Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Friday, November 16, 2018

Gajah Dan Kura-Kura Pembohong

Scud Story ialah Portal Edukasi yang memuat artikel ihwal Dongeng Gajah d Gajah dan Kura-Kura Pembohong
Scud Story ialah Portal Edukasi yang memuat artikel ihwal Dongeng Gajah dan Kura-Kura Pembohong, Dongeng Anak Indonesia, Dongeng Bahasa Sunda, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Dahulu kala di sebuah negeri binatang, puncak animo kemarau sedang melanda. Banyak air sumur, air sungai bahkan mata air yang sudah mengering. Air kubangan daerah hewan-hewan minum juga sudah mengering. Beberapa binatang banyak yang mati kehausan. Tidak jauh dari kubangan air yang sudah mengering ada seekor kura-kura yang terperosok ke dalam lubang. Lubang itu sangat dalam. " Aduh..., kenapa saya sanggup terperosok di sini?" kata si kura-kura sambil berusaha merangkak keluar dari lubang tersebut. Namun, usahanya selalu gagal. Setiap kali ia berhasil melompat ke sebuah watu sebagai rujukan final semoga ia sanggup keluar dari lobang, tubuhnya selalu terjatuh masuk ke dasar lubang lagi. "Wah, gawat kalau hingga malam hari saya masih terjebak di dalam lubang ini," pikir si kura-kura. "Kalau mengharapkan pinjaman teman-teman rasanya mustahil. Bukankah mereka sudah banyak yang mati kehausan." Akhirnya si kura-kura pasrah. Ia duduk bersandar di pinggir lobang sambil terus berdo'a, mudah-mudahan ada sahabat yang tiba membantu mengeluarkannya dari dalam lubang.

Dan tidak berapa lama, ada gajah yang melintas. Dia mendengar sesuatu dari dalam lobang yang seolah-olah sumur tidak jauh dari tempatnya berdiri. Kemudian ia melongokkan kepalanya kedalam sumur tersebut. Namun betapa terkejutnya ia, lantaran ternyata ada kura-kura yang sedang mengais-ngais tanah yang nampak berair. "Aneh," pikir si Gajah. "Kenapa si kura-kura berada di dalam lubang ini? Apa yang dikerjakannya di dalam lubang?" Kemudian si Gajah berusaha menyapa temannya itu. " Hai kawan," kata si Gajah. "Kenapa kau ada di situ?" Si kura-kura sesungguhnya sudah mengetahui kedatangan si Gajah. Akan tetapi, ia berusaha menyembunyikan kesedihannya lantaran tidak sanggup keluar dari dalam lobang. Ia akal-akalan menggali tanah, kemudian membasahi tanah tersebut dengan air kencingnya sendiri. "Hai juga, Gajah," jawab si kura-kura. "Aku lagi sibuk, nih." lanjut kura-kura sambil terus akal-akalan menggali tanah di sekitarnya. Si Gajah terus memperhatikan si kura-kura. "Iya, kau lagi ngapain di dalam sana?" Si kura-kura merasa bahagia lantaran si gajah mulai ingin tau dengan aktifitasnya. Ia berpikir keras semoga dirinya sanggup keluar dari lubang. "Begini, Gajah," kata si kura-kura. "Aku ada di dalam lubang untuk menggali sumur. Aku kasihan melihat banyak sahabat kita yang mati kehausan. Aku berpikir bahwa hanya dengan menggali sumur inilah salah satu cara untuk sanggup menyelamatkan teman-teman kita dari peristiwa kekeringan." "Tapi....bukankah sumber mata air kita tidak keluar airnya. Lalu, mana mungkin di lubang ini ada airnya?" tanya si Gajah. "Eitssss...jangan bilang begitu, teman," kata si kura-kura mulai menyusun siasat mengelabui si gajah. "Tidakkah engkau lihat tanah yang kuinjak kini ini mulai basah. Itu artinya, saya telah menemukan sumber mata air. Sepertinya jumlah air di dalamnya cukup banyak. Dan tidak usang lagi saya akan mempunyai cadangan air yang banyak" lanjut si kura-kura sambil menari dan menyanyi kegirangan.

Si gajah rupanya tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan si kura-kura hanyalah akal-akalan saja. "Hoi, kura-kura. Bolehkah kita berafiliasi mendapat sumber air tersebut?" "Apa maksudmu, gajah?" "Hemmm....aku ingin membantumu mengeluarkan mata air itu...asalkan saya nanti mendapat jatah air juga." Si kura-kura berpura-pura berpikir. Dia berjalan mondar-mandir sambil mengangguk-anggukan kelapa. Kemudian ia berteriak dan menyetujui proposal si Gajah. "Baiklah, Gajah," kata si kura-kura. "Begini kawan, sumber mata air itu ada di bawah watu yang kuinjak ini. Aku hanya perlu sedikit air semoga watu ini sanggup tenggelam. Nah, biasanya kau khan menyimpan cadangan air di mulutmu. Bolehkah kau keluarkan air tersebut untuk menenggelamkan watu itu? Nah... kalau watu itu terlepas maka sumber mata air akan terbuka dan kita sanggup mempunyai banyak cadangan air." Sebenarnya si Gajah mulai ragu dengan planning si kura-kura. Dia keberatan apabila harus mengeluarkan cadangan air dari mulutnya. Sebab cadangan air tersebut akan diberikan kepada anak-anaknya. "Tapi....benarkah di dalam sana ada sumber air? Kalau tidak ada bagaimana, kura-kura?" tanya si gajah. "Wah ...kamu kok jadi ragu begitu? Ya sudahlah...tidak usah berafiliasi denganku. Biarlah sumber air ini saya miliki sendiri saja..."

Si gajah semakin bingung. Kalau ia menyetujui planning si kura-kura maka cadangan air untuk anak-anaknya akan hilang. Bila ternyata sumber air itu tidak ada tentu anak-anaknya akan kehausan lantaran tidak mendapat air minum. Namun, bila ia menolak planning si kura-kura maka ia akan lebih menderita lantaran si kura-kura tidak akan menunjukkan jatah airnya. Dan ia harus berjalan jauh untuk mendapat air minum.
"Iya dech...aku oke dengan rencanamu , kura-kura," kata si gajah. Lalu ia menyemprotkan cadangan air minumnya ke dalam lobang. Serrrrrrrrrrrtttttttt.....!!!!. Si kura-kura merasa senang, lantaran rencananya berhasil. Air yang disemprotkan si gajah cukup banyak. Ketika air telah mencapai permukaan, tiba-tiba si kura-kura secepatnya berenang. Lalu, dengan sekali lompatan ia telah berhasil keluar dari dalam lubang. Kemudian, tanpa memperhatikan si gajah ia berlari sekencang-kencangnya masuk ke semak-semak dan menghilang.

Si Gajah terkejut. Ia segera menghentikan menyemprotkan air. Rupanya ia sadar bahwa si kura-kura telah menipu dirinya. "Hai....mau lari kemana penipu !!!" teriak si gajah sambil mengejar si kura-kura yang telah menghilang di balik semak-semak yang sudah mengering. Dia terus berusaha mencari ke sana kemari, namun si kura-kura telah menghilang. Si gajah kesannya pulang sambil menahan kekecewaan. Dia sadar telah ditipu kura-kura. Dia seharusnya tidak menghambur-hamburkan air minum di ketika animo kemarau datang. Dia seharusnya tidak gampang tertipu dengan komitmen si kura-kura.

Pesan Moral Dongeng Buat Adik-adik: Jangan gampang percaya dengan komitmen cantik seseorang, dan janganlah suka menipu sesama lantaran itu ialah perbuatan tercela dan dibenci Tuhan.

Scud Story memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan kisah dan dongeng, mencakup unsur Intrinsik yaitu mencakup Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita.


Previous
Next Post »

Post a Comment