Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Monday, June 24, 2013

Tari Bedhoyo Ketawang

Salah satu tarian yang berasal dari keraton Mataram masa kemudian yang sampai kini masih sangat diminati oleh para penggemar tari alasannya ialah keindahan geraknya ialah salah satunya tari Bedhoyo Ketawang. Saking terkenalnya tarian ini kini tidak hanya dipelajari oleh kalangan keraton saja melainkan sudah lintas negara. Banyak sanggar tari-sanggar tari yang membuka les khusus untuk mempelajari tarian ini baik yang berada di Indonesia sendiri maupun di mancanegara.

Tarian yang konon diciptakan oleh Sultan Agung (1613 - 1645) yang merupakan raja pertama dari kerajaan Mataram dan dibantu oleh Ratu Kencanasari atau yang lebih dikenal dengan nama Kanjeng Ratu Kidul penguasa maritim selatan ini pada mulanya hanya dipentaskan saat penobatan raja yang gres dan hari ulang tahun penobatan raja atau “Tingalan Dalem Jumenengan”.

Pada masa itu saat pertama kali tarian diciptakan berdasarkan dongeng rakyat yang berkembang konon sang sultan terlebih dahulu memerintahkan para pakar gamelan untuk membuat sebuah gendhing yang berjulukan ketawang. Tapi meskipun para pakar gamelan itu telah mencoba membuat gendhing yang berdasarkan mereka tepat sang Sultan tak pernah puas dan merasa masih ada kekurangan sampai kemudian datanglah Sunan Kalijaga ikut membantu membuat gendhing tersebut. Dan gres sehabis Sunan kalijaga ikut turun tangan inilah kemudian sang Sultan pun menyetujui gendhing tersebut dan merasa puas. 


Tari Bedhoyo Ketawang dipertunjukkan oleh sembilan perempuan yang semua penarinya menggunakan pakaian batik Dodot Ageng dengan motif Bangun tulak alas-alasan yang menyebabkan penarinya terasa manis dan menggunakan tambahan kepala yang juga tak kalah indahnya. Mengenai komposisi dari sembilan penari ini sendiri mempunyai makna filosofis dan mengandung dongeng tertentu yang sangat simbolik dan tidak menggunakan dialog. Gerak-geraknya sangat halus dan lembut. Komposisi 9 mempunyai nama sendiri-sendiri yaitu Batak, Jangga, Dada, Buncit, Apit Ngajeng, Apit Wingking, Endel pojok, Endel Weton Ngajeng, endel Weton Wingking.

Previous
Next Post »

Post a Comment