Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Wednesday, November 14, 2018

Membentuk Tabiat Anak Melalui Dongeng

Scud Story ialah Portal Edukasi yang memuat artikel wacana Cara Membentuk  Membentuk Moral Anak Melalui Dongeng
Scud Story ialah Portal Edukasi yang memuat artikel wacana Cara Membentuk Moral Anak Melalui Mendongeng Sebagai Cara Efektif Penyuluhan Dini, Cara dan Strategi Mendongeng, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Era globalisasi sangat berdampak pada gaya hidup, cara berpikir, dan berperilaku manusia, khususnya anak-anak. Peran orang dewasa, baik orangtua, guru, dan semua individu sangat diharapkan dalam mempersiapkan belum dewasa tumbuh menjadi pribadi baik dan berkembang utuh melalui komunikasi yang baik dan efektif . Salah satu media komunikasi yang efektif dalam membentuk moral anak ialah dengan mendongeng, sebagai bentuk penyuluhan dini menyerupai diucapkan oleh Bapak Sapto Waluyo Tenaga Ahli Menteri Sosial Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Hubungan Masyarakat pada kegiatan Pengembangan Kapasitas Tenaga Penyelenggara Penyuluhan Sosial.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Dongeng ialah Nasihat”, mempunyai arti Dongeng sebagai cara memperlihatkan hikmah kepada anak sehingga anak mau mendengarkan dan berdasarkan apa yang dikatakan orangtua, guru, maupun teman. Mendongeng merupakan rangkaian tutur kata yang dijadikan sarana alat bantu komunikasi, dengan muatan nilai-nilai positif, dan pesan moral yang akan lekat terpatri dalam ingatan anak. Mendongeng termasuk acara berkomunikasi yang gampang dan murah. Mendongeng pada anak bisa dilakukan kapan dan di mana saja, Dongeng menciptakan nyaman, hening sekaligus senang untuk membantu anak dalam berimajinasi.

Dengan mendengarkan dongeng, anak tidak merasa dinasihati oleh orangtua maupun guru.Kegiatan mendongeng mempunyai muatan atau esensi sebagai berikut: Mendongeng menciptakan anak lebih menghargai martabat bangsa, menghormati budaya dan tradisi sehingga sanggup membentuk anak menjadi pribadi yang berwawasan nusantara.Mendongeng selain menjadi media penyuluhan dini dan media ajar, juga merupakan gelanggang pewarisan tradisi bercerita dan berkisah secara ekspresi di tengah arus globalisasi.

Terciptanya Keterampilan anak dalam berbahasa.Membentuk tumpuan berfikir anak perihal gagasan-gagasan cerita, alur dan jalan cerita, konflik dan penyelesaian serta relevansinya. Mengasah kreativitas, daya pikir dan imajinasi anak melalui visualisasi kisah yang didengarkan sehingga anak sanggup membayangkan menyerupai apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng.Membangun motivasi dan keyakinan personal dalam berelasi antar sesama insan serta kekerabatan insan dengan Sang Pencipta.Membantu perkembangan psikologis dan kecerdasan emosional anak.

Selain itu, mendongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan moral dan aneka macam nilai menyerupai kejujuran, rendah hati, empati, kerja keras, serta kesetiakawanan sosial.Kegiatan mendongeng sebagai penyuluhan dini pada belum dewasa sangatlah gampang dan menyenangkan. Namun sayangnya, tidak semua orang bau tanah atau pendidik sanggup melaksanakan kegiatan mendongeng. Hal ini dikarenakan pendidik merasa tidak bisa mendongeng. Ada beberapa teknik-teknik mendongeng yang efektif. Tidak perlu menjadi pendongeng yang profesional untuk sanggup diterima oleh anak-anak, cukup mengetahui beberapa teknik mendongeng supaya komunikasi dan kedekatan emosional sanggup terbentuk. Antara lain:
  • Rangkaian kata dan imbas bunyi kreatif, Lafal ucapan harus menarik, keras dan jelas. Intonasi bunyi mengikuti alur cerita, kapan harus bersuara keras atau lembut. Suara boleh dibentuk berbeda-beda antar tokoh. Salah satu yang paling disukai belum dewasa ialah menirukan suara.
  • Gerak badan dan mimik
    Gerak tangan, kaki atau anggota badan lain disesuikan dengan alur cerita. Ekspresi dan mimik wajah mempunyai peranan penting untuk sanggup menampilkan dongeng yang menarik dan tidak membosankan. Ekspresi marah, bahagia, sedih atau resah sanggup ditunjukkan melalui mimik wajah. 
  • Pilih dongeng sesuai dengan usia Anak Pemilihan jenis kisah dongeng diubahsuaikan dengan usia anak supaya gampang diterima dan dipahami anak. Jangan takut untuk berimprovisasi untuk menciptakan dongeng menjadi lebih menarik. Perlu diperhatikan dalam pengemasan dongeng dibentuk secara singkat, padat dan tepat.
  • Gunakan alat peraga. Untuk sanggup lebih membangun daya imajinasi anak, bisa memakai alat peraga, berupa boneka tangan, boneka, atau alat-alat lain yang ada dalam kisah dongeng. Perhatikan Konsentrasi anak Tingkat konsentrasi anak terbatas. Anak cenderung cepat bosan dengan kisah yang terlalu panjang dan alur kisah yang datar. 
  • Ciptakan partisipasi anak dan keaktifannya dengan memberi pertanyaan di sela-sela cerita, sehingga melatih anak untuk sanggup menyimak informasi yang disampaikan dalam dongeng.Kegiatan mendongeng harus diubahsuaikan dengan kebutuhan psikologi perkembangan anak. Bila dongeng yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan usia mereka, maka dongeng yang disampaikan akan sia-sia, bahkan dikhawatirkan akan menjadikan reaksi yang negatif dari anak, contohnya apatis atau bahkan mencemooh isi cerita. Oleh lantaran itu, berikanlah dongeng yang tidak hanya mengandung unsur edukatif saja, tetapi juga dongeng yang bersifat inspiratif serta menghibur.
Berikut ini taktik mendongeng yang diubahsuaikan dengan perkembangan anak
  • Di dalam kandungan. Banyak penelitian yang menunjukan bahwa mendongeng pada anak merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat. Ketika sang ibu memperlihatkan kisah pada si anak dan mengusap perut, janin akan memperlihatkan reaksi berupa tendangan. Meskipun bayi belum bisa memahami betul apa yang diceritakan, tapi dengan perubahan ekspresi dan intonasi sanggup memancingnya untuk mengeksplorasi lebih lanjut dongeng yang diceritakan. Kaprikornus dikala janin berfungsi indera pendengarannya dalam kandungan, semenjak itu janin sudah sanggup mencicipi kasih sayang orangtuanya lewat tunjangan dongeng. Sehingga anak merasakannya meski belum memahami.
  • Bayi usia 6 bulan hingga anak usia 2 tahun. Ketika anak berusia enam bulan, meskipun anak belum sepenuhnya mengerti wacana dongeng, namun anak sanggup mencar ilmu memahaminya dari ekspresi sang ibu. Pada usia satu tahun, anak sudah sanggup mengerti dan menangkap isi dari dongeng itu. Hingga pada usia dua tahun anak mulai menghapal dan bisa mengulanginya lagi. Walaupun anak usia dua tahun belum bisa berfantasi lantaran kemampuan bahasa masih terbatas.
  • Anak usia 2 tahun - 4 tahun. Anak usia 2 tahun hingga 4 tahun sedang berada dalam fase pembentukan. Banyak sekali konsep gres yang harus dipelajarai pada masa-masa ini. Anak sangat suka mempelajari insan dan kehidupan. Itulah sebabnya anak senang menjiplak tingkah laris orang dewasa. Ia biasanya mengungkapkan dengan bermain peran.Pada usia ini anak sudah arif berfantasi, yang mencapai puncaknya pada usia empat tahun. Para andal percaya bahwa usia 2 tahun hingga 4 tahun ialah masa penuh fantasi dan serba mungkin (magic) sehingga masa ini cukup ideal bagi orangtua untuk menceritakan dongeng-dongeng yang agak panjang. Pada usia ini anak juga mulai mengagumi dan suka membayangkan dirinya sebagai tokoh tertentu didalam dongeng yang diceritakan. Dongeng yang diceritakan akan berbicara pribadi dengan alam bawah sadar anak. 
  • Anak usia 4 tahun - 7 tahun. Ketika anak berada pada usia 4 tahun hingga 7 tahun, orangtua sanggup memperkenalkan dongeng-dongeng yang lebih kompleks. Anak mulai menyukai cerita-cerita wacana terjadinya suatu benda dan bagaimana cara kerja sesuatu. Pada tahap inilah orangtua mendorong minat anak. Interaksi yang penuh kasih sayang selama mendongeng akan terjalin indah dan membekas begitu dalam di sanubarinya. Anak berada pada usia sekolah ini juga lebih menyukai kisah wacana masa kecil orangtuanya atau neneknya. Biasanya anak sangat menikmati kisah wacana momen-momen yang tidak terlupakan. Semua itu akan mendorong anak untuk mendapat perbandingan dan pelajaran jikalau anak sendiri mengalami hal yang serupa. Dari sinilah orangtua sanggup membagi pengalaman dengan anak, menanamkan akal pekerti dan nilai-nilai luhur serta melatih berpikir rasional dan mudah dalam menuntaskan dilema dan mengambil keputusan. 
  • Anak usia 7 tahun - 12 tahun. Ketika anak berada pada usia 7 tahun hingga 12 tahun, lebih menyukai cerita-cerita tokoh heroik, penuh tantangan dan bahaya, kisah misterius, dan sifatnya lebih realistis. Pada usia ini, sanggup diberikan dongeng wacana sejarah yang menampilkan jiwa patriotisme, sikap kepahlawanan yang di cerminkan oleh tokoh-tokoh heroik yang ada dalam cerita. Dunia anak ialah dunia yang penuh dengan imajinasi. Anak yang cerdas ialah anak paling besar lengan berkuasa daya imajinasinya. 
Melalui metode mendongeng diberikan aneka macam stimulus yang sanggup merangsang anak untuk bisa bermain dengan kekuatan imajinasinya. Kegiatan mendongeng juga bisa merekatkan korelasi emosional orangtua dengan anak. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi menyenangkan dan kemampuan interaksi bertambah. Mereka gampang menyesuaikan diri dan mendapat sahabat baru. Efek mendongeng sangat memengaruhi sikap anak dalam bertindak. Anak yang tumbuh dari suasana kerekatan baik dengan orangtua akan memilih tumpuan asuh anak dikala menjadi orangtua. Pola asuh orangtua yang baik menciptakan anak menjadi orangtua mewariskan tumpuan asuh baik kepada anaknya kelak. Mari kita budayakan dongeng sebagai penyuluhan dini pada belum dewasa yang bisa menjembatani kedekatan emosional orang bau tanah dengan anak.
Scud Story memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan kisah dan dongeng, mencakup unsur Intrinsik yaitu mencakup Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Sekarang kita tahu wacana Cara Membentuk Moral Anak Melalui Mendongeng Sebagai Cara Efektif Penyuluhan Dini, Teknik Mendongeng juga Cara dan Strategi Mendongeng, semoga bermanfaat.

Previous
Next Post »

Post a Comment