Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Friday, November 16, 2018

Abu Nawas Menghitung Maut Tahanan

Scud Story yaitu Portal Edukasi yang memuat artikel perihal Hikayat Abu Naw Abu Nawas Menghitung Kematian Tahanan
Scud Story yaitu Portal Edukasi yang memuat artikel perihal Hikayat Abu Nawas Menghitung Kematian Tahanan, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Kisah ini dimulai dengan diadakannya hajatan besar-besaran di negeri Seribu Satu Malam. Tersebutlah nama raja Harun Ar-Rasyid yang punya niat untuk merayakan pesta hari jadi kerajaan. Raja berniat untuk merayakan pesta bersama dengan rakyatnya. Dan, hari yang dinanti telah tiba! Rakyat telah berkumpul di depan Pendapa Kerajaan.

Beberapa dikala rakyat menunggu, jadinya sang raja mengeluarkan beberapa patah kata, sambil berdiri,."Wahai rakyatku, dengarkanlah! Aku akan memperlihatkan hadiah kepada fakir miskin. Di hari perayaan ini, saya juga memberi pengampunan bagi para tahanan berupa dispensasi hukuman. Mereka yang telah menjalani eksekusi penjara, mendapat remisi selama setengah dari masa eksekusi yang belum ia jalani." Seru raja di hadapan rakyat.

Rakyat sangat besar hati mendengar pengumuman yang eksklusif disampaikan oleh baginda tersebut. Suka ria, gelak tawa, dan sendau gurau sambil menyantap makanan dan minuman yang telah disiapkan untuk program pesta tersebut. Beberapa dikala kemudian, program dilanjutkan dengan pinjaman hadiah yang dilaksanakan oleh para pegawai kerajaan. Hadiah diberikan kepada fakir miskin. Setelah semua fakir miskin mendapat bagiannya, lalu baginda memanggil para tahanan satu per satu.

Giliran pertama jatuh kepada seorang tahanan yang berjulukan Sofyan. Maka, raja mengajukan pertanyaan, "Siapa namamu?" tanya raja. "Nama hamba Sofyan, paduka" jawab tahanan tersebut. "Sofyan, berapa usang eksekusi yang telah divonis untukmu?" tanya baginda. "Hamba divonis selama 2 tahun penjara, paduka" jawab Sofyan. "Berapa usang kau sudah melewati eksekusi itu?" tanya raja lagi. "Hari ini terhitung satu tahun, baginda," jawab Sofyan. "Ketahuilah, sisa eksekusi yang harus kau jalani mendapat remisi sebanyak setengah dari masa yang belum kau lewati di penjara. Jadi, kau hanya menjalani eksekusi selama 6 bulan saja di penjara" Ucap raja secara Tegas. Selanjutnya.. Tahanan kedua dipanggil menghadap ke depan. "Dengan panggilan apa, saya menyebutmu?" Tanya baginda raja. "Saya dilahirkan dengan nama Ali, paduka" Jawab tahanan kedua. "Berapa tahun eksekusi yang telah dijatuhkan kepadamu, Ali?" tanya raja.

Dengan wajah sendu, haru dan sedih, Ali pun menjawab, "Ham.. mba, hamba divonis eksekusi seumur hidup hamba, paduka" Jawab Ali penuh ratapan. Sontak saja, raja gelagapan dan resah untuk memberi keputusan. Dalam kebingungan, raja segera teringat kepada Abu Nawas yang sangat cerdik. Maka, Abu Nawas pun dipanggil untuk maju ke depan. Tidak begitu lama, Abu Nawas yang ikut hadir di program itu segera maju ke depan untuk menghampiri baginda. "Wahai, Abu Nawas. Aku sebagai raja kalian, harus bertindak adil terhadap keputusanku. Aku harus memberi dispensasi eksekusi kepada Ali. Namun, bagaimana saya tahu sisa umur Ali? Sekarang, beri saya nasehat terbaikmu. Bagaimana cara mengampuni Ali, terkait sisa masa tahanannya?" Tutur raja. Menghadapi permasalahan ini, Abu Nawas pun ikut bingung. Abu Nawas benar-benar kehilangan akal, kali ini. Ia tidak tahu, berapa sisa umur Ali! "Hamba minta tenggat waktu, untuk menuntaskan duduk kasus ini, tuanku" Ucap Abu Nawas pada akhirnya.

Raja eksklusif menyanggupi usul Abu Nawas. Raja memberi kesempatan bagi Abu Nawas untuk memikirkan duduk kasus ini. Namun, waktu yang diberikan kepada Abu Nawas tidaklah lama, Cuma sehari semalam saja. Esok pagi, Abu Nawas harus bisa memecahkan duduk kasus ini. Gong pun berbunyi sebagai membuktikan bahwa pesta hari ini telah usai. Diumumkan kepada rakyat bahwa besok akan ada lagi pesta hari kedua. Maka, rakyat pun bubar untuk pulang ke rumah masing-masing.

Tiba di rumahnya, Abu Nawas berfikir sangat keras. Hingga larut malam, ia tidak bisa memejamkan mata. Hingga suatu saat.. Ahaa! Abu Nawas pun tersenyum, lalu memejamkan matanya. Pagi telah tiba. Abu Nawas segera berangkat menuju Pendapa Istana sesudah menuntaskan sholat subuh. Rakyat telah berkumpul lagi di Pendapa istana. Abu Nawas pun maju ke depan untuk menghampiri raja dan tahanannya.

"Abu Nawas, Apakah sudah ditemukan caranya?" Tanya raja kepadanya. "Mudah aja, tuanku. Bebaskan Ali dari eksekusi pada hari ini. Esok hari, penjarakan ia. Lusa dan seterusnya demikian juga. Penjarakan lagi, dan bebaskan lagi selama sehari. Hal ini berlaku sepanjang hayat Ali" Tutur Abu Nawas. "Luar biasa, benar sekali engkau. Abu Nawas, alasannya jasamu kali ini saya akan memberimua hadiah. Pengawal, bawa kemari sekantong keping emas. Berikan kepada Abu Nawas!". Perintah baginda diringi kegembiraan.

Setelah pesta bubar, Abu Nawas dan rakyat pulang ke rumah mereka. Abu Nawas pulang membawa sebagian hadiah yang ia terima, alasannya sebagian telah ia bagikan kepada yang berhak.



Previous
Next Post »

Post a Comment