Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Thursday, November 15, 2018

Kisah Pak Tani Dan Seekor Keledai

 nereka hendak pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari Kisah Pak Tani dan  Seekor Keledai
Di pagi yang cerah, berjalan Pak Tani, anaknya, dan seekor keledai, nereka hendak pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Tak jauh di belakang mereka bertiga, berjalan rombongan Pemuda yang nampaknya juga hendak pergi ke pasar. Anak anak itu segera menyusul langkah Pak Tani, dan dikala mereka sudah bersahabat terdengar mereka sedang menertawakannya. Salah seorang anak itu berteriak dengan berangasan padanya,"Lihat orang orang dungu itu! Mereka berjalan kaki sedangkan mereka dapat saja naik keledai!" Anak anak itu terus berlalu mendahului pak Tani dan anaknya. "Mereka benar, Anakku!" kata Pak Tani. "Kita orang orang bodoh." Dia kemudian menaikkan anaknya di atas punggung keledai, mereka kemudian melanjutkan perjalanan.

Tak berapa usang mereka berpapasan dengan beberapa orang Pedagang. "Lihat!" kata seorang di antara mereka sambil menunjuk keledai dan anak yang menumpanginya. "Itulah yang gres saja kukatakan! Anak muda kini tidak peduli pada orangtuanya. Lihat lah anak itu,  ia enak-enakan naik keledai sedangkan bapaknya harus berjalan kaki!" Ketika para lelaki itu telah lewat, Pak Tani berkata, "Turunlah anakku, kini bapak yang akan naik keledai."

Pak Tani kemudian duduk di punggung keledai dan mereka berjalan lagi menaiki jalanan yang agak menanjak. Kemudian mereka bertemu seorang nenek tua. Dia memegang erat erat syal yang membungkus bahunya yang kurus. "Bagaimana mungkin kau membiarkan anakmu berlari kelelahan di belakangmu sedangkan kau lezat naik keledai!" sambil lewat perempuan itu mencela Pak Tani. Pak Tani dengan aib kemudian mengangkat anaknya naik bersama di atas keledai.

Baru saja mereka hendak memulai perjalanan, menyusul beberapa orang lelaki. "Cukup jelas!" tuduh seorang di antara mereka. "Keledai itu niscaya bukan punyamu! Kalau punyamu, niscaya kau tidak akan membiarkan hewan itu dinaiki dua orang. Punggungnya dapat patah!" Sekarang Pak Tani mulai bingung. Dia menurunkan anaknya, kemudian mengikat kaki keledai dan kemudian menggendong keledai itu di punggungnya. Si keledai melenguh dan meronta ronta tidak nyaman. Ketika mereka melewati sebuah jembatan, keledai itu lepas dari gendongan kemudian jatuh tercebur ke dalam sungai. Dengan cepat keledai itu berenang ke pinggir sungai kemudian lari cepat-cepat ke padang rumput. Pak Tani mencoba menyenangkan semua orang, tapi ia bahkan ia tidak dapat menyenangkan keledainya.

Pesan Moral Dongeng Kisah Pak Tani dan  Seekor Keledai yaitu : Jangan berkata berangasan pada orang tua, ibarat yang dilakukan para cowok pada pak Tani. Tidak gampang untuk dapat menyenangkan semua orang, walaupun kita sudah berbuat yang benar. Dengarkan pesan yang tersirat yang baik yang akan membawa kebaikan untuk kita juga semua orang.


Previous
Next Post »

Post a Comment