Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Wednesday, November 14, 2018

Dongeng Fabel Kancil Dan Kecoak

Scud Story yaitu Portal Edukasi yang memuat artikel wacana kisah Dongeng  Dongeng Fabel Kancil dan Kecoak
Scud Story yaitu Portal Edukasi yang memuat artikel wacana kisah Dongeng Fabel Kancil dan Kecoak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Pada suatu hari Kancil bertemu dengan seekor kecoa yang mengadu alasannya yaitu dirinya selalu diburu petani di rumahnya alasannya yaitu dianggap mengganggu. Sambil menangis terisak-isak Si Kecoa menceritakan dirinya diutus teman-temannya berjalan jauh masuk ke dalam hutan semata-mata untuk minta petunjuk Sang Kancil yang tersohor sangat bijaksana dan cerdik. Setelah menempuh perjalanan yang panjang, kesudahannya kecoak bertemu dengan kancil. Kecoak pun menceritakan maksudnya dan kisah panjang lebar pada Kancil.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :

“Hiks...hiks....begitulah Sang Kancil, saya selama ini diburu-buru oleh Pak Tani dan keluarganya tiap kali ada di dapur dan di ruang makan mereka. Padahal kami hanya mencari makan di sana, tidak berniat mengganggu sama sekali” . Sang Kancil tersenyum menenangkan hati Kecoa, kemudian menjawab pertanyaan Kecoa dengan kalimat singkat. “Masuklah ke rumahku. Baca buku wacana biologi kecoa, kemudian baca buku wacana rumah petani. Setelah itu tiba lagi padaku”.

Begitulah kesudahannya Si Kecoa selama satu ahad penuh menginap di rumah Kancil untuk membaca buku-buku wacana kehidupan kecoa dan wacana rumah petani. Dia bekerja keras memahami dan mencatat point-point penting dari buku yang dibacanya. Kebetulan beliau pernah diajar Sang Kancil wacana cara membaca dan memahami buku dengan cepat. Seminggu kemudian beliau kembali menghadap Sang Kancil dengan muka muram.

“Wahai Sang Kancil yang bijaksana. Saya telah membaca buku-buku wacana kecoa dan wacana rumah petani di rumahmu. Tapi saya tidak tahu apa gunanya bagiku?. Aku tidak paham bagaimana buku-buku itu bisa mengatasi masalahku sebagai sekelompok kecoa yang dikejar-kejar petani”. Sang Kancil kemudian menjawab dengan sabar atas kegagalan Si Kecoa menemukan jalan keluar bagi problem yang dihadapinya.

“Tahukah kau apakah yang suka dimakan kecoa?” “Mirip dengan kuliner insan dan binatang peliharaan. Tapi selama ini saya cukup puas dengan kuliner sisa di kamar makan, di dapur dan kawasan basuh piring” “Selain di dapur ada di mana lagi makananmu tersedia di rumah petani?”. Kemudian Kecoa membisu sejenak sambil membuka-buka catatannya.

“Hmmmm....menurut buku wacana rumah petani,mereka mempunyai kawasan sampah untuk membuang sisa makanan. Itu bisa jadi sumber kuliner bagiku” “Lalu mengapa Petani mengejar-ngejar kamu?” “Menurut buku, kecoa dianggap sebagai kawasan menempelnya basil yang mungkin membahayakan manusia. Makara Pak Tani takut basil yang melekat di permukaan tubuhku akan berpindah kemana-mana dan menciptakan keluarganya sakit” “Nah itu jawabannya. Pergilah pulang dan berpikirlah. Kamu niscaya tahu balasan atas masalahmu”.

Dengan penuh tanda tanya Kecoa terpaksa pulang kembali ke rumahnya. Dia aib untuk bertanya-tenya lagi, secara beliau sudah dianggap bisa mencari balasan sendiri. Sambil berjalan pulang Si Kecoa berpikir keras, berusaha menghubung-hubungkan pertanyaan Sang Kancil dengan resep biar tidak dikejar-kejar petani. Sampai kesudahannya beliau menemukannya. Si Kecoa meloncat-loncat kegirangan atas inovasi balasan itu. Rasanya tak sabar lagi untuk menemui teman-temannya.

“Ahaay....! Aku tahu jawabannya!!. Teman-teman kita harus pindah dari dapur dan kamar makan ke kawasan sampah Pak Tani yang ada jauh di dalam kebun. Pak Tani menciptakan gubuk tanpa dinding untuk menimbun sampah dan dibentuk kompos. Tempat itu cukup hangat untuk kecoa yang suka sekali kawasan hangat. Kita harus pindah ke situ!. Paling tidak di situ berkuranglah frekuensi kita diburu oleh Pak Tani, alasannya yaitu mereka jarang berada usang di sana” teriak Kecoa pada teman-temannya ketika beliau telah bersahabat dengan rumah.

Begitulah adik-adik, Rupanya dengan bijak Sang Kancil tidak eksklusif memberi balasan atas problem para kecoa alasannya yaitu beliau tidak ingin menciptakan kecoak sakit hati dengan menyampaikan kalau Kecoak memang penuh basil dan tidak seharusnya bersahabat dengan manusia. Kancil percaya, Si Kecoa cukup cerdas untuk mencari sendiri balasan atas problem yang dihadapinya.
Scud Story memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan kisah dan dongeng, mencakup unsur Intrinsik yaitu mencakup Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk mencar ilmu memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari kisah Dongeng Fabel Kancil dan Kecoak diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Previous
Next Post »

Post a Comment