Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Wednesday, July 16, 2014

Passiliran, Kuburan Bayi Di Toraja

Di Toraja, Sulawesi Selatan, para pengikut Aluk Todolo (kepercayaan kepada leluhur) mempunyai tradisi khas dalam menyikapi kematian, ibarat perayaan Rambu Solo yang dilaksanakan begitu megah dan sanggup memakan waktu berhari-hari juga biaya sampai ratusan juta alasannya dianggap sebagai penghormatan terakhir bagi yang meninggal dan juga sekaligus mengantarnya ke alam puya atau alam baka.

Selain perayaan rambu solo, tanah Toraja juga punya tradisi lain menyangkut simpulan hidup adalah tradisi penguburan bayi yang meninggal sebelum tumbuh gigi yang disebut passiliran. Berbeda dengan penguburan orang-orang bakir balig cukup akal yang biasanya dikuburkan di tebing-tebing, bagi bayi yang meninggal sebelum tumbuh gigi ini di kuburkan di badan sebuah pohon yang mempunyai diameter cukup besar (sekitar 800 sampai 100 cm) adalah pohon Tarra. Pohon Tarra sendiri di pilih alasannya pohon ini disamping mempunyai diameter cukup besar juga mempunyai getah yang berlimpah yang diyakini penduduk setempat sebagai pengganti air susu ibu bagi si bayi yang meninggal. 

Lebih jauh dari itu, . Dengan menguburkan bayi di pohon Tarra, orang Toraja menganggap bayi ini ibarat dikembalikan lagi ke rahim ibunya. Makanya, lubang kawasan meletakkan mayit bayi di badan pohon Tarra ini pun dibentuk sedemikian rupa sampai mempunyai kemiripan dengan rahim, dan si mayit bayi diletakkan begitu saja tanpa dibungkus kain apapun sehingga benar-benar ibarat bayi yang berada di kandungan ibunya. Setelah sang mayit bayi diletakkan, lalu lubang itu pun ditutup kembali dengan memakai media ijuk dari pohon enau. 

Dalam satu pohon Tarra yang besar biasanya tak hanya berisi satu passiliran (kuburan) tapi sanggup juga lebih. Maka dari itu apabila terdapat beberapa jendela hitam terbuat dari ijuk dalam satu pohon Tarra, maka sanggup dipastikan di pohon tersebut terdapat beberapa kuburan anak kecil yang belum tumbuh giginya.

Anak yang telah meninggal itu akan kembali tumbuh dan besar bersama tumbuhnya pohon itu. menebang pohon itu berarti sama dengan memutus kelanjutan hidup bayi yang telah meninggal itu.

Previous
Next Post »

Post a Comment