Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Friday, November 16, 2018

Seekor Simpanse Dan Srigala

Scud Story ialah Portal Edukasi yang memuat artikel wacana Seekor Monyet d Seekor Monyet dan Srigala
Scud Story ialah Portal Edukasi yang memuat artikel wacana dongeng bergambar Seekor Monyet dan Serigala, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Di sebuah belantara, hiduplah seekor srigala yang sedang hamil. Ia berjalan menyusuri hutan mencari mangsa, tiba-tiba terdengar bayi yang sedang menangis di sela-sela semak belukar. Ketika serigala itu menghampiri, ternyata seekor anak monyet yang masih bayi tergolek sendirian tanpa diketahui dimana dan siapa induknya. Serigala iba melihatnya. Karena ia merasa lelah dan terasa akan melahirkan, maka ia memutuskan untuk istirahat, hingga kesannya ia melahirkan dua ekor bayi. Meskipun demikian, induk serigala tidak ingin meninggalkan anak monyet tersebut sendirian. Maka ia berniat mengurus tiga anak, di antaranya 1 anak monyet, dan dua lagi anaknya. Dengan penuh kasih, induk serigala tersebut mengasuh dan menyusui ketiganya.

Semakin usang ketiga anak tersebut semakin besar dan mulai sanggup berjalan, tetapi anak monyet itu masih merasa bahwa induk serigala ialah ibunya. Setelah mereka mulai sanggup makan dan beranjak remaja, barulah terasa ada perbedaan diantara mereka. Anak monyet gemar memakan buah-buahan. Berbeda dengan bawah umur serigala. Mereka lebih suka memakan daging dan kerap kali induk serigala membawa mangsanya untuk diberikan kepada anak-anaknya. Setelah bawah umur serigala itu sanggup mencari makanannya sendiri, barulah induk serigala melepasnya.

Ketika mereka semakin dewasa, bawah umur serigala dan monyet pun kesannya mulai mandiri. Mereka bertiga bermain, mencari mangsa dan tidur bersama. Dalam perjalan mencari mangsa yang jauh, tanpa disadari satu dari anak serigala itu terpisah dari mereka dan hilang entah kemana, sehingga mereka tinggal berdua menyusuri hutan belantara. Tiba-tiba mereka mendengar lolongan serigala yang minta tolong, suaranya sayup-sayup terdengar amat jauh. Keduanya gres mengetahui bahwa satu diantaranya tidak ada. Mereka berpikir bagaimana caranya menemukan anak serigala yang hilang itu.

Anak monyet yang sanggup memanjat, di mencarinya sambil bergelantung di atas pohon. Anak serigala yang satu berlari mengikuti monyet dari bawah. Sangat sulit menembus hutan belantara yang lebat itu. Lolongan serigala itu pun tiada henti dan semakin usang terdengar semakin dekat. Anak serigala mulai mengendus-endus dengan penciumannya yang tajam. Akhirnya, alasannya kecerdikannya, mereka berhasil menemukan kawasan dimana anak serigala itu berada. Ternyata ia tercebur ke dalam sumur perangkap yang dibentuk para pemburu.

Untuk menolong saudaranya, monyet menciptakan tali yang terbuat dari kulit pohon yang ada di sekitar kawasan itu. Dimasukkannya tali tersebut kedalam sumur. Sementara anak serigala yang satu menggigit ujung tali tersebut dengan giginya yang sangat besar lengan berkuasa dari atas, anak monyet masuk ke dalam sumur. Setelah hingga dibawah, monyet merasa iba melihat keadaan anak serigala yang lemas tak berdaya. “Kasihan sekali engkau, sudah dua hari lamanya kita berpisah, dan niscaya kamu tidak makan apapun selama itu.” Akhirnya mereka berhasil menarik anak serigala itu dari dalam sumur. Anak serigala yang satu terharu melihat keadaan saudaranya lemas hampir tanpa daya.

Dengan cepat monyet memanjat pohon unyuk mencari minum untuk saudaranya itu. Tidak beberapa usang sehabis itu, sang anak serigala pun dengan perlahan kembali segar. Keduanya amat berterima-kasih kepada monyet dikarenakan telah menyelamatkannya. Mereka pun bersepakat untuk pulang ke sarang menemui induk serigala. Sesampai di sarang, mereka mendapati induk serigala sedang berjalan kesana-kemari dengan gelisah. Begitu melihat ketiga anaknya, ia pun berseru, “Anak-anakku, kemana saja kalian selama ini? Aku mencari kalian kemana-mana, bahkan saya berpikir bahwa kalian habis di mangsa singa atau di makan oleh pemburu.”

Kedua anak serigala itu pun kesannya menceritakan semua kejadian yang gres saja mereka alami. Induk serigala merasa terharu dan amat berterimakasih kepada anak monyet. Ia juga tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan alasannya mereka semua sanggup bertemu kembali. Setelah keadaan tenang, induk serigala berkata kepada anak-anaknya, “Anak-anakku, kini saya sudah mulai tua, tidak besar lengan berkuasa lagi mencari mangsa terlalu jauh. Karena itu, bila kalian berburu, jangan terlalu lama. Cepat kembali ke sarang iani untuk melihatku.” Tanpa diminta anak monyet berkata, “Aku, akulah yang akan menemanimu, ibu. Bagiku mencari makan tidak harus jauh, di sekitar sini buah-buahhan dan daun-daun muda masih cukup banyak. Biarlah bawah umur ibu yang lain pergi jauh mencari mangsa, nanti saya akan memberitahukan keadaanmu pada mereka.”

Mendengar apa yang dikatakan monyet padanya, maka tenanglah induk serigala. Ia sanggup menikmati hari tuanya di temani oleh monyet dan kedua anaknya. Mereka sanggup saling membuatkan disaat suka maupun duka. Monyet pun merasa puas dengan keadaan ini. Ia bersyukur di berikan kesempatan oleh Tuhan untuk membalas kebaikan serigala.

Pesan Moral Cerita Dongeng : Kita menolong orang dihentikan memandang pada keturunan juga golongan. Kita harus nrimo menyerupai halnya srigala yang nrimo menolong anak monyet walaupun ia tau monyet bukan bab dari jenis dan bangsanya tapi ia mau merawatnya hingga cukup umur hidup bersama selamanya.

Scud Story memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan dongeng dan dongeng, mencakup unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu mencakup Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai  unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.

Previous
Next Post »

Post a Comment