Dahulu kala, di sebuah kolam di tepi hutan. Hiduplah ratusan ekor kodok yang bisa bicara. Mereka sedang memberbicarakan wacana raja mereka yang telah meninggal dunia. Kodok kodok itu berkumpul di tepian kolam untuk menentukan raja Kodok yang gres biar ada yang bisa memimpin dan melindungi mereka dari bahaya. Namun diantara mereka tidak ada satupun yang mau untuk dijadikan raja bagi kawanan Kodok tersebut. Alasanya macam-macam, ada yang beralasan sebab ia tidak bisa langgar sehingga tidak bisa melindungi rakyatnya. Ada pula yang beralasan lebih suka jadi rakyat biasa biar tidak pusing memikirkan rakyat, dll. Tak ayal program pemilihan Raja itu pun menemui jalan buntu. Lalu kodok Tua maju ke depan dan berkata, "Saudara-saudara sekalian, pemilihan Raja kali ini saya rasa sudah tidak bisa kita lanjutkan. Semua sudah menyatakan tidak bersedia untuk dipilih". Kodok Tua membisu beberapa ketika kemudian melanjutkan bicaranya, "Bagaimana jikalau kita memintanya eksklusif kepada Tuhan, siapa tahu akan didatangkan raja yang baik, bijak dalam memerintah dan berpengaruh untuk melindungi kita". Kawanan Kodok serempak menjawab, "Setujuuuu...!!!". Lalu mereka berdoa dengan bunyi nyaring bersahut-sahutan biar mereka dipilihkan seorang raja oleh Tuhan.
Tiba tiba sebatang batang pohon jatuh dari langit. Batang pohon itu tercebur ke dalam kolam, air terciprat ke semua arah, menghujani ratusan kodok yang masih berkumpul di pinggir kolam. Diatas kayu yang jatuh tadi, tampak seekor Kodok muda belia. "Apakah itu rupa Raja gres kita?". Tanya seekor Kodok yang ada di tepian kolam pada rekannya. "Mungkin iya, tapi apa mungkin Raja kita masih muda ibarat itu?" ia balik bertanya. Sehari semalam kodok-kodok itu bersembunyi di bawah daun teratai yang mengapung di tepian kolam, tidak satu pun berani melangkah terlalu bersahabat dengan raja gres mereka. Seekor kodok yang paling berani di antara mereka kemudian keluar dari daerah persembunyiannya. Dia mendekat dengan hati hati dan mengamati sang raja Muda itu. Akhirnya yang lain ikut maju dan berenang hati hati di sekeliling batang pohon yang mengapung itu. "Raja kita kok lucu ya?," ucap seekor kodok meledek. Mereka balasannya menyadari sang raja tidak bisa menolong atau memerintah mereka. Segera mereka berdoa lagi bersahut sahutan meminta raja yang lain.
Tak berapa lama, seekor burung bangau yang besar hinggap di tepi kolam. Sebuah mahkota emas berkilauan tampak di kepalanya. "Wahai para kodok, saya ialah raja kalian yang baru!" seru sang bangau dengan bunyi keras. Sebelum para kodok berekasi, sang Bangau berjalan cepat ke dalam kolam dan dengan cepat ia menelan para kodok itu. Para kodok berlompatan ketakutan, mereka berusaha menyelamatkan diri dari serangan si Bangau, tapi kali ini mereka tidak bisa menghindari kecepatan paruh sang bangau. "Oh kenapa, kenapa kita tidak berusaha menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri saja?" ucap seekor kodok bersedih dan meratapi kesalahannya. Sang bangau yang sudah kenyang kemudian terbang pergi. Tapi para kodok itu kini tak bisa berbicara sebab begitu ketakutan. Mulai ketika itu yang bisa mereka lakukan hanyalah mengeluarkan bunyi Kroook ..Kroook...dododok...Krookk.
Pesan Moral Dongeng Kisah Raja Kodok adalah : Kita jangan terlalu tergantung pada orang lain, jadilah pribadi yang mandiri, yang bisa memimpin dirinya sendiri. Kita juga harus bisa mensyukuri tiap karunia yang diberikan oleh Tuhan
Scud Story memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan dongeng dan dongeng, mencakup unsur Intrinsik yaitu mencakup Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.