Mengenal dan Memahami Budaya Indonesia, upacara adat, pelet, wayang, mitos dan legenda, rumah adat, pakaian adat, Asal Usul Sejarah Borobudur, Nenek Moyang, Tari Rumah Adat, Hindu, Budha, Islam, Majapahit, Merah Delima, Pusaka, Pocong, Kuntilanak, Nyi Roro Kidul

Sunday, November 15, 2015

Tiga Budaya Dalam Satu Ciloka

Bukan orisinil Bali, bukan persis Jawa, dan bukan pula persis Melayu. Tetapi Lombok yang lain, yang bertembang mocopat, bersyair Melayu, dan berakapela dalam sebuah cepung. Demikian penggambaran secara gamblang perihal kesenian tradisional Ciloka (atau Cilokaq) yang masih tumbuh dan hidup di tengah masyarakat Sasak, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ciloka berasal dari kata “seloka”, yang dalam bahasa Sasak disebut lelakaq.

Ciloka merupakan orkestra dengan vokal tunggal maupun berpasangan. Diiringi banyak sekali instrumen gesek, tiup, petik, dan pukul—seperti biola, seruling, saron, rerincik, jidor, mandolin, gendang, dan petuk—Ciloka tampil meriah.

Menurut klarifikasi Kepala Taman Budaya Sasak, Lalu Prima Wiraputra, Ciloka berkembang seiring efek Kerajaan Gowa (Sulawesi Selatan) di Lombok. Kerajaan Gowa menguasai Kerajaan Selaparang pada tahun 1640, dan pada dikala yang sama Selaparang menjalin kekerabatan dekat dengan Kerajaan Demak (Jawa). Di lain pihak, Raja Gelgel dari Bali sedang memperluas sayap kekuasaannya ke timur sampai Lombok.


Pengaruh ketiga kebudayaan itu memberi warna Melayu, Jawa, dan Bali dalam Ciloka. “Di tengah masyarakat Sasak, Ciloka merupakan bentuk verbal untuk memberikan kritik sosial dan pesan moral,” kata Lalu Prima.

Kritik sosial
Seni musik tradisional Ciloka ialah bentuk sastra suku Sasak yang dinyanyikan. Menurut Lalu Prima, pantun-pantun berisi kritik sosial biasanya menyindir kebijakan penguasa yang kurang menguntungkan atau berupa impian masyarakat.

“Ciloka juga sangat efektif sebagai media penyadaran atau pendidikan, dengan memberikan pesan-pesan moral, alasannya ialah bahasa yang dipakai gampang meresap ke hati masyarakat Sasak Lombok,” ucapnya.

Previous
Next Post »

Post a Comment