Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Monday, June 24, 2013

Tradisi Ojung Untuk Meminta Hujan

Tradisi ojung merupakan sebuah tradisi yang hingga kini masih tetap dipertahankan warga Desa Klabang, Bondowoso yang bertujuan untuk meminta turun hujan semoga desa mereka tak mengalami kekeringan saat demam isu kemarau panjang tiba.

Tradisi yang pada puncaknya akan digelar sebuah pertandingan saling memukul memakai rotan dengan penerima pria yang berusia rata-rata antara 17 hingga 50 tahun ini dibuka dengan dengan pergelaran dua tarian yang masing-masing berjulukan tarian topeng kuna dan tarian rontek singo wulung.

Asal-usul dari dua tarian diatas sendiri konon bermula dari sebuah tokoh desa tersebut yang dianggap hero pada masa kemudian yakni Juk Seng alasannya yaitu kegigihannya dalam mengusir penjajah. Juk Seng pada masa itu yaitu seorang demang yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh pengikut setianya berjulukan Jasiman bersama murid-muridnya. 

Konon pada masa itu, untuk membiayai perjuangannya melawan penjajah Juk Seng kerap ngamen dengan menggelar pertunjukan dua tarian tersebut. Dan alasannya yaitu warga tahu bahwa uang hasil dari ngamen itu akan dipakai sebagai penunjang usaha maka warga pun tak segan untuk menyawer uang mereka.

Tradisi menyawer inilah yang hingga kini pun masih tetap dilakukan warga saat dua tarian ini dipentaskan, tak terkecuali saat dua tarian tersebut digelar pada tradisi ojung. 

Begitu tarian topeng kuna dan tarian rontek singo wulung final digelar barulah kemudian warga menyiapkan sesaji-sesaji sambil memperabukan dupa di samping mata air yang ada di desa itu. Setelah program doa bersama final barulah kemudian warga tumplek blek di samping mata air tersebut untuk makan bersama.

Setelah semua ritual final digelar barulah kemudian acar inti pun dilaksanakan yakni sebuah pertandingan saling memukul memakai rotan. Ketika wasit memberi aba-aba, semua penerima pun dengan tangkas saling memukul tubuh lawannya memakai rotan.

Panasnya sekujur tubuh jawaban lecutan rotan lawan inilah yang konon akan mendatangkan rasa iba pada sang pemilik kehidupan untuk segera menumpahkan air hujan semoga segala panasnya tubuh sanggup terbasuh.

Previous
Next Post »

Post a Comment