lamtoro sebagai pakan ternak dikombinasikan dengan jenis pakan lain untuk mengurangi efek negatif dari zat antinutrisi yang terdapat pada daun lamtoro.

Pemilihan Indigofera Sp yakni sebagai sumber protein yang sangat tinggi mencapai 24% materi kering. Indigofera sangat gampang dikembangbiakkan dengan memakai biji dan sanggup tumbuh diberbagai daerah dengan ketinggian beraneka ragam.

Keunggulan Indigofera Sp:
  • Indigofera Sp yakni legume yang tahan terhadap kekeringan
  • Mudah mengikuti keadaan dengan banyak sekali jenis lahan
  • Produksi relatif lebih cepat
  • Pemanenan tumbuhan Indigofera tersebut sanggup dilakukan dengan pemotongan optimum padan 0,75 hingga 1,5 meter dari permukaan tanah, tumbuhan yang sudah di panen/dipotong bisa dipotong kembali (Interval Pemotongan) ± 60 hingga dengan 70 hari, tergantung kelebatan tanaman. Produksi yang sanggup dihasilkan oleh tumbuhan Indigofera yakni 7 hingga 10 ton /Ha
Kandungan Gizi/Nutrisi pada Indigofera Sp

No
Nutrisi
Komposisi
1
Bahan Kering (BK)
21, 97 %
2
Abu
6,41 %


3
Protein Kasar (BK)
24,17 %
4
NDF
54,24 %

5
ADF
44,69 %
6
Energi Kasar
4,038 kkal/kg






Sementara itu, Pemilihan rumput gajah odot alasannya yakni alasannya rumput odot juga mempunyai kemampuan tumbuh yang baik dengan palatabilitas yang lebih anggun daripada rumput gajah jenis lain.

Keunggulan rumput Odot antara lain:
  • Pertumbuhan lebih cepat sehingga lebih cepat panen
  • Daun Lebih Lemas
  • Batang rumput odot lebih pendek dan empuk daripada rumput gajah jenis lain
  • Rumput Odot mempunyai daun Lembut tidak berbulu
  • Palatabilitas tinggi / Sangat disukai ternak ruminansia
  • Mudah mengikuti keadaan dengan kondisi lahan
  • Dalam 1 rumpun terdiri dari 50 - 80 batang
  • Tidak perlu perawatan khusus
  • Maksimal Produksi perhektar mencapai 42 ton dengan perawatan yang intensif.

Kandungan Gizi Rumput Gajah Odot
  • Kandungan lemak garang daun 2.72%
  • Kandungan lemak garang batang 0.91
  • Kadar Protein garang daun 14.35%
  • Kandungan Protein garang batang 8.1 %
  • Kecernaan/Digestibility daun 72.68%
  • Kecernaan/Digestibility batang 62.56%
  • Kandungan Total Protein garang 14 % 
Kombinasi tiga jenis tumbuhan legume dan rumput ini diperlukan akan bisa menjadi sumber hijauan yang bisa dipanen secara kontinu dengan interval panen sebagai berikut:
  • Indigofera Sp bisa dipanen 60 - 70 hari sekali
  • Lamtoro  ketika umur produktif bisa dipanen 3 bulan sekali
  • Rumput Odot ketika umur produktif bisa dipanen 35 hari sekali.
Semoga bermanfaat.

Silakan sebarkan dan bagikan artikel ini jikalau bermanfaat. Terima kasih

Previous
Next Post »

Post a Comment